BAB I
PENDAHULUAN
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Tanah Andisol adalah tanah yang berwarna hitam kelam, sangat porous, mengandung bahan organik dan lempung tipe amorf, terutama alofan serta sedikit silika, alumina atau hodroxida-besi. Tanah yang terbentuk dari abu vulkanik ini umumnya ditemukan didaerah dataran tinggi (>400 m di atas permukaan laut) (Darmawijaya, 1990).
Andisol adalah tanah yang berkembang dari bahan vulkanik seperti abu vulkan, batu apung, silinder, lava dan sebagainya, dan atau bahan volkanik lastik yang fraksi koloidnya didominasi oleh mineral "short range order" (alofan, imogolit, ferihidrit) atau kompleks Al-humus. Dalam keadaan lingkungan tertentu, pelapukan alumino silikat primer dalam bahan induk non-vulkanik dapat menghasilkan mineral "short range order", sebagian tanah seperti ini yang termasuk dalam Andisol (Hardjowigeno, 1993).
Andisol cenderung menjadi tanah yang cukup produktif, terutama setelah diberi masukan amelioran (seperti pupuk anorganik). Andisol seringkali dimanfaatkan orang untuk pengembangan pertanian tanaman pangan dan sayur-sayuran atau bunga-bungaan (seperti di daerah Lembang Kabupaten Bandung). Andisol diperkirakan meliputi sekitar 1% dari luas permukaan daratan dunia di luar daratan es.
Di Indonesia, Andisol terbentuk dari lahar, tuffa, dan debu volkanik berasal dari pegunungan Bukit Barisan di Sumatera dan daerah pegunungan di Pulau Jawa yang menjalar dari barat sampai ke timur. Lahar merupakan bahan-bahan volkanik lepas dan tersusun dari pecahan-pecahan batuan, butir-butir mineral, dan gelas volkanik (Tan, 1998).
Pengolahan tanah misalnya pelumpuran 25 cm lapisan atas untuk padi sawah dapat mengubah sifat fisik lapisan atas, misalnya kerapatan lindak (bulk density). Walaupun demikian terdapatnya lapisan dengan sifat tanah andik setebal paling sedikit 36 cm dibawah lapisan yang diolah tersebut akan menempatkan tanah tersebut sebagai Andisol.
B. Maksud dan Tujuan
Maksud dan tujuan dari pembuatan makalah ini adalah untuk mengetahui sifat dan karakteristik tanah Andisol di Indonesia, juga untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah geografi tanah.
C. Perumusan Masalah
a. Bagaimana proses pembentukan tanah Andisol?
b. Bagaimana karakteristik mineralogi, kimia, fisika, dan biologi tanah Andisol?
c. Apakah manfaat dari tanah Andisol?
BAB II
PEMBAHASAN
PEMBAHASAN
A. PROSES PEMBENTUKAN TANAH ANDISOL
Andisol adalah tanah yang berkembang dari bahan volkanik seperti abu volkan, batu apung, sinder, lava, dan/atau bahan volkanoklastik yang fraksi koloidnya didominasi oleh mineral "short-range-order" atau ordo kisaran pendek, seperti alophan, imogolit, ferihidrit, atau komplek Al-humus. Dalam keadaan lingkungan tertentu, pelapukan mineral aluminosilikat primer dalam bahan induk non-volkanik dapat juga menghasilkan mineral "short-range-order"; sebagian tanah seperti ini juga masuk ke dalam Andisol.
Proses pembentukan tanah Andisol terdiri proses pelapukan dan transformasi (perubahan bentuk) dari mineral primer menjadi mineral "short range order". Proses pemindahan bahan (translokasi) dan penimbunan bahan-bahan tersebut di dalam solum tanah sangat sedikit. Akumulasi bahan organik dan terjadinya kompleks bahan organik dengan Al (alumunium) merupakan sifat khas pada beberapa Andisol.
