"PORTAL GEOGRAFI, LINGKUNGAN DAN TATA KOTA" Gapai mimpimu untuk masa depan yang lebih baik

UAS DESA KOTA


SOAL UAS

1.      Cari minimal 2 teori terbentuknya desa dan berikan masing-masing contoh wilayahnya?
2.      Pada daerah antara kota dan desa, dengan perkembangan kota yang semakin pesat banyak terjadi permasalahan. Identifikasi malasalah-masalah yang muncul dan  bagaiman solusinya?
3.      Pada saat yang lalu kota digunakan sebagai sentral pertumbuhan wilayah sehingga banyak terjadi permasalahan pada wilayah kota yang merupakan tujuan perpindahan penduduk, maupun pada wilayah desa yang ditinggalkannya.
a.       Identifikasi masalah-masalah fisik, social dan budaya yang terjadi didesa dan bagaimana mengendalikannya?
b.      Identifikasi masalah-masalah fisik, social, dan budaya yang terjadi dikota dan babgaimana mengendalikanya?
4.      Bagaimana pengaruh kondisi geografi pada pembentukan desa?
5.      Pendekatan ekologis dalam pengembangan kota meliputi pendekatan yang menggunakan teori konsentris, teori sector, dan teori multi inti, beri penjelasan dan contoh!
6.      Cepat lambatnya pemekaran fisik yang ada dikota sangat dipengaruhi oleh interaksinya dengan daerah sekitarnya, termasuk interaksi dengan desa sekitarnya. Desa seperti apa yang mampu menjadi daya tarik kuat dalam pemekaran fisik kota tersebut?
7.      Dalam interaksi antara kota dan desa, wilayah peralihan merupakan wilayah yang banyak menanggung beban, mengapa?
8.      a. Apa yang dimaksud kota?
b. Sebutkan dan jelaskan cirri-ciri kota?
c. Apakah yang dimaksud inti kota dan selaput inti kota?







JAWABAN:

1.   Teori Terbentuknya Desa
a.       Desa dibentuk atas prakarsa masyarakat dengan memerhatikan asal usul desa dan kondisi sosial budaya masyarakat setempat. Pembentukan desa dapat berupa penggabungan beberapa desa, atau bagian desa yang bersandingan, atau pemekaran dari satu desa menjadi dua desa atau lebih, atau pembentukan desa di luar desa yang telah ada. Desa dapat diubah atau disesuaikan statusnya menjadi kelurahan berdasarkan prakarsa pemerintah desa bersama BPD dengan memerhatikan saran dan pendapat masyarakat setempat. Desa yang berubah menjadi kelurahan, lurah dan perangkatnya diisi dari pegawai negeri sipil dan kekayaannya menjadi kekayaan daerah dan dikelola oleh kelurahan yang bersangkutan untuk kepentingan masyarakat setempat. Dalam wilayah desa dapat dibagi atas dusun yang merupakan bagian wilayah kerja pemerintahan desa dan ditetapkan dengan peraturan desa.
b.      Desa juga dapat berawal dari suatu tempat yang dianggap keramat, adanya sumber air, pertambangan, pertambakan, dan lain-lain, bahkan ada yang berasal dari lokasi di antara dua desa yang saling berhubungan. Desa ini tidak dapat tumbuh jika tidak ada suatu ikatan antara satu penduduk dengan penduduk lainnya.

2.      Permasalahan yang muncul antara kota dan desa yaitu:
·           Permasalahan Kota:
a.      Pengangguran
Arus urbanisasi yang tinggi menyebabkan lapangan pekerjaan menjadi sempit sehingga banyak pengangguran . Jumlah pengangguran dewasa ini mencapai 38 juta jiwa. Di kota-kota besar seperti Jakarta, Surabaya dan Bandung sebagian besar pengangguran banyak yang rela menjadi “Pak Ogah” yang mengatur lalu lintas dengan upah belas kasihan(kadang-kadang memaksa). Mereka mudah di mobilisasi untuk melakukan kegiatan demostrasi dan kerinutan.
b.      Rawan Pangan
Jenis pekerjaan masyarakat kota lebih mengarah kepada sektor jasa dan industry yang secara tidak langsung tidak dapat menyediakan kebutuhan akan pangan dan gizi bagi dirinya sendiri (Agus Susanto, 2000), sehingga jika dilanda krisis yang  muncul adalah rawan pangan. Berdasat penelitian bahwa, kemiskinan  masyarakat kota lebih rawan apabila di bandingkan masyarakat desa.
c.       Rawan Moral
Apabila rawan pangan tersebut berkelanjutan, maka akan berkembang menjadi rawan moral. Dampak dari rawan moral ini, orang akan bertindak dan akan berbuat apa saja yang tidak dapat diterima oleh akal sehat, seperti perampokan, penjambretan, pembunuhan, pemerkosaan, dan sebagainya.
d.      Gelandangan
Gelandangan sebagai suatu gejala social yang terwujud di perkotaan. Munculnya gelandangan karena, pendatang desa yang rendah pendidikannya dan kurang mempunyai keterampilan, sehingga mereka tidak mendapatkan pekerjaan yang memadai di kota. Mereka akan melakukan pekerjaan apa saja asal bisa untuk mempertahankan kelangsungan hidupnya. Dan mereka juga akan menempati tempat-tempat yang kosong untuk tidur. Mereka hidup dengan tidak mempunyai kepastian dalam pekerjaan, penghasilan, dan tempat tinggal (Tadjuddun Noer Efendi, 1986).
e.       Lingkungan
Ada beberapa masalah dalam lingkungan perkotaan, yaitu antara lain :
ü  Meningkatnya kegiatan industri  dan transpotrasi yang dapat menghasilkan emisi buangan bahan bakar yang tinggi.
ü  Kesadaran lingkungan yang rendah, terbukti seperti membuang limbah cair atau padat di sembarang tempat.
Kedua masalah tersebut menyebabkan problem bagi kesehatan masyarakat perkotaan yaitu daya tahan masyarakat kota rendah dan mudah terkana penyakit. Penyakit yang biasa menyerang dari kedua masalah tersebut adalah infeksi saluran pernapasan atas (ISPA).
·         Solusi yang dapat saya berikan dalam menangani masalah yang ada di kota ada beberapa hal, yang  diantaranya adalah:
a.       Membuka peluang kerja kecil-kecilan agar penduduk yang menganggur dapat terwadahi
b.      Menciptakan atau membangun suatu pusat kerja pangan agar kapasitas pangan yang dibutuhkan oleh penduduk kota tercukupi, jadi tidak hanya terfokus dakam bidanng jasa saja.
c.       Moral yang sekarang kita ketahui di kota sudah sangan mengkhawatirkan, karena pengaruh yang negatif dari luar membawa moral penduduk di kota buruk. Untuk itu perlu adanya perbaikan dan bimbingan yang bisa membangkitkan moral yang baik di kalangan penduduk kota.
d.      Gelandangan yang sangat banyak di daerah kota, bisa di minimalisir dengan memberi peluang kerja dan memberi keterampilan agar  mereka mau belajar untuk membuka usaha peluang kerja yang dapat menghasilkan uang.
e.       Lingkungan yang kotor dan tercemar itulah masalah yang masih marak di daerah kota, hal ini perlu adanya penganan yang serius dari pemerintah serta kerja sama dengan masyarkat untuk membangun lingkungan yang bersih. Misalnya dari asap kendaraan, pemerintah dan masyrakat bisa membatasi kendaraaan setiap harinya, nisa membuat jadwal hari bebas polusi dimana masyrakat tidak boleh menggunakan kendaraan saat bepergian pada hari itu.

b)     Permasalahan di Desa
·         Masalah-masalah yang sering timbul bagi masyarakat pedesaan adalah antara lain sebagai berikut :
a.    Pertentangan (kontroversi)
Pertentangan ini bisa disebabkan oleh perubahan konsep-konsep kebudayaan (adat istiadat), psikologi atau dalam hubungannya dengan gung-guna (black magic).
b.    Pertengkaran (konflik)
Pertengkaran-pertengkaran yang terjadi di masyarakat pedesaan biasanya berkisar pada masalah kedudukan dan gengsi, perkawinan, dan sebagainya. Pertengkaran ini juga di sebabkan karena rumah warga pedesaan saling berdekatan dan tanpa di beri pembatas (pagar), sehingga mereka akan sering bertemu dan peristiwa-peristiwa terjadinya peledekan dan ketegangan amat banyak terjadi.
c.    Persaingan (kompetisi)
Kompetisi ini ada yang bersifat positif dan ada yang bersifat negatif. Apa bila kompetisi yang bersifat positif maka itu akan menambah erat tali persaudaraan di antara masyarakat pedesaan, namun apabila kompetisi ini bersifat negatif, maka akan menimbulkan permasalahan yang mungkin akan berujung pada pertengkatran.
d.   Kemiskinan
Apabila berbicara tentang masalah masyarakat pedesaan, maka tidak akan pernah lepas dai masalah kemiskinan. Karena umur kemiskinan sama dengan umur umat manusia.

