MAKALAH
GEOMORFOLOGI
BENTANG LAHAN DAERAH
BASAH
Pembimbing:
Yuli Ifana Sari, S.
Pd
Oleh:
DEDI IRAWAN
UNIVERSITAS
KANJURUHAN MALANG
2012
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL.............................................................................................. i
KATA PENGANTAR............................................................................................ ii
DAFTAR ISI........................................................................................................... iii
BAB
I PENDAHULIAN.................................................................................
1
A.
Latar
Belakang............................................................................................. 1
B.
Permasalahah............................................................................................... 1
C.
Tujuan.......................................................................................................... 2
BAB II
PEMBAHASAN................................................................................... 3
A.
Bentuk
Lahan Basah.................................................................................... 3
B.
Air
Tanah..................................................................................................... 4
C.
Mata
Air (spring)......................................................................................... 5
D.
Sungai.......................................................................................................... 6
E.
Pola
Aliran Sungai....................................................................................... 7
F.
Topografi..................................................................................................... 8
BAB III PENUTUP................................................................................................ 13
A.
Kesimpulan.................................................................................................. 13
iii
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan
kepada Tuhan Yang Maha Kuasa, berkat rahmat dan karunia-Nya, makalah ini bisa
terselesaikan.
Sesuai dengan landasan,
program, dan pengembangan dalam tujuan pengajaran Teknologi informasi dan
komunikasi adalah agar memiliki pengetahuan, dan keterampilan untuk mengembangkan
kemampuan tentang internet.
Adapun penyajian materi di
dalam buku makalah ini diupayakan sederhana dan seefektif mungkin tanpa
melupakan tujuan membina kemampuan berfikir analitis dan konstruktif untuk
mengetahui pemahaman perkembangan dalam mempelajarinya.
Akhirnya, kami menyampaikan
terima kasih yang tak terhingga kepada semua pihak yang telah membantu sehingga
buku makalah ini dapat diselesaikan.
Semoga makalah ini dapat memenuhi
fungsinya.
Penulis
ii
BAB II
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Bumi bersifat
dinamis karena dari waktu kewaktu bumi selalu mengalamiperubahan baik
struktur, formasinya maupun bentang lahan(landscape).
Perubahanyang dapat kita rasakan dan
lihat secara langsung adalah perubahan bentang lahan (landscape)
Banyak faktor yang
dapat mengakibatkan perubahan bentuk lahan inibaik yang bersumber
dari tenaga endogen maupun tenaga eksogen.Air merupakan salah satu dari
sekian banyak faktor yang menyebabkanperubahan
bentuk lahan khususnya terbentuknya bentang lahan basah (fluvial)
Selainmempunyai
manfaat yang penting bagi kehidupan air juga mempunyai perananpenting bagi
terbentuknya bentang lahan. Meskipun membutuhkan waktu yang lamauntuk
mengubah bentang lahan, tetapi air bersifat konstan dalam mengubah
bentanglahan. Bentuk-bentuk bentang lahan dipermukaan bumi terjadi oleh
erosi ataupengendapan. Air yang berasal dari aliran hujan begerak turun
melalui lereng-lereng, jika lereng tersebut terdiri dari lapisan yang
tipis maka berubah menjadi alur alur yangmakin besar menjadi sungai. Jika
gerakan alirannya cepat maka kekuatan pengikisnyaakan besar.Sehingga untuk lebih memperjelas bagaimana semua
proses itu terjadi perludibahas bagaimana semua bentang lahan itu terjadi
khususnya yang disebabkan olehfaktor air atau bentang lahan basah(fluvial).
B. Rumusan
Masalah
1. Faktor apa sajakah yang mempengaruhi
terbentuknya lahan fluvial?
2. Faktor apa sajakah yang mempengaruhi
kecepatan aliran?
3. Bagaimana pengaruh pola aliran sungai
terhadap terbentuknya lahan fluvial?
4. Bagaimanakah contoh bentuk lahan fluvial
dan bagaimana proses terjadinya?
1
C. Tujuan
1. Mengetahui faktor apa saja yang
mempengaruhi terbentuknya lahan fluvial.
2. Mengetahui faktor yang mempengaruhi
kecepatan aliran sungai.
3. Mengetahui besarnya pengaruh pola aliran
sungai terhadap terbentuknya lahafluvial.