Pelapukan mineral alumino silikat primer telah berlanjut hanya sampai pada pembentukan mineral "short range order" seperti alophan, imogolit, dan ferihidrit. Tingkat pelapukan seperti ini sering dikatakan sebagai tingkat peralihan antara tanah volkanik yang belum dilapuk dengan tanah volkanik yang lebih melapuk. Walaupun demikian, pada keadaan lingkungan tertentu mineral-mineral "short range order" cukup stabil sehingga tidak cepat atau lambat sekali berubah menjadi mineral lain.
B. Karakteristik Mineralogi
Komposisi mineral dapat digunakan selain untuk memprediksi tingkat pelapukan, bahan induk dan sifat-sifat tanah secara umum, juga untuk mengetahui responnya terhadap tanaman berikut pengolahannya (Soil Survey Staff, 1998).
Mineral Andisol meliputi dua aspek penting, yaitu mineral fraksi pasir dan mineral fraksi liat. Kebanyakan pustaka berisi keterangan mengenai mineral liat, sedangkan mineral fraksi pasir tidak banyak tidak banyak ditemukan, padahal mineral fraksi pasir penting bagi penentuan asal dari Andisol (Tan, 1984).
Abu yang dikeluarkan oleh berbagai gunung api atau oleh gunung api yang sama tapi dalam waktu yang berlainan, akan menunjukan perbedaaan yang nyata dalam komposisi mineralnya, juga mengakibatkan komposisi kimianya berbeda. Perbedaaan dalam komposisi kimia akan membentuk tanah-tanah Andisol dengan sifat kimia dan status kesuburan yang berbeda.
C. Karakteristik Kimia
Andisol mempunyai sembarang epipedon, asalkan persyaratan minimum untuk ordo Andisol yaitu ? 60% dari 60 cm tanah teratas atau ? 60% tanah sampai kontak litik (bila lebih dangkal) mempunyai sifat tanah andik dapat dipenuhi. Andisol juga dapat mempunyai sembarang regim kelembaban dan regim temperatur tanah dan dapat ditemukan di sembarang posisi landscape maupun ketinggian.
Untuk penetapan klasifikasi tanah tingkat seri, reaksi tanah (pH) dikelompokkan atas dua kelas, yaitu tanah masam pH ? 5,5 dan tanah tidak masam pH > 5,5. (Hardjowigeno et. al., 1996). Kebanyakan tanah Andisol memiliki pH antara 5-7 (antara asam dan basa).
D. Karakteristik Fisika
Andisol memiliki sifat-sifat fisika yang khas dan diasumsikan bahwa sifat-sifat tersebut berkaitan erat dengan tingginya kandungan alofan. Alofan tersusun dari bulatan-bulatan yang berlubang (hollow spherules) yang berdiameter 35-50 A. Mineral ini memiliki banyak lubang-lubang yang memungkinkan keluar masuknya molekul-molekul alc (Maeda dan Soma, 1986).
Andisol tidak saja memiliki sifat kandungan bahan organik yang tinggi, bobot isi rendah, daya menahan air tinggi, total porositas tinggi, tetapi juga tanah ini bersifat gembur konsistensinya, kurang plastis dan tidak lengket (Tan, 1984). Bila basah tanah ini bersifat berminyak (greasy) dan menyemir (smeary). Umumnya mengeluarkan air apabila dipilin di antar jari-jari tangan. Sifat fisika Andisol berubah dengan adanya perubahan kandungan airnya. Bila kering, tanah biasanya menjadi berbutir sangat halus dan anampak seperti debu. Tanah tersebut kemudian sulit untuk menyerap air kembali dan akan menghasilkan gumpalan-gumpalan hitam. Hal ini merupakan alasan mengapa ahli-ahli Belanda menyebutnya sebagai tanah debu hitam (black dust soils) (Druif, 1939 dalam Tan, 1984).
E. Karakteristik Biologi
Di dalam tanah hidup berbagai jenis organisme yang dapat dibedakan menjadi jenis hewan dan tumbuhan, baik yang berukuran mikro maupun yang berukuran makro. Organisme yang hidup di dalam tanah ini ada yang bermanfaat, ada yang mengganggu, dan ada pula yang tidak bermanfaat tetapi juga tidak mengganggu. (Hardjowigeno, 2003)
Tanah Andisol mengandung unsur hara yang cukup tinggi. Unsur hara tersebut berasal dari abu letusan gunung. Sehingga tanah jenis ini sangat baik untuk ditanami. Tidak jarang daerah yang terkena musibah gunung meletus, justru tanahnya akan lebih subur daripada sebelumnya.
