a. Kambrium
Endapan
yang terbentuk pada masa Kambrium banyak ditemukan fosil sehingga banyaklah
yang dapat diketahui tentang keadaan kehidupan masa itu. Masa ini ditandai oleh
adanya endapan-endapan yang mengandung jasad-jasad fosil yang telah mencapai
tingkat perkembangan yang tinggi, bila dibandingkan dengan yang dijumpai
pada
masa Prakambrium. Semua masih hidup terbatas pada air. Oleh karena itu,
sisa-sisa peninggalannya hanya berupa jasad-jasad air, terutama jasad-jasad
samudera. Contohnya archaecyata dan binatang Trilobit Olenellus.
1)
Archaecyatha
Peranannya
seperti binatang karang. Jenis ini banyak membentuk endapan-endapan gamping yang
tebal. Pembentukannya seperti yang dibuat oleh binatang karang sekarang ini di
laut-laut daerah tropika. Gamping yang mengandung Archaecyatha telah banyak ditemukan
di California, Siberia, Spanyol, Australia, dan lain-lain.
2) Binatang
Yang
menjadi fosil penunjuk yang terpenting yang pada zaman Kambrium adalah Trilobita,
yaitu sebangsa jenis udang-udangan yang berkulit keras. Batuan pada masa Kambrium
bercirikan endapan gamping yang mengandung banyak pirit, sedimen pasir, dan berlempungyang
kaya akan fosil. Pada masa ini tidak terdapat batas iklim yang nyata, jasad
yang membentuk gamping memerlukan air yang hangat. Jadi, pada saat itu iklimnya
sedang, bahkan panas. Masa Kambrium ditaksir lamanya 70 juta tahun. Anggapan
yang menyebabkan binatang-binatang yang dapat memfosil semakin banyak dan ditemukan
sebagian besar di daerah tertentu, misalnya Kanada Barat sebagai berikut.
a)
Pada masa Kambrium, batu-batuan terkena pengaruh metamorfosa lebih kecil
sehingga lapisan-lapisan batu-batuan yang telah diendapkan dalam zaman geologi
yang lebih muda. Contohnya lempung lemigrad untuk pembuatan barang-barang
pecah-belah.
b)
Setelah Prakambrium, beberapa kelompok binatang lebih banyak mempunyai kerangka
maka kemungkinan untuk memfosil lebih besar. Dengan menggunakan fosil maka
dapat diketahui 3 macam zaman Kambrium, yaitu fauna Kambrium bawah, fauna
Kambrium tengah, dan fauna Kambrium atas.
a) Fauna kambrium bawah Masih
bersifat kosmopolit, yaitu binatang-binatang masih terdapat di mana-mana di
dunia (Trilobit Olenellus).
b) Fauna kambrium tengah Sudah
terbagi menjadi daerah-daerah fauna pasifik dan Atlantik. Daerah Atlantik sebagai
fosil binatang Paradoxides (Pasifik Olenoides).
c) Fauna kambrium atas Daerah
fauna Pasifik bercirikan Diclocephalus dan terus menembus Eropa-Tiongkok-Tibet
sampai Spanyol. Daerah fauna Atlantik bercirikan Olenus. b. Silur
Pada zaman Silur, penyebaran
fauna lebih luas dibandingkan dengan masa Kambrium. Banyak kelompok binatang
baru muncul pada zaman Silur ini. Di antaranya yang terpenting adalah
Vertebrata atau binatang bertulang punggung. Graptalit adalah ciri fosil
penujuk pada masa Silur dan merupakan kumpulan/kalori binatang kecil yang disebut
Rabdosoma.
Sedimen pasir gamping,
kebanyakan diendapkan pada tempattempat daerah yang terangkat di dekatnya.
Banyak binatang karang berkembang biak dengan baik sehingga jasad-jasadnya
meninggalkan lapisan batu gamping yang tebal. Sedimen dengan ciri fasies Graptalit
terbentuknya di lautan yang dalam, tetapi kini ternyata kebanyakan di antara
lempung-lempung itu diendapkan di lautan yang dangkal, yang kadang-kadang
tertutup oleh ganggang laut. Hal ini menyebabkan laut berwarna hitam (Laut
Hitam). Di Indonesia zaman Silur adalah zaman yang tertua yang diketahui. Fosil
Silur berupa koral bulat yang bernama Halisites, telah banyak ditemukan orang
dalam batu-batu lepas dalam suatu sungai di Papua. Air hujan di Niagara terjadi
pada endapan-endapan Silur. Iklim pada zaman Silur di mana-mana mengalami panas
yang hampir sama dengan masa Kambrium. Adanya sisa evaporit-evaporit
menunjukkan adanya iklim yang kering dan mungkin ada suasana gurun.
c. Devon
Zaman
ini bercirikan munculnya tumbuh-tumbuhan darat dan binatang bertulang punggung.