4. Mengetahui jenis-jenis lahan fluvial dan
proses terjadinya
2
BAB II
PEMBAHASAN
A. Bentuk
Lahan Basah
Bentuk
lahan basah (fluvial) adalah bentuk lahan yang terjadi akibat
pengaruhaktifitas aliran (streams).
Aliran
air sangat penting baik didaerah humit maupun didaerah arid.Faktor-faktor
yang mempengaruhi aktifitas aliran.
Worcoster
membedakan faktor-faktor aktifitas aliran menjadi lima yaitu:
1.
curah hujan (presipitasi),makin tinggi
aliran makin intensif dan cenderungpermanen, beada didaerah
basah (humede).
2.
porositas dan permeabilitas bauan, makin
besar aliran makin kecil karena air diserap kebawah permukaan permukaan,
sehingga proses/aktifitas fluvial menjadilambat, hal ini semakin
lambat apabila vegetasi penutup semakin banyak.
3.
daerah berbauan kapur, aktifitas aliran
terjadi dibawah permukaan sebagai underground run off, sedangkan dipermukaan
mengalami persaingan aliran, Peristiwa ini berlangsung karena air masuk
melewati diaklas.
4.
Daerah kering (arid) dengan vegetasi
kurang, didaerah ini aktivitas aliran besarsehingga menyebabkan intensitas
graduasi juga tinggi.
5.
daerah impermeable, aktifitas aliran
bertambah sebagai surface run ofkarena airtertahan oleh lapisan impermeable
dibawah permukaan.
Dalam
membahas sterean kita juga harus menguraikan tentang stadia/umursteream dengan
karakteristiknya masing-masing stadia pada bentuk lahan asal
flivial.Beberapa stadia tersebut adalah:
1. Stadia
muda
Berdasarkan
prosesnya bentuk lahan ini belum banyak dipengaruhi oleh factor perusak,
kenampakan masih asli. Struktur asli bentuk lahan ini masih jelas
terlihat. Karakteristiknya adalah sistem aliran (steream) sedikit,gradient
tiggi, mempunyai inggir-inggir pemisah yang tinggi dan lebar,
dinding lembah terjal dan irisan melintang berbentuk huruf V, sepanjang
aliran terdapat air terjun,dan aktivitas erosi sebagian besar vertikal.
3
2. Stadia
dewasa
Struktur
bentuk lahan ini sudah mulai tidak nampak sebagai akibat faktorpe rusak
yang bekerja lebih intensif. Karakter stadia ini adalah stream aliran
makin banyak, kadang–kadang aliran induk (main streams) sudah menunjukkan
stadia tua yang ditandai oleh genangan dibeberapa tempat, air terjun rendah,
dan lembah melandai menyerupai huruf U sebagai akibat erosi lateral.
3. Stadia
tua
Pada
stadia ini pengaruh tenaga eksogen sangat kuat, sehingga kadang
kadangstruktur asli telah hilang. Karakteristiknya adalah: semua aliran rata,
aliran sangat lambat sehingga daya angkut material kecil, ditemukan meander,
danau apal kuda(oxbou lake), inggir pemisah hilang atau kalau ada rendah
dan sempit karena erosi lateral, kadang-kadang dijumpai bukit-bukit
sisi terpisah kalau batuannya resisten.
B.
Air tanah
Air tanah
adalah air yang bergerak dalam tanah, dapat berupa air lapisan, yang
mengisi ruang-ruang pada agregat tanah atau air celah yang mengisi
retakan-retakan tanah/batuan.
Proses
terjadinya air tanah adalah air yang ada dipermukaan (baik dari air hujan,singai,
maupun danau/cekungan) yang terinfiltrasi kedalam tanah, setelah mencapai horizon
tanah sebagian mengalir secara lateral menyusuri pelapisan horizon
tanah(interflow/subsurface flow), sebagian yang lain akan tinggal didalam masa
tanah sebagai moisture continent, dan sisanya mengalir kebawah secara
vertikal(percolation), yang selanjutnya air ini menjadi air tanah.
