A. Pengertian Motivasi
Keterlibatan siswa dalam proses belajar mengajar
sementara didorong oleh upaya untuk memenuhi keinginan yang dimiliki
oleh siswa dalam belajar dan bervariasi tingkatannya.
Keinginan-keinginan siswa tersebut merupakan stimulan dari motivasi yang
dimiliki.
Motivasi berasal dari kata Inggris motivation yang berarti dorongan, pengalaman dan motivasi. Kata kerjanya ada to motivate yang berarti mendorong menyebapkan dan merangsang.
Perkataan motivasi berasal dari kata motto, yang diartikan sebagai daya upaya yang mendorong seseorang untuk melakukan sesuatu atau dapat juga dikatakan sebagai daya penggerak dari dalam subyek untuk melakukan aktifitas-aktifitas tertentu dan mencapai tujuan.
Sedangkan menurut Hilgart, motivasi adalah suatu keadaan dari diri individu tindakan-tindakan atau mencapai tujuan. Sedangkan Minandi mengatakan, motivasi itu adalah yang terdapat dalam diri individu-individu yang merangsangnya untuk melakukan tindakan. Demikian pula Frederick, J.Mc. Donald menjelaskan motivasi merupakan terasa dalam diri individu atau manusia yang mendorongnya untuk bertindak, serta proses yang berlangsung dalam diri seseorang untuk bertindak.
Sejalan dengan pendapat diatas, Soewarno Handayaningrat menguraikan bahwa motivasi menyangkut reaksi berantai yaitu dimulai dari keinginan yang dirasakan, lalu timbul keinginan atau sasaran yang hendak dicapai, kemudian menyebapkan usaha untuk mencapai tujuan yang berkaitan dengan pemuasan.
Istilah motivasi banyak dugunakan dalam berbagai bidang dan situasi, namun dalam tulisan ini lebih diarahkan pada motivasi dalam bidang pendidikan khususnya dalam kegiatan belajar mengajar.
Dalam kegiatan belajar mengajar, dikenal adanya motivasi belajar, yaitu motivasi yang ditetapkan dalam kegiatan belajar, jadi motivasi belajar adalah keseluruhan daya penggerak psikis dalam diri siswa yang menimbulkan kegiatan belajar, menjamin kelangsungan belajar itu demi mencapai satu tujuan.
Sejalan dengan pengertian motivasi belajar di atas, S. Nasution mengemukakan bahwa memotivasi murid adalah menciptakan kondisi sedemikian rupa sehingga anak itu mau melakukan apa yang dapat dilakukan. Sedangkan Thomas, M. Nisk mendevenisikan motivasi sebagai usaha yang disadari oleh pihak guru untuk menimbulkan motiv-motiv pada diri murid yang menunjang kegiatan kearah tujuan-tujuan belajar.
Dari uraian diatas, dapat disimpulkan bahwa seseorang dapat bertindak jika ada kemauan dalam dirinya yang diwujudkan dalam perbuatan kongkrit, disamping itu kemauan yang dimiliki harus dikembangkan dari pihak luar hingga dapat melakukan sesuatu demi mencapai tujuan.
B. Bentuk-bentuk Motivasi
Penerapan tugas sebagai salah satu bentuk/cara untuk membangkitkan motivasi belajar siswa tentu dibutuhkan kehandalan guru sebagai penggerak untuk bagaimana siswa itu termotivasi dan maju untuk melakukan tugas-tugas yang diberikan yaitu :
1. Memberi angka.
Angka dalam hal ini sebagai simbol dari nilai kegatan belajarnya. Banyak siswa belajar, yang utama justru untuk mencapai angka/nilai yang baik. Angka-angka yang baik itu bagi para siswa merupakan motivasi yang sangat kuat.
2. Hadiah
Hadiah juga dapat dikatakan sebagai motivasi.
3. Saingan/Kompensis.
Saingan atau kompensis dapat juga dikatakan sebagai alat motivasi untuk mendorong belajar siswa. Persaingan, baik persaingan individual maupun kelompok dapat meningkatkan motivasi belajar sisiwa.
4. Ego-Involment.
Menumbuhkan kesadaran kepada siswa agar merasakan pentingnya tugas dan menerimanya sebagai tantangan sehingga bekerja keras mempertaruhkan harga diri, adalah salah satu bentuk motivasi yang cukup penting.
