"PORTAL GEOGRAFI, LINGKUNGAN DAN TATA KOTA" Gapai mimpimu untuk masa depan yang lebih baik

Sejarah geologi pulau bali,NTT, Lombok


Sejarah geologi pulau bali,NTT, Lombok.
A.    Kondisi geologi pulau bali
       Kondisi geologi regional Bali dimulai dengan adanya kegiatan di lautan selama kala Miosen Bawah yang menghasilkan batuan lava bantal dan breksi yang disisipi oleh batu gamping. Di bagian selatan terjadi pengendapan oleh batu gamping yang kemudian membentuk Formasi Selatan. Di jalur yang berbatasan dengan tepi utaranya terjadi pengendapan sedimen yang lebih halus.
       Pada akhir kala Pliosen, seluruh daerah pengendapan itu muncul di atas permukaan laut. Bersamaan dengan pengangkatan, terjadi pergeseran yang menyebabkan berbagai bagian tersesarkan satu terhadap yang lainnya. Umumnya sesar ini terbenam oleh bahan batuan organik atau endapan yang lebih muda. Selama kala Pliosen, di lautan sebelah utara terjadi endapan berupa bahan yang berasal dari endapan yang kemudian menghasilkan Formasi Asah. Di barat laut sebagian dari batuan muncul ke atas permukaan laut. Sementara ini semakin ke barat pengendapan batuan karbonat lebih dominan. Seluruh jalur itu pada akhir Pliosen terangkat dan tersesarkan. 
       Kegiatan gunung api lebih banyak terjadi di daratan, yang menghasilkan gunung api dari barat ke timur. Seiring dengan terjadinya dua kaldera, yaitu mula-mula kaldera Buyan-Bratan dan kemudian kaldera Batur, Pulau Bali masih mengalami gerakan yang menyebabkan pengangkatan di bagian utara. Akibatnya, Formasi Palasari terangkat ke permukaan laut dan Pulau Bali pada umumnya mempunyai penampang Utara-Selatan yang tidak simetris. Bagian selatan lebih landai dari bagian Utara. Stratigrafi regional berdasarkan Peta Geologi Bali geologi Bali tergolong masih muda. Batuan tertua kemungkinan berumur Miosen Tengah.
Menurut Purbohadiwidjoyo, (1974). dan Sandberg, (1909) dalam  K.M Ejasta,(1995), secara geologi pulau bali masih muda, batuan tertua berumur miosen. Secara garis besar batuan di Bali dapat dibedakan menjadi beberapa satuan yaitu:
Ă˜  Formasi Ulakan
Formasi ini merupakan formasi tertua berumur Miosen Atas, terdiri dari stumpuk batuan yang berkisar dari lava bantal dan breksi basal dengan sisipan gampingan. Nama formasi Ulakan diambil dari nama kampung Ulakan yang terdapat di tengah sebaran formasi itu.
Ă˜  Formasi Selatan
Formasi ini menempati semenanjung Selatan. Batuannya sebagian besar berupa batugamping keras. menurut Kadar, (1972) dalam K.M Ejasta, (1995) tebalnya berkisar 600 meter, dan kemiringa menuju keselatan antara 7-10o . kandungan fosil yang terdiri dari Lepidocyclina emphalus, Cycloclypeus Sp, Operculina Sp, menunjukan berumur Miosen. Selain di semananjung selatan, formasi ini juga menempati Pulau Nusa Penida.
Ă˜  Formasi Batuan Gunungapi Pulaki
Kelompok batuan ini berumur pliosin, merupakan klompok batuan beku yang umumnya bersifat basal, terdiri dari lava dan breksi. Sebenarnya terbatas di dekat Pulaki. Formasi Prapatagung
Klompok  batuan ini berumur Pliosin, menempati daerah Prapatagung di ujung barat Pulau Bali. Selai batugamping dalam formasi ini terdapat pula batu pasir gampingan dan napal.
Ă˜  Formasi Asah .
Klompok batuan ini brumur Pliosen menyebar dari baratdaya Seririt ke timur hingga di baratdaya Tejakula.
Pada lapisan bawah umumnya terdiri dari breksi yang beromponen kepingan batuan bersifat basal, lava, obsidian. Batuan ini umumnya keras karena perekatnya biasanya gampingan. Dibagian atas tedapat lava yang kerapkali menunjjukan rongga, kadang-kadang memperlihatkan lempengan dan umunya berbutir halus. Kerpakali Nampak struktur bantal yang menunjukan suasana pengendapan laut.
Ă˜  Formasi batuan gunungapi kuarter  bawah
Kwarter di Bali di Dominasi oleh batuan bersal dari kegiatan gunung api. berdasarkan morfologinya dapat diperkirakan bahwa bagian barat pulau Bali ditempati oleh bentukan tertua terdiri dari lava, breksi dan tufa.
Ă˜  Formasi batuan gunungapi kwarter
Kegiaan  vulkanis pada kwarter menghasilkan terbentuknya sejumlah kerucut yang umumnya kini telah tidak aktif lagi. Gunungapi tersebut menghasikan batuan tufa dan endapan lahar Buyan-Beratan dan Batur, batuan gunungapi  Gunung Batur, batuan gunungapi Gunung Agung, batuan gunungapi Batukaru, lava dari gunung Pawon dan batuan gunungapi dari kerucut-kerucut subresen Gunung Pohen, Gunung Sangiang dan gunung Lesung. Gunungapi-gunungapi tersebut dari keseluruhannya hanya dua yang kini masih aktif yaitu Gunung Agung dan Gunung Batur di dalam Kaldera Batur.

a)      Kompleks daerah vulkanik Bali.
Vulkanisme ialah peristiwa alam yang berhubungan dengan pembentukan gunung api, yaitu pergerakan magma di kulit bumi (litosfer) menyusup ke lapisan lebih atas atau keluar permukaan bumi.
Komplek daerah volkanik di Bali dapat dibagi menjadi empat komplek  yaitu:
Ă¼  Komplek Vulkanik di Bali Bagian Barat.
Wilayah ini meliputi daerah pegunungan mulai dari Gunung Patas kearah barat sampai dekat Gilimanuk. Puncak-puncak separti gunung kelatakan, gunung sangiang, gunung Merbuk, dan Gunung Mesehe termasuk didalam unit ini. Jenis batuannya lava breksi, batu pasir, dan tufa merupakan bahan induk tanah yang terbentuk di daerah yang bertofografi barat ini.
Ă¼  Komplek Gunungapi Buyan – Beratan
           Gunung Buyan - Beratan adalah komplek pegunungan di bagian tengah Bali, dan puncak-puncak gunung yang saat dapat kita lihat seperti membentengi daerah tersebut merupakan bagian dari gunungapi Beratan Buyan purba.
Ă¼  Gunung api Batur
Menurut Kemmerling, (1918) dan Stehn, (1928) dalam I.S. Sutawidjaja, dkk, (1990). Kaldera Batur merupakan ketel raksasa berukuran 13,8 x 10 km. Kaldera ini tertutup dari segala arah, merupakan salah satu kaldera terbesar dan terindah di dunia (van Bemmelen, 1949) dalam (I.S. Sutawidjaya, 1990). Pematang kaldera tingginya berkisar antara 1267 m  2152 m (Puncak G. Abang).
Ă¼  Komplek Gunung Agung dan Gunung Seraya
Komplek ini terletak pada bagian timur pulau Bali  dengan  titik tertinggi sekaligus titik tertinggi di Bali setinggi 3.148 m (dpal) dan terakhir meletus pada Maret 1963. merupakan komplek gunungapi yang cukup luas.  Disebelah timur klungkung terdapat medan lahar yang cukup luas dari hasil letusan gunung Agung. Timbunan lahar yang sangat luas juga terdapat di lereng utara Gunung Agung, mulai dari Batudawa disebelah barat Culik, dekat Tianyar
Ă¼  Depresi Karangasem
Terdapat disebalah barat daerah Gunung Seraya. Daerah ini lebih hijau dibandingkan dengan di sekitarnya. Ini disebabