"PORTAL GEOGRAFI, LINGKUNGAN DAN TATA KOTA" Gapai mimpimu untuk masa depan yang lebih baik

PENGERTIAN PLANKTON

Plankton merupakan organisme baik itu tanaman maupun hewan yang pergerakannya terbatas di dalam air dan gerakannya dipengaruhi oleh arus. Istilah plankton pertama kali digunakan oleh Victor Hensen pada tahun 1887, dan disempurnakan oleh Haeckel tahun 1890. Difinisi tentang plankton telah banyak dikemukakan oleh para ahli dengan pendapat yang hampir sama yakni, seluruh kumpulan organisme, baik hewan maupun tumbuhan yang hidup terapung atau melayang di dalam air, tidak dapat bergerak atau dapat bergerak sedikit dan tidak dapat melawan arus. Individu plankton (plankter) umumnya berukuran mikroskopis, meskipun demikian ada plankter yang berukuran beberapa meter misalnya ubur- ubur dapat mencapai ukuran 1 meter dengan tentakel sepanjang 25 meter.


       Plankton dapat dikelompokkan menjadi beberapa kelompok berdasarkan cara makan, habitat, asal, ukuran dll. Pengelompokkan plankton yang paling umum didasarkan pada cara makannya. Berdasarkan cara makan plankton dapat dibedakan menjadi saproplankton, fitoplankton, dan zooplankton. Di perairan, peran plankton tersebut sangat penting. Terutama dalam usaha budidaya ikan/udang, plankton dapat berfungsi sebagai pakan alami yang ramah lingkungan. Plankton juga dapat digunakan sebagai indikator kesuburan perairan.

     Plankton mengalami perubahan dan variasi dari waktu ke waktu. Variasi atau perubahan komunitas tersebut tidak lain karena adanya pengaruh faktor-faktor lingkungan yang komplek. spesies yang dominan pada waktu tertentu sering menjadi langka atau menghilang sama sekali pada waktu berikutnya, atau sebaliknya. Perubahan ini dipengaruhi oleh faktor fisika (suhu, intensitas cahaya), faktor kimia (unsur hara), dan faktor biologis (kompetisi dan pemangsaan). Jenis plankton yang berbeda mempunyai reaksi yang berbeda pula misalnya terhadap suhu dan intensitas cahaya.

       Keberadaan plankton di perairan tidak selalu menguntungkan, keadaan merugikan adalah ketika plankton jenis tertentu tumbuh secara berlebihan atau disebut juga blooming plankton. Blooming akan merusak keseimbangan perairan, terutama jika terjadi defisiensi oksigen pada saat malam hari. Blooming plankton biasanya disebabkan oleh spesies tertentu sepertiGymnodinium sp., Spirulina sp, dll.

       Banyaknya peran dan pengaruh plankton bagi perairan khususnya dalam bidang perikanan maka studi tentang plankton dijadikan objek tersendiri dan disebut planktonologi. Untuk menambah pengetahuan tentang planktonolgi, selain informasi yang didapat dari perkuliahan diperlukan pendalaman lebih lanjut yang dilakukan melalui kegiatan praktikum.
 
1. Ciri-ciri Plankton
 
            Menurut Nybakken (1988), plankton adalah kelompok-kelompok organisme yang hanyut bebas dalam laut dan daya renangnya sangat lemah. Kemampuan berenang organisme-organisme planktonik demikian lemah sehingga mereka sama sekali dikuasai oleh gerakan air, hal ini berbeda dengan hewan laut lainnya yang memiliki gerakan dan daya renang yang cukup kuat untuk melawan arus laut.

            Plankton adalah biota yang hidup di mintakat pelagic mengapung,menghanyutkan atau berenang sangat lemah, artinya mereka tak dapat melawan arus (Romimohtarto dan Sri, 2009).

Menurut Djarijah (1996), plankton terkadang ditemukan terapung di permukaan air, di dasar, ataupun melayang-layang memenuhi kolom air. Plankton ini ada yang bergerak aktif seperti hewan pada umumnya, tetapi ada pula yang bisa melakukan assimilasi (photosynthesis) seperti halnya tumbuhan di daratan.

a.phylum chlorophyta

 
 Menurut Herawati (1989), cirri chlorophyta antara lain:
v  Berwarna hijau karena mempunyai proporsi pigmen pada chloroplas nya jauh lebih baik
v  Tersebar luas paada daerah air stagner dari perairan tawar sampai kelaut tetapi lebih spesifik pada perairan tawar
v  Reproduksinya secara seksual
v  Dinding selnya bagain bawah terdiri dari selulosa yang dilapisi jaringan pectin
v  Bisa menyebabkan blooming perairan jika mereka membentuk lapisan pectin dan tebal
               
           b. Phylum Chyanophyta
 
               
 