5. Pujian
Apabila ada siswa yang sukses yang berhasil menyelesaikan tugas dengan baikperlu dierikan pujian. Pujian ini adalah bentuk Reinforcement yang positif dan sekaligus merupakan motivasi yang baik.
6. Hukuman
Hukuman sebagai reinforment yang negatif tetapi kalau diberikan secara tepat dan bijak bisa jadi alat motivasi.
C. Fungsi Motivasi
Dalam kegiatan belajar sangat diperlukan adanya motivasi. Belajar akan menjadi optimal kalau ada motivasi. Makin tepat motivasi yang diberikan akan makin berhasil pula pelajaran itu. Jadi motivasi akan senantiasa menentukan intensitas usaha bagi para siswa.
Sehubungan dengan hal tersebut, Sardiman A.M. mengemukakan tiga fungsi motivasi sebagai berikut :
1) Mendorong manusia untuk berbuat
2) Menentukan arah perbuatan, yakni kearah tujuan yang hendak dicapai.
3) Menyeleksi perbuatan, yakni menentukan perbuatan-perbutan apa yang harus dikerjakan yang serasi guna mencapai tujuan.
Disampingitu, ada juga fungsi-fungsi lain seperti mendorong usaha dan pencapaian prestasi. Intensitas motivasi seseorang siswa akan sangat menentukan tingkat pencapaian prestasi belajar.
DAFTAR PUSTAKA
Ali Imron, Belajar Dan Pembelajaran (Cet.1; Jakarta : Dunia pustaka.T.TH), h.87.
Sardiman A.M, Interaksi Dan Motivasi Belajar Menggambar
Pasaribu Dan Simanjuntak, Proses Belajar Mengajar (Cet IX; Jakarta : Raja Grafindo Persada, 2001), h.71.
Lihat Winardi, Azas-azas Manajemen (Cet, 1; Bandung : Tarsito 19800), h.297
Lihat Soewardi Handayaningrat, Pengantar Studi dan managemen (Cet, II. Jakarta Gunung Agung, 1983), h.49.
Ali Imran op.cir, h.87.
A.M. Sandiman Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar (Cet, ke 12; Jakarta T Raja Grafindo Persada, 2005),h.94.
Motivasi berasal dari kata Inggris motivation yang berarti dorongan, pengalaman dan motivasi. Kata kerjanya ada to motivate yang berarti mendorong menyebapkan dan merangsang.
Perkataan motivasi berasal dari kata motto, yang diartikan sebagai daya upaya yang mendorong seseorang untuk melakukan sesuatu atau dapat juga dikatakan sebagai daya penggerak dari dalam subyek untuk melakukan aktifitas-aktifitas tertentu dan mencapai tujuan.
Sedangkan menurut Hilgart, motivasi adalah suatu keadaan dari diri individu tindakan-tindakan atau mencapai tujuan. Sedangkan Minandi mengatakan, motivasi itu adalah yang terdapat dalam diri individu-individu yang merangsangnya untuk melakukan tindakan. Demikian pula Frederick, J.Mc. Donald menjelaskan motivasi merupakan terasa dalam diri individu atau manusia yang mendorongnya untuk bertindak, serta proses yang berlangsung dalam diri seseorang untuk bertindak.
Sejalan dengan pendapat diatas, Soewarno Handayaningrat menguraikan bahwa motivasi menyangkut reaksi berantai yaitu dimulai dari keinginan yang dirasakan, lalu timbul keinginan atau sasaran yang hendak dicapai, kemudian menyebapkan usaha untuk mencapai tujuan yang berkaitan dengan pemuasan.
Istilah motivasi banyak dugunakan dalam berbagai bidang dan situasi, namun dalam tulisan ini lebih diarahkan pada motivasi dalam bidang pendidikan khususnya dalam kegiatan belajar mengajar.
Dalam kegiatan belajar mengajar, dikenal adanya motivasi belajar, yaitu motivasi yang ditetapkan dalam kegiatan belajar, jadi motivasi belajar adalah keseluruhan daya penggerak psikis dalam diri siswa yang menimbulkan kegiatan belajar, menjamin kelangsungan belajar itu demi mencapai satu tujuan.