·         Solusi dalam menanggapi permasalahn yang terdapat di desa yaitu:
a.       Memberi pengarahan kepada masyarakat desa bahwa ilmu hitam itu adalah aliran yang menyimpang dan perbuatan yang musyrik.
b.      Pertengkaran yang sering terjadi bisa dihindari dengan cara menghilangkan rasa gengsi antar kedua belah pihak, dan menanamkan sifat tenggang rasa dan tali kerukunan.
c.       Persaingan tersebut harus diarahkan ke hal yang bersifat positif dengan cara menyadarkan masyrakat untuk bersaing secara positif dan dari pihak tertinggi di desa tersebut ikut berpartisipasi guna kesejahteraan masyarakat.
d.      Dalam mengatasi kemiskinan perlu adanya suatu upaya baik itu dari masyarakat sendiri maupun dari pihak pemerintah. Mensubsidi pupuk untuk petani, meningkatkan pemeliharaan terhadap produk pertanian agar hasil panen yang dihasilkan baik sehingga dapat meningkatkan perekonomian penduduk.
  1. a. Permasalahan di desa
1.      Masalah sosial dan budaya
·         Rendahnya tingkat pendidikan
·         Rendahnya Kesadaran Petani terhadap adopsi inovasi pertanian
·         Solusi: meningkatkan mutu pendidikan, serta mengadakan sosialisasi kepada masyarakat petani agar dapat mengembangkan hasil dan peralatan pertaniannya.
2.      Masalah Ekonomi
·      Tersedianya permodalan untuk petani
·      Harga pupuk yang lumayan tinggi
·      Solusi: membatasi modal yang diberikan kepada petani agar ssat mengembalikannya tidak terlalu berat, mengajukan suara rakyat agar harga pupuk bisa disubsidi atau bisa diringankan.
3.      Masalah Geografis / fisik
·                               Minimnya infrastruktur jalan
·                               Kurangnya pelayanan kesehatan untuk penduduk didesa
·                               Minimnya MCK untuk warga desa
·      Solusi: meningkatkan pembangunan desa, meningkatkan pelayanan kesehatan untuk penduduk, dan membangun MCK pada daerah yang masih kurang.
b.      Permasalahan di Kota
1.      Masalah Sosial dan budaya
·                     Adanya perbedaan status sosial yang mencolok antara si miskin dan si kaya
·      Banyak anak-anak yang tidak bisa sekolah karena biaya pendidikan yang mahal di kota
·                     Banyak pengangguran dan kriminalitas
·      Solusinya: meminimalisir kesenjangan yang terjadi dengan cara mengajarkan beberapa keterampilan bagi masyarakat kota yang tidak memiliki pekerjaan agar dapat membuka peluang usaha.
2.    Masalah Fisik
·      Lingkungan yang kumuh
·      Sulitnya air bersih
·      Menumpuknya sampah
·      Kemacetan di jalan
·      Solusinya: menertibkan pembuangan sampah agar tidak terjadi lingkungan yang kumuh, dan sampah yang menumpuk. Selain itu juga menertibkan lalu lintas agar di jalan kemacetan tidak terlalu tinggi.

3.    Pengaruh Kondisi geografi pada pembentukan desa adalah letak suatu tempat yang tidak memungkinkan akan memperlambat pembentukan dan perkembangan suatu desa misalnya pada transportasi untuk berinteraksi dengan desa lain, dalam sektor untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. Jika kondisi geografis desa itu baik, maka pertumbuhan yang terjadi berjalan dengan cepat bahkan akan sangat ramai untuk dikujungi oleh masyarakat dari luar desa. Serta hal ini dapat membantu kelancaran akses perekonomian penduduk di pedesaan.
4.    Pendekatan ekologis dalam pengembangan kota meliputi pendekatan yang menggunakan teori sebagai berikut :
a.       Teori Konsentrik
Teori konsentrik yang diciptakan oleh E.W. Burgess ini didasarkan pada pengamatanya di Chicago pada tahun 1925, E.W. Burgess menyatakan bahwa perkembangan suatu kota akan mengikuti pola lingkaran konsentrik, dimana suatu kota akan terdiri dari zona-zona yang konsentris dan masing-masing zona ini sekaligus mencerminkan tipe penggunaan lahan yang berbeda. Dalam teori ini terdapat 5 zona yaitu:
4.      Zona 1: Daerah Pusat Kegiatan/DPK (Central Business District/CBD)
Daerah ini merupakan pusat dari segala kegiatan kota antara lain politik, sosial-budaya, ekonomi, dan teknologi. Terdiri dari 2 bagian yaitu: (1) Daerah Inti dengan kegiatan dominan yang berkaitan dengan supermaket, bioskop, perbankan, hotel, perkantoran dan lainnya dan (2) Bagian luar yang ditempati oleh bangunan yang diperuntukkan kegiatan ekonomi dalam jumlah besar, seperti pasar, pergudangan, dan sebagainya.
5.      Zona 2: Daerah Peralihan/DP (Transition Zone/TZ)
Zona ini merupakan daerah yang mengalami penurunan kualitas lingkungan permukiman yang terus-menerus dan makin lama makin hebat. Penyebabnya tidak lain karena adanya intrusi fungsi yang berasal dari zona pertama.
6.      Zona 3: Zona perumahan para pekerja yang bebas/ZPPB (Zona of Independent Workingmen’s Homes/ZIWH)
Zona ini paling banyak ditempati oleh perumahan pekerja-pekerja baik pekerja pabrik, industri, dan lain sebagainya. Diantaranya adalah pendatang-pendatang baru dari zona 2, namun masih menginginkan tempat tinggal yang dekat dengan tempat kerjanya. Belum terjadi invasi dari fungsi industri dan perdagangan ke daerah ini karena letaknya masing terhalang oleh zona peralihan. Kondisi permukiman lebih baik dibandingkan dengan zona peralihan walaupun sebagian besar penduduknya masih masuk dalam kategori “low-medium status.
7.      Zona 4: Zona permukiman yang lebih baik /ZPB (Zone of Better Residences/ZBR)
Zona ini dihuni oleh penduduk yang berstatus ekonomi sangat baik, namun mereka kebanyakan mengusahakan sendiri bisnis kecil-kecilan, para profesional, para pegawai dan sebagainya. Kondisi ekonomi umumnya stabil sehingga lingkungan permukimannya menunjukkan derajad keteraturan yang cukup tinggi. Fasilitas permukiman terencana dengan baiksehingga kenyamanan tempat tinggal dapat dirasakan pada zona ini.
8.      Zona 5: Zona Penglaju/ZP (Commuters Zone/CZ)
Zona-zona yang tercipta ini sebagai akibat interaksi-interaksi dan interrelasi elemen-elemen sistem kehidupan perkotaan dan mengenai kehidupan manusia, maka sifatnyapun sangat dinamis. Contohnya: Kota Surabaya, Jawa Timur.
b.      Teori Sektor
Teori ini dikemukakan oleh Humer Hyot (1939), menyatakan bahwa perkembangan kota terjadi mengarah melalui jalur-jalur sektor tertentu. Sebagian besar daerah kota terletak beberapa jalur-jalur sektor dengan taraf sewa tinggi, sebagian lainnya jalur-jalur dengan tarif sewa rendah yang terletak dari dekat pusat kearah pinggiran kota. Dalam perkembangannya daerah-daerah dengan taraf sewa tinggi bergerak keluar sepanjang sektor atau dua sektor tertentu (Spillane dan Wan, 1993:19).
Menurut Humer Hyot kecenderungan pendudk untuk bertempat tinggal adalah pada daerah-daerah yang dianggap nyaman dalam arti luas. Nyaman dapat diartikan dengan kemudahan-kemudahan terhada fasilitas, kondisi lingkungna baik alami maupun non alami yang bersih dari polusibaik fiskal maupun nonfiskal, prestise yang tinggi dan lain sebagainya. Contohnya: Kota Malang, Jawa Timur.



c.       Teori Multi Inti
Pertama kali diusulkan oleh C.D. Harris dan F.L. Ullman (1945). Menurut pendapatnya, bahwa kebanyakan kota-kota besar tidak tumbuh dalam ekspresi keruangan yang sederhana, yang hanya ditandai oleh satu pusat kegiatan saja, namun terbentuk sebagai suatu produk perkembangan dan integrasi yang berlanjut terus-menerus dari sejumlah pusat-pusat kegiatan yang terpisah satu sama lain dalam suatu distrik-distrik di sekitarnya di dalam proses pertumbuhan seanjutnya kemudian ditandai oleh gejala spesialisasi dan diferensiasi ruang. Lokasi zona-zona keruangan yang terbentuk tidak ditentukan dan dipengaruhi oleh faktor jarak dari DPK serta membentuk persebaran zona-zona ruang yang teratur, namun berasosiasi dengan sejumlah faktor dan pengaruh faktor-faktor ini akan menghasilkan pola-pola keruangan yang khas.
Contohnya : Kota Solo, Jawa Tengah.