Air
permukaan (aliran airsungai,air danau/waduk, dan genagan air permukaan lainnya)
dan air tanah pada prinsipnya mempunyai keterkaitan yang erat, serta keduanya
mengalami proses pertukaran yang berlangsung terus menurus, selama musim kemarau
kebanyakan air sungai masih mengalirkan air, air tersebut sebagian besar
berasal dari dalam tanah(baseflow) terutama dari daerah hulu sungai yang umumnya
merupakan daerah resapan yang didominasi
oleh daerah bervegetasi(hutan). Selain faktor-faktor diatas permukaan tanah,
ada faktor yang tidak kalah pentingnya dalam mempengaruhi proses
terbentuknya air tanah yaitu formasi geologi.
Formasi geologi adalah formasi batuan atau
mineral yang berfungsi menyimpan air tanah dalam jumlah
besar.
4
Dalam mempelajari proses terbentuknya air tanah,
formasi geologi tersebut dikenal sebagai akifer (aquifer). Dengan demikian
aquifer padadasarnya adalah bentang air yang ada didalam tanah. Aquifer dibedakan menjadi dua yaitu:
1.
Aquifer bebas
Aquifer bebas yaitu lapisan lolos air yang hanya
sebagian terisi oleh air, dan berada diatas lapisan kedap air. Permukaan air
tanah pada aquifer ini disebut dengan water table yaitu
permukaan air yang mempunyai tekanan hydrostatic sama
dengan tekanan atmosfer. Aquifer bebas ini dapat terjadi ecara lokal
yang disebut dengan perched aquifer yang terjadi apabila pada suatu formasi
batuan yang lolos airterbentuk batuan padas lokal.
2.
Aquifer tertekan/terkekang
Aquifer
tertekan yaitu aquifer yang seluruhnya jenuh air yang dibatasi oleh lapisan
kedap air baik diatas maupun dibawah, serta mempunyai tekanan yang jauh lebih
besar dari pada tekanan atmosfir. Keadaan demikian memungkinkan terjadinya
permukaan air pada formal tertekan berada diatas water level, sehingga
dapat membentuk macam-macam sumur yang dapat terbentuk yaitu:
a.
Artesis well
Yaitu sumur
yang dibuat ampai mencapai aquifer tertekan
sehingga permukaan airnya naik beada diatas water table.
b.
Flowing well
Yaitu sumur
artesis yang mana permukaan tanahnya berada dibawah muka peisometric, sehingga
air dapat mengalir atau memancar dengan sendirinya. Peisometric
surface adalah permukaan air pada aquifer tertekan. Berdasarkan sifatnya batuan
dibumi dapat dibedakan menjadi 3 macam yaitu:
1.
Batuan lolos air (permeable)
2.
Batuan setengah lolos air (semi permeable)
3.
Batuan tidak lolos air (impermeable)
C.
Mata Air (Spring)
Mata Air adalah tempat keluarnya air tanah di permukaan tanah. Ada
lima jenis mata air, yaitu:
·
Mata Air Lapisan, terdapat pada lapisan batuan
perangkap antara lapisanimpermiabel.
5
·
Mata Air Celah, terdapat pada batuan jenuh
yang tersingkap.
·
Mata Air Sesar, terdapat pada lapisan
tembus air yang menyesar sungkupterhadap batuan inpermiabel.
·
Mata Air Bendung, terdapat pada lapisan tembus
air yang terbendung olehkisaran tektonik atau vulkanik.
·
Mata Air Kompleks Batuan Jenuh Air, terjadi
karena membanjirnya kompleksbatuan.
D.
Sungai
Sungai adalah sistem aliran yang terdapat di permukaan bumi
yang berasal darisumber air.
1.
Klasifikasi Sungai
Berdasarkan sifat khas yang dimilikinya sungai
dibedakan menjadi:
a.
Sungai Permanen, yaitu sungai yang mengalir
sepanjang tahun, karena pasokan airnya tetap.
b.
Sungai Intermitten, yaitu sungai yang mengalir
secara periodik. Sungai ini dibedakan menjadi dua berdasarkan sumber airnya,
yaitu:
1.
Spring Fed Intermittent River
2.
Surface Fed Intermittent River
c. Sungai
Epherical (Ephermal) yaitu sungai yang mengalir apabila mendapat respon
air hujan dan tidak memperoleh dari sumber atau es yang mencair. Berdasarkan
sifat genetiknya sungai dibedakan menjadi:
1. Bentuk
asal DAS:
Daerah
Aliran Sungai (DAS) ialah istilah geografi mengenai sebatang sungai, anak
sungai dan area tanah yang dipengaruhinya.
a. Sungai
Konsekuen, merupakan sungai yang alirannya mempunyai posisiseperti lereng
aslinya pada waktu terbentuk. Terdapat pada daerah pengangkatan yang
berstadia muda.
b. Sungai
Subsekuen, merupakan sungai yang mengalir pada zona yang terdiri dari batuan
lunak dan mengalir berdasarkan arah formasi daerah itu (strike).
6
c. Sungai
Obsekuen, arah alirannya bertentangan dengan lerang formasi (dip) karena erosi
yang hebat.
d. Sungai
Resekuen, yaitu sungai yang arah alirannya sama dengan sungaikonsekuen yang
terbentuk karena adanya pengikisan Igir atau pegunungan.
e. Sungai
Insekuen, yaitu sungai yang arah alirannya tidak menentu dan mempunyai cabang
atau anak sungai yang banyak.
2. Berdasarkan
Formasi Geologis Daerah Aliran
a. Sungai
Antecendent, yaitu sungai yang mengalir pada suatu daerah dan dapat mempertahankan
alirannya setelah daerah tersebut mengalami pengangkatan.
b. Sungai
Superimposed (Superposed), merupakan sungai yang menembus dindingterjal
didataran nyaris.
c. Sungai
Anaclinal, merupaka sungai antencendent yang terngkat miring karena
pengangkatan.
d. Sungai
Reverse, merupakan sungai yang tidak dapat menahan aliran setelah terangkat
miring.
e. Sungai
Resureted, merupakan sungai yang dapat mempertahankan aliran
setelahterjadi pengangkatan.
f. Sungai
Compound, sungai yang mengalir di daerah aliran sungai dengan stadiayang
berbeda-beda.
g. Sungai
Composite, sungai yang mengalir di daerah aliran sungai dengan
strukturgeologi yang berbeda-beda.
3. Pola
Aliran Sungai ( Drainage Pattern)
aliran sungai tergantung pada:
a. Letak
atau bentuk lapisan batuan.
b. Bentuk
lapisan batuan.
c. Kekerasan
permukaan tanah.
d. Keberadaan
retakan, kekar, atau patahan.
e. Struktur
geologi suatu daerah.
7
Secara umum pola aliran sungai dapat diklasifikasikan sebagai
berikut:
a. Pola
Dendritis, merupakan pola aliran sungai yang bercabang- cabang seperti
bentuk cabang pohon.
b. Pola
Rectangular, merupakan pola aliran sungai yang membentuk sudut 90° atau menyiku terhadap induk sungai, biasanya
terdapat didaerah patahan atau retakan batuan kristalin.
c. Pola
Annular, merupakan sungai yang memiliki anak sungai yang
membentuk sudut diagonal.
d. Pola
Radial, yaitu bentuk sungai yang mempunyai pola menjari. Pola aliran ini terbagi
menjadi dua, yaitu:
Ø
Sentrifugal menjari menjauhi pusat.
Ø
Sentripetal menjari menuju pusat.
e. Pola
Trellis, merupakan pola aliran sungai yang memotong melintang fornmasi batuan
dan terhubung kesungai utama, umumnya terdapat pada pegununganlipatan
dengan stadia dewasa
.
E.
Topografi Hasil Deposisi Aliran atau
Penimbunan
Topografi ini berhubungan dengan daerah-daerah penimbunan, seperti
lembah-lembah sungai besar yang berstadia dewasa atau tua. Secara alami, proses
yang disebabkan oleh kerja sungai yang mempunyai aktivitas yang
erat hubungannya yaitu erosi, transportasi dan penimbunan.Adapun berbagai
topografi sebagai hasil deposisi aliran/penimbunan adalah sebagai berikut:
1. Kipas
Alluvial (Alluvial Fan) Kipas alluvial merupakan kipas atau kerucut rendah dari
akumulasi kerikil danpasir, terjadi pada mulut suatu jeram atau
lembah dari suatu pegunungan yang berbatasan dengan dataran.Alur sungai
dalam suatu kipas alluvial ditandai adanya sistem distribusi alur yang
radial dan braided mulai dari kepala kipas (apex) dengan lembah
yang sempit dan dalam pada kepala kipas serta berangsur-angsur ke bawah kipas
tingkat braided sungainya bertambah besar. Kenampakan kipas alluvial
dari foto udara mempunyai karakteristik sebagai berikut:
a. Bentuknya
seperti kipas dengan lembah yang sempit pada apex.