Di laut dijumpai perkembangan luas kelompok-kelompok binatang yang tidak
bertulang punggung, seperti Amronit. Pada dasarnya Devon terbagi atas 3 macam,
yaitu Devon bawah, Devon tengah, dan Devon atas. Pada umumnya daerah Old Red
Sandstone (ORS) terdiri atas Arkosa Konglomerat, batu pasir, yang kesemuanya
berasal dari perombakan pegunungan Kaledonia. Daerah ORS ini meliputi daerah
sekitar pegunungan Kaledonia, Inggris, Skotlandia, Skandinavia, Spitsbergen, Grondalia,
hingga jauh melampaui dataran tinggi Rusia. Khusus di Grondalia, ORS berselang-seling
dengan endapan-endapan laut dangkal. Demikian pula di Tiongkok terdapat endapan
ORS, terutama di Kuangli (karena ada hubungan lautan pada saat benua Eropa dan
Asia masih bersatu).
Pada
zaman Devon banyak ditemukan lapisan-lapisan endapan daratan yang sungguh luas.
Banyak di antaranya diendapkan dalam sungai atau dalam danau. Dalam lapisan
banyak ditemukan fosil-fosil ikan, demikian pula perkembangan tumbuhan daratan
baru berarti setelah zaman Devon.
Pada
zaman Devon keadaan iklim sangat panas, dan di daerah tropika banyak hujan
disertai tumbuhan berkembang, mengakibatkan terjadinya tanah merah yang
bersifat laten. Di samping itu dengan adanya sungaisungai dan danau-danau,
menunjukkan iklim yang agak lembab. Di beberapa tempat ditemukan bekas-bekas
yang menunjukkan adanya gletser-gletser besar. Bekas-bekas ini ditemukan di
Afrika Selatan, Grondalia, dan Amerika.
Di
Indonesia zaman Devon hanya dapat ditunjukkan di beberapa tempat saja, yaitu
dengan adanya Heliolithes dan Tetracoralla. Clathrodyctyon daerah sungai Telen
di Kalimantan adalah satu-satunya tempat di Indonesia yang telah terbukti
mempunyai batuan-batuan Devon. d. Karbon Zaman ini ditandai dengan
timbulnya sejumlah besar karbon bebas di pelbagai bagian dunia. Karbon atau
Carbonium atau Arang ini amat berpengaruh pada keadaan cuaca/iklim. Pada zaman
Karbon ini terjadipembentukan pegunungan;
hal-hal inilah yang menyebabkan zaman Karbon dapat dikenal dengan nyata. Terjadinya
batu bara sangat erat hubungannya dengan pengangkatan dan pembentukan
pegunungan. Adanya karang menunjukkan iklim sedang yang agak panas; adanya
sedimen Klasika yang berwarna merah dengan rekah kerut menandakan iklim
kering/arid. Adanya tumbuh-tumbuhan dengan daun yang cukup rindang menunjukkan
adanya pelembagaan. Tidak adanya lingkaran tahun pada batang-batang serta
tumbuh terus, menunjukkan tidak adanya perbedaan yang menyolok. Endapan batu bara
yang berwarna merah menunjukkan peninggalan yang kering dan gersang.
Perkembangan
naptelia, amfibia yang muncul pada zaman Devon mengalami perkembangan pesat,
demikian pula perkembangan serangga, lebah, dan lipan. Serangga pada zaman ini
ialah pemakan daging/bangkai. Pada tempat di mana karbon diendapkan sebagai lapisan
dasar laut, di sana dijumpai karang/koral dalam jumlah yang besar.
Perkembangan
tumbuhan (paku/pakis, kawat/sumbar batu) lebih nyata dibandingkan dengan
binatang bertulang punggung. e. Perm Ciri-ciri perm ialah bahwa letak lapisan
yang diskor dan di atas karbon mengandung batu bara, juga adanya penyimpangan
fauna laut dari 2 karbon fosil pada zaman Paleozoikum akhir. Di Indonesia
peninggalan perm ditemukan di Timor pada lembah sungai Noil, besi di Miaffo
Timor Barat Daya berupa lapisan lava-lava bantal (kegiatan vulkanik). Di Sumatera
berupa gamping dan koral disertai dengan batuan dari gunung berapi. Lapisan
perm mengandung minyak, koalium (bahan porselin), lempung keramik, besi, dan
batu bara.
Pada
umumnya dalam sejarah bumi ditemukan kaidah-kaidah sebagai
berikut.
a. Bila perbedaan tinggi
topografi tidak seberapa dan terdapat genangan laut yang luas maka akan
terdapat iklim yang agak panas dan merata di bagian bumi yang luas.
b. Bila perbedaan tinggi
topografi besar, yaitu selama sesudah ada orogenese atau pengangkatan pegunungan
yang meluas di seluruh dunia, ada pembagian iklim dalam beberapa daerah, yaitu
iklim kutub, sedang, kering, gersang, dan iklim hujan tropis. Jadi, dari masa
Paleozoikum dan Prakambrium dapat disimpulkan beberapa hal, yakni sebagai
berikut.
a. Pada
zaman Azoikum dapat dikatakan belum ada kehidupan sama sekali, barulah pada
zaman Protonozoikum mulai ada kehidupan.
b.
Pada zaman Paleozoikum mulai ada fosil-fosil baik berasal dari flora maupun
fauna.
c.
Pada zaman Paleozoikum dapat disebut mulai ada tingkat kehidupan. Pada saat itu
mulai timbul berbagai kehidupan seperti tumbuhan daratan pertama, trolobita,
ikan, ubur-ubur, di mana tingkat kehidupan masih sangat sederhana.
No comments:
Post a Comment