5.    Desa yang mampu menjadi daya tarik kuat dalam pemekaran fisik kota adalah desa swasembada, karena desa swasembada sudah mampu bersaing dalam beberapa sector interaksi dengan tempat lain, salah satunya adalah kota.
Adapun ciri-ciri yang menjadi daya tarik kota terhadap desa swasembada adalah:
a). Interaksi dengan kota lain lebih intensif
b). Mata pencaharian beraneka ragam salah satunya adalah adanya iindustri kecil
c).  Mempunyai produksi desa yang maju, yaitu dalam sector pertanian, perkebunan dan lain-lain.
d).  Adanya sector system kelembagaan yang sudah bisa dikatakan lebih baik dari pada desa lainnya.
            e).  Sector pendidikan lebih maju dan meningkat dari pada desa lainnya.
f).   Sarana dan prasarana sudah bias dikatakan sama perkembangannya dengan  kota.

6.        Wilayah peralihan merupakan wilayah yang banyak menanggung beban karena daerah peralihan merupakan daerah yang mengalami penurunan kualitas pemukiman yang terus menerus dan makin lama makin hebat. Penyebab terjadinya itu, diakibatkan oleh adanya intrusi fungsi daerah zona inti. Yang perkembangannya merupakan pusat kegiatan ekonomi yang dibangun berbagai tempat industry serta pusat perkembangan ekonomi seperti supermarket, bioskop, perbankan, hotel dan perkantoran.

8.a. Yang dimaksud kota yaitu:
v  Menurut Bintarto Dari segi geografis kota diartikan sebagai suatu sistem jaringan kehidupan yang ditandai dengan kepadatan penduduk yang tinggi dan diwarnai dengan strata ekonomi yang heterogen dan bercorak materialistis atau dapat pula diartikan sebagai bentang budaya yang ditimbulkan oleh unsur-unsur alami dan non alami dengan gejala-gejala pemusatan penduduk yang cukup besar dengan corak kehidupan yang bersifat heterogen dan materialistis dibandingkan dengan daerah dibelakangnya.
Sedangkan secara umum Kota merupakan tempat bermukimnya warga kota , tempat bekerja tempat kegiatan dalam bidang ekonomi, pemerintahan, dan lain sebagainya.
b. Ciri-ciri kota yaitu:
ü  Ciri fisik kota meliput hal sebagai berikut:
1. Tersedianya tempat-tempat untuk pasar dan pertokoan
2.   Tersedianya tempat-tempat untuk parker
3.   Terdapatnya sarana rekreasi dan sarana olahraga
ü  Ciri kehidupan kota adalah sebagai berikut:
a.         Adanya pelapisan sosial ekonomi misalnya perbedaan tingkat penghasilan, tingkat pendidikan dan jenis pekerjaan.
b.         Adanya jarak social dan kurangnya toleransi social diantara warganya.
c.         Adanya penilaian yang berbeda-beda terhadap suatu masalah dengan pertimbangan perbedaan kepentingan, situasi dan kondisi kehidupan.
d.        Warga kota umumnya sangat menghargai waktu.
e.         Cara berpikir dan bertindak warga kota tampak lebih rasional dan berprinsip ekonomi.
f.          Masyarakat kota lebih mudah menyesuaikan diri terhadap perubahan social disebabkan adanya keterbukaan terhadap pengaruh luar.
g.         Pada umumnya masyarakat kota lebih bersifat individu sedangkan sifat solidaritas dan gotong royong sudah mulai tidak terasa lagi.

c. Yang dimaksud inti kota dan selaput inti kota yaitu:
v  Inti kota adalah wilayah kota yang digunakan sebagai pusat kegiatan, ekonomi, pemerintahan, kebudayaan, politik dan kegiatan lainnnya sesuai fungsi dan karakteristik kotanya. Wilayah ini disebut juga CBD ( Central Businness Districs)
v  Selaput Inti Kota adalah wilayah yang terletak di luar inti kota, sebagai akibat dari tidak tertampungnya kegiatan dalam kota.


























DAFTAR PUSTAKA

http://id.wikipedia.org/wiki/Kota#Ciri_Ciri_Kota
Bintarto, R. 1984. Interaksi Desa – Kota dan permasalahannya, Jakarta : Ghalia Indonesia




Share:

Wikipedia

Search results