8
b. Mempunyai
topografi dengan permukaan kipas yang cembung dan lereng berkisar antara
1-12° tetapi di bagian apex dapat lebih besar sudut lerengnya.
c. Terutama
di daerah kering (aride) mempunyai aliran braided yang radial.
d. Vegetasi,
biasanya jarang sebab aliran sungai bersifat intermitten, kelembabantanah
rendah.
e. Rona
kelabu cerah hingga putih dengan bercak hitam dari vegetasi.
2. Crevasse-splays
Ketika banjir besar jumlah air dan sedimen yang melimpah ke dataran banjir
sekitar sungai juga besar. Sebagian besar luapan terjadi pada bagian
tanggul alam yang rendah (cekung). Akibat dari kuatnya aliran maka tanggul
alam terpotong danmembentuk celah (crevasse). Dengan adanya crevasse
tersebut maka banyak sedimenyang terangkut melalui celah dan terendapkan
pada dataran banjir membentuk lidahsedimen.
Crevasse-splays ini umumnya terjadi pada lengkung luar (outer
band)suatu alur sungai.
3. Tanggul
Alam (Natural levee)
Tanggul
Alam merupakan akumulasi sedimen berupa igir/tanggul memanjang dan membatasi
alur sungai. Tinggi maksimum suatu tanggul alam terdapat padabagian tepi
dalam tanggul yang berbatasan dengan alur sungai, dengan lereng yang curam.
Tanggul
alam mempunyai struktur berlapis karena terbentuk oleh seserien dapan sedimen
pada saat banjir meluap melampaui tanggul sungai. Akibatkecepatan aliran yang
menurun maka terjadilah pengendapan sedimen. Materialsedimen yang kasar
diendapkan dekat alur sungai sedang yang lebih halus terangkut jauh ke
arah dataran banjir.
4. Point
BarPoint Bar merupakan kenampakan morfologis yang umumpada sungai
yangsedang mengalami meandering dan
pada saat yang bersamaan pengendapan pointbar merupakan proses
sedimentasi yang dominan di dalam alur sungai tersebut.Bentuk dan ukuran point
bar bervariasi tergantung pada besarnya alur sungai sertaberkembang pada
bagian lengkung dalam (inner band) alur sungai.
5. Di
dalam point bar terdapat igir-igir (scroll) yang diselingi oleh
alur (swales) dengan kedudukan hampir sejajar satu sama lain.
Masing-masing scroll dan swales menunjukkan
terjadinya migrasi alur secara lateral pada masing-masing banjir yang terjadi.
9
Pada
swales sering terisi material halus, tetapi secara keseluruhan
tekstur darimaterial point bar tergantung pada keadaan sedimen yang
terangkut pada saat terjadi banjir. Kelerengan umumnya miring ke arah
aliran menuju lengkung luar.
6. Dataran banjir (flood
plain) Tersusun dari timbunan material lepas yang yang berasal dari sedimen
yang diangkut sungai didekatnya. Mempunyai topografi datar dan merupakan daerah
yang sering tergenang air banjir dengan periode ulang antara 1-2 tahun. Karakteristik
dataran banjir:
Ø
Tersusun dari timbunan material lepas yang
diangkut dari sungai di dekatnya yang kasar didekat aliran sungai.
Ø
Topografi rendah dengan elevasi rendah.
Ø
Terletak di kanan kiri sungai atau
dekat pantai.
Ø
Belum terjadi perkembangan tanah karena
sering secara mendadak mendapattambahan material baru.
7. Cekungan
fluvial (fluvial flood basin)Tersusun dari material sangat halus dari muatan
suspensi, dengan tebal sekitar1-12 cm untuk setiap periode banjir.
Ciri-cirinya:
Ø
Ukuran dan bentuk cekungan fluvial pada
umumnya memanjang dan sejajardengan arah alur sungai.
Ø
Di daerah tropis selalu tergenang air.
Ø
Dicirikan oleh tumbuhan air, seperti
welingi, enceng gondok, kangkungan,teratai.
Ø
Merupakan bagian terendah dari dataran
banjir.
8. Teras
alluvial (alluvial terraces) Teras alluvial adalah suatu bentuk lahan yang
dibatasi oleh dinding berlerengcuram di suatu sisi dan lereng yang landai di
sisi lain.
Karakteristik
teras alluvial:
Ø
Terjadi pada endapan alluvium yang mengisi
dasar lembah.
Ø
Pada dasar lembah yang lebar terjadi
pemotongan ke bawah (down cutting) olehsungai (degradasi).
Ø
Pada saat yang sama terjadi pemotongan ke
samping sehingga terjadi pemindahan(shifted) alur sungai ke arah lateral pada
dataran banjir, akibatnya terjadi satu pasang teras.
10
Ø
Pendalaman lembah dan perpindahan ke samping
berulang-ulang, terbentuk beberapa pasang teras sungai.
Ø
Kadang-kadang bentuk teras sungai disebabkan
karena komposisi batuan(struktur batuan), disebut scabland dan scab rock
9. Delta Terjadi
apabila material yang dihanyutkan sungai sempat mengendap di muara sungai
dengan aliran yang tenang tanpa adanya pengaruh gelombang atau arus, dapat terjadi
di laut atau di danau. Syarat-syarat untuk perkembangan delta:
Ø
Daerah aliran sungai luas
Ø
Debit sungai tinggi
Ø
Sedimen yang terangkat banyak
Ø
Daerah tropis basah
Ø
Dasar laut dangkal
Ø
Arus dan gelombang lemah
Ø
Topografi pantai landai
Bentuk-bentuk
delta:
a. Delta
berbentuk kipas (arcuate delta)
Terjadi
dari endapan sungai yang membawa berbagai jenis dan kualitas material(kasar,
halus, koloid dan larutan). Delta yang terbentik bersifat porous, sehingga mempunyai
ciri khas terdapat kanal-kanal tidak beraturan (braided channel). Alirannya
akan menjadi lebih hebat jika terdapat di daerah aride/semi aride.
b. Delta
pengisian estuarium (estuarine fiiling delta)
Delta
ini terdapat di muara-muara sungai sungai yang berbentuk corong (eustarium),
terjadi sebagai akibat perubahan pasang-surut dengan perbedaan
yang cukup besar. Pada saat pasang materi kasar-halus seluruhnya terangkat arus
laut danarus sungai, saat surut materi diendapkan, materi halus
dihanyutkan ke arah laut. Padasaat pasang berikutnya material yang sudah
mengendap diikat oleh materi halus.
c. Delta
berbentuk kaki burung (bird’s foot delta)
Terjadi
dari endapan material homogen halus ditambah dengan material
larutan kapur.
11
Kanal
yang berbentuk tunggal dan dalam, bercabang apabila suatu titik tertentu aliran
air dapat meluap karena letaknya yang rendah atau lemah. Cabang
ini sekaligus membentuk kanal-kanal sekunder atau tersier.
d. Sungai
mati dan danau tapal kuda (oxbow lake)
Sungai
mati adalah dasar sungai yang sudah tidak aktif lagi karena ditinggalkanalur
sungai oleh aliran sungai dan pindah ketempat lain (proses meandering). Danau
berbentuk tapal kuda (oxbow lake), terjadi karena ada pemotongan aliran sehingga
yang tertinggal berupa genangan yang bentuknya melengkung seperti tapalkuda.
Ada
tiga cara pemotongan sungai:
Ø
Chut cut off sungai memotong sisi
terluar meander karena adanya fluktuasi arus yang sangat kuat.
Ø
Neck cut off sungai memotong meander
stadia tua pada bagian leher karena arus terhalang oleh endapan pada meander
tersebut, sehingga arus sungai cenderung mencari jalan pintas.
Ø
Avulsi cabang sunagi braided tidak
memperoleh aliran karena terhalang endapan pada pertemuan antara cabang dengan
sungai aktif.
12
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Bentuk lahan basah (fluvial) adalah bentuk lahan yang terjadi akibat
pengaruh aktifitas aliran (streams).
Topografi yang terbentuk dari proses fluvial dicirikan dengan
daerah-daerah penimbunan, seperti lembah-lembah sungai besar yang berstadia
dewasa atau tua. Secara alami, topografi ini merupakan
hasil dari proses yang disebabkan oleh kerja sungai yang mempunyai aktivitas
yang erat hubungannya yaitu erosi, transportasi dan penimbunan.
13