Menurut Herawati  (1989) ciri Cyanophyta  antara lain:
v  Mengandung pigmen kebiruan cphycocianin dan sering juga pigmen kemerahan
v  Variasi warna disebabkan oleh clorofil , care tonoid, phyloocoanin, plycococoid dan kadang –kadang juga oleh pigmen sel serta refraksi warna oleh pseudova
v  Tidak mempunyai membrane nucleus dan nukleous
v  Reproduksi aseksual
v  Sering menyebakan blooming perairan
v  Hidup meleyang pda atau dekat permukaan
v  Hidup secara berkoloni
v  Jika mati menghasilkan bau busuk

 c. Phylum Chryscphyta 
 
            
 
Menurut Herawati ,cirri-ciri Chryscphyta antara lain:

vBersift bentis atau bahkan arsial dan tertestial, sedangkan lainnya bersifat ephiphytic/epizopic
v  Dapat berkembang cepat sebagai ,flora planktonik
v  Merupakan tanaman satu sel
v  Sel diatom terdiri dua bagian disebut value. Bagian atau atsas epiteca dan bagian bawah hypoteca
v  Value mengandung silica
v  Reproduksinya dengan cara pembesaran sel dan pembentukan spora
v  Reproduksi seksual

 d. Phylum Rhodophyta
           
             
 
Dalam selnya mempunyai dinding yang terdiri dari selulosa dan agar karagen.tidak pernah menghasilkan sel-sel berflagel.pigmen klorofil terdiri dari klorofil A dan P,pigmenn fikobilin terdiri dari fitoetrin dan tikosia yang sering disebut pigmen aksesoris.pigmen tersebut ada dalam kloroplas cadangan makanan berupa tepung holidea dan berada diluar klorofil.Reproduksi secara vegetative dilakukan dengan frekmentasi rhodophyta memberi bermacam-macam spora,dan pospora(spora seksual) sperta nektral, monopora ,tetrasporo, biospora, polispora (Davisi ,1995)

 2. Peranan Plankton di Perairan
 
            Pentingnya peranan fitoplankton sebagai pengikat awal energy matahari menjadikan fitoplankton berperan penting bagi kehidupan laut. Dengan demikian keberadaan fitoplankton dapat dijadikan indicator kualitas perairan yakni Gambaran tentang banyak atau sedikitnya jenis fitoplankton yang hidup di suatu perairan dan jenis-jenis fitoplankton yang mendominasi, adanya jenis fitoplankton yang dapat karena zat-zat tertentu yang sedang blooming, dapat memberikan gambaran mengenai keadaan perairan yang sesungguhnya (Ferianita dkk, 2005).
            Menurut Hutabarat dan Stewart (2008), fitoplankton mempunyai peranan yang sama pentingnya baik di system pelagic maupun seperti yang diperankan juga oleh tumbuh-tumbuhan hijau yang lebih tinggi tingkatnya di ekosistem daratan; mereka adalah produsen utama (primary produsen) zat-zat organic. Seperti tumbuh-tumbuhan hikjau yang lain, plankton membuat ikatan-ikatan organic yang kompleks dari bahan anorganik yang sederhana.

   Plankton (phytoplankton) sebagian besar merupakan organiisme autotropik dan menjadi produsen primer dari bahan organik pada habitat aquatic. Komponen lain dari plankton adalah hewan heterotropic (natutionally dependent) yang disebut zooplankton. Dengan demikian phytoplankton bersifat sebagian dasar atau baseline dari jaring-jaring makanan yang ada pada lingkungan  perairan (Herawati, 1989).

 3. Jenis-jenis Plankton di Perairan
 
            Menurut Hutabarat dan Stewart (2008), Fitoplankton adalah tumbuh-tumbuhan air yang berukuran kecil yang terdiri dari sejumlah besar klas yang berbeda.

Zooplankton adalah suatu grup yang terdiri dari berjenis-jenis hewan yang sangat banyak macamnya termasuk protozoa, coelenterate, moluska, annelid, crustacea (Pratomo, 2010).
   Menurut Goldman dan Alegandra (1983), plankton dibagi menjadi
1)  Holoplankton, merupakan plankton yang banyak dijumpai termasuk ganggang seperti : Asterionella, Fragilaria, dan Tubellaria.
2)  Meroplankton, merupakan planjton yang cukup banyak yang termasuk golongan ini seperti diatom melosira.
Share:

Wikipedia

Search results