Selain unsur hara, zat lain yang terkandung dalam tanah Andisol ini adalah zat-zat organik. Zat organik banyak terkandung pada lapisan tengah dan atas, sedangkan pada tanah yang berada di lapisan bawah, kandungan organik maupun unsur hara cenderung sedikit. Tanah Andisol mampu mengikat air dalam jumlah yang cukup tinggi, zat karbon yang terkandung juga lebih tinggi dibandingkan dengan tanah jenis lain.
Tanah yang mengandung banyak unsur hara dan air yang dibutuhkan tumbuhan atau tanaman dalam proses pertumbuhannya. Tanah Andisol memiliki tekstur yang berongga. Tekstur berongga inilah yang akhirnya menjadi tempat bagi akar untuk tumbuh dengan sangat ideal. Rongga pada tanah memberikan ruang pada akar untuk bernapas dan berkembang. Pelapukan tanah Andisol dibantu oleh organisme-organisme yang 'bertugas' untuk menutupi bebatuan sehingga bebatuan itu perlahan melapuk dan hancur.
Di dalam tanah andisol, terdapat populasi makrofauna maupun mikrofauna, diantaranya cacing tanah dan mikroorganisme (protozoa dan nematoda) tanah. Cacing tanah ini berperan dalam menyuburkan dan menggemburkan tanah. Cacing tanah melakukan pencampuran tanah dan memperbaiki tata udara tanah sehingga infiltrasi air menjadi lebih baik, dan lebih mudah ditembus oleh akar. Dalam suatu ekosistem tanah, berbagai mikroba hidup, bertahan hidup, dan berkompetisi dalam memperoleh ruang, oksigen, air, hara dan kebutuhan hidup lainnya, baik secara simbiotik maupun non simbiotik sehingga menimbulkan berbagai bentuk interaksi antar mikrobia ini.
F. PEMANFAATAN TANAH ANDISOL
Tanah Andisol adalah salah satu tanah yang paling produktif apabila dikelola dengan baik. Tanah Andisol cenderung memiliki jumlah humus yang besar (isinya 7-12% karbon organik di dalam tanah). Lempung amorf dan alofannya memiliki kapasitas tukar kation sangat tinggi (150 cmol/kg, yang lebih tinggi dari montmorillionit). Sayangnya, tanah ini dapat menyerap dan mengendapkan fosfor. Jika fosfor ditambahkan dengan pupuk kurang dari 10%, maka efisiensinya akan berkurang akibat kandungan Al larut dan tanah liat Fe. Tanah Andisol menyimpan air dalam jumlah yang besar. Tetapi ketika kering, tanah ini menjadi tidak padat dan berdebu. Karena itu, tanah Andisol rentan terhadap erosi.
Andisol merupakan tanah yang cukup subur. Di Indonesia Andisol merupakan tanah utama yang digunakan untuk perkebunan teh seperti di daerah Pengalengan (Jawa Barat), daerah sekitar Danau Toba (Sumatera Utara), dan lain-lain. Selain itu, tanah Andisol banyak digunakan untuk tanaman hortikultura baik berupa tanaman bunga, sayur-sayuran maupun buah-buahan.
Pertanian sayuran menduduki tempat khusus dalam sistem pertanian di Indonesia, karena pengusahaannya yang sangat intensif. Sayuran biasanya diusahakan di daerah dataran tinggi karena tanah yang subur dan suhu yang mendukung untuk pertumbuhan tanaman tersebut. Sayuran yang ditanam di daerah dataran tinggi lebih menghasilkan produksi yang tinggi karena dipengaruhi oleh suhu yang lebih rendah dibandingkan di dataran rendah. Suatu kenyataan fisiologi yang umum bahwa suhu yang lebih rendah lebih memicu pertumbuhan akar, bunga, dan organ-organ penyimpanan serta memicu perkembangan buah dan biji (Williams 1993). Salah satu jenis tanah yang merupakan sentra produksi sayuran di Indonesia adalah tanah andisol dengan luas sekitar 5,39 juta Ha (Puslitbangtanak 2006).
Tanah andisol merupakan tanah yang berasal dari bahan vulkan dan kaya bahan organik. Peningkatan produksi tanaman sangat berkaitan dengan keadaan hara dalam tanah. Jenis dan jumlah unsur hara yang diberikan harus disesuaikan dengan kebutuhan tanaman untuk tingkat produksi tertentu.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Adapun kesimpulan dari makalah ini adalah sebagai berikut:
1. Proses pembentukan tanah Andisol terdiri proses pelapukan dan transformasi (perubahan bentuk) dari mineral primer menjadi mineral "short range order".
2. Mineral Andisol meliputi dua aspek penting, yaitu mineral fraksi pasir dan mineral fraksi liat. Kebanyakan pustaka berisi keterangan mengenai mineral liat, sedangkan mineral fraksi pasir tidak banyak tidak banyak ditemukan, padahal mineral fraksi pasir penting bagi penentuan asal dari Andisol.
3. Andisol memiliki sifat kandungan bahan organik yang tinggi, bobot isi rendah, daya menahan air tinggi, total porositas tinggi, tetapi juga tanah ini bersifat gembur konsistensinya, kurang plastis dan tidak lengket.
4. Andisol merupakan tanah utama yang digunakan untuk perkebunan teh. Selain itu, tanah Andisol banyak digunakan untuk tanaman hortikultura baik berupa tanaman bunga, sayur-sayuran maupun buah-buahan.
DAFTAR PUSTAKA
http//:www.repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/4/Chapter%20ll.pdf. http://unguamalis.blogspot.com/2010/12/tanah-Andisol-tanah-suburakibat-letusan.html.
http://pustaka.unpad.ac.id/wp-content/uploads/2009/04/penggunaan_metoda_selective_dissolution_dan_spektroskopi_inframerah.pdf.
http//:www.akademik.unsri.ac.id/…./D_Djaenudin_beberapa_sifat_spesifik.pdf.
http//:www.jurnal.pdii.lipi.go.id/admin/jurnal/6208109113.pdf.
http://repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/12119/G09ath.pdf?sequence=2.
Adapun kesimpulan dari makalah ini adalah sebagai berikut:
1. Proses pembentukan tanah Andisol terdiri proses pelapukan dan transformasi (perubahan bentuk) dari mineral primer menjadi mineral "short range order".
2. Mineral Andisol meliputi dua aspek penting, yaitu mineral fraksi pasir dan mineral fraksi liat. Kebanyakan pustaka berisi keterangan mengenai mineral liat, sedangkan mineral fraksi pasir tidak banyak tidak banyak ditemukan, padahal mineral fraksi pasir penting bagi penentuan asal dari Andisol.
3. Andisol memiliki sifat kandungan bahan organik yang tinggi, bobot isi rendah, daya menahan air tinggi, total porositas tinggi, tetapi juga tanah ini bersifat gembur konsistensinya, kurang plastis dan tidak lengket.
4. Andisol merupakan tanah utama yang digunakan untuk perkebunan teh. Selain itu, tanah Andisol banyak digunakan untuk tanaman hortikultura baik berupa tanaman bunga, sayur-sayuran maupun buah-buahan.
DAFTAR PUSTAKA
http//:www.repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/4/Chapter%20ll.pdf. http://unguamalis.blogspot.com/2010/12/tanah-Andisol-tanah-suburakibat-letusan.html.
http://pustaka.unpad.ac.id/wp-content/uploads/2009/04/penggunaan_metoda_selective_dissolution_dan_spektroskopi_inframerah.pdf.
http//:www.akademik.unsri.ac.id/…./D_Djaenudin_beberapa_sifat_spesifik.pdf.
http//:www.jurnal.pdii.lipi.go.id/admin/jurnal/6208109113.pdf.
http://repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/12119/G09ath.pdf?sequence=2.