Sejalan dengan pengertian motivasi belajar di atas, S. Nasution mengemukakan bahwa memotivasi murid adalah menciptakan kondisi sedemikian rupa sehingga anak itu mau melakukan apa yang dapat dilakukan. Sedangkan Thomas, M. Nisk mendevenisikan motivasi sebagai usaha yang disadari oleh pihak guru untuk menimbulkan motiv-motiv pada diri murid yang menunjang kegiatan kearah tujuan-tujuan belajar.
Dari uraian diatas, dapat disimpulkan bahwa seseorang dapat bertindak jika ada kemauan dalam dirinya yang diwujudkan dalam perbuatan kongkrit, disamping itu kemauan yang dimiliki harus dikembangkan dari pihak luar hingga dapat melakukan sesuatu demi mencapai tujuan.
B. Bentuk-bentuk Motivasi
Penerapan tugas sebagai salah satu bentuk/cara untuk membangkitkan motivasi belajar siswa tentu dibutuhkan kehandalan guru sebagai penggerak untuk bagaimana siswa itu termotivasi dan maju untuk melakukan tugas-tugas yang diberikan yaitu :
1. Memberi angka.
Angka dalam hal ini sebagai simbol dari nilai kegatan belajarnya. Banyak siswa belajar, yang utama justru untuk mencapai angka/nilai yang baik. Angka-angka yang baik itu bagi para siswa merupakan motivasi yang sangat kuat.
2. Hadiah
Hadiah juga dapat dikatakan sebagai motivasi.
3. Saingan/Kompensis.
Saingan atau kompensis dapat juga dikatakan sebagai alat motivasi untuk mendorong belajar siswa. Persaingan, baik persaingan individual maupun kelompok dapat meningkatkan motivasi belajar sisiwa.
4. Ego-Involment.
Menumbuhkan kesadaran kepada siswa agar merasakan pentingnya tugas dan menerimanya sebagai tantangan sehingga bekerja keras mempertaruhkan harga diri, adalah salah satu bentuk motivasi yang cukup penting.
5. Pujian
Apabila ada siswa yang sukses yang berhasil menyelesaikan tugas dengan baikperlu dierikan pujian. Pujian ini adalah bentuk Reinforcement yang positif dan sekaligus merupakan motivasi yang baik.
6. Hukuman
Hukuman sebagai reinforment yang negatif tetapi kalau diberikan secara tepat dan bijak bisa jadi alat motivasi.
C. Fungsi Motivasi
Dalam kegiatan belajar sangat diperlukan adanya motivasi. Belajar akan menjadi optimal kalau ada motivasi. Makin tepat motivasi yang diberikan akan makin berhasil pula pelajaran itu. Jadi motivasi akan senantiasa menentukan intensitas usaha bagi para siswa.
Sehubungan dengan hal tersebut, Sardiman A.M. mengemukakan tiga fungsi motivasi sebagai berikut :
1) Mendorong manusia untuk berbuat
2) Menentukan arah perbuatan, yakni kearah tujuan yang hendak dicapai.
3) Menyeleksi perbuatan, yakni menentukan perbuatan-perbutan apa yang harus dikerjakan yang serasi guna mencapai tujuan.
Disampingitu, ada juga fungsi-fungsi lain seperti mendorong usaha dan pencapaian prestasi. Intensitas motivasi seseorang siswa akan sangat menentukan tingkat pencapaian prestasi belajar.
DAFTAR PUSTAKA
Ali Imron, Belajar Dan Pembelajaran (Cet.1; Jakarta : Dunia pustaka.T.TH), h.87.
Sardiman A.M, Interaksi Dan Motivasi Belajar Menggambar
Pasaribu Dan Simanjuntak, Proses Belajar Mengajar (Cet IX; Jakarta : Raja Grafindo Persada, 2001), h.71.
Lihat Winardi, Azas-azas Manajemen (Cet, 1; Bandung : Tarsito 19800), h.297
Lihat Soewardi Handayaningrat, Pengantar Studi dan managemen (Cet, II. Jakarta Gunung Agung, 1983), h.49.
Ali Imran op.cir, h.87.
A.M. Sandiman Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar (Cet, ke 12; Jakarta T Raja Grafindo Persada, 2005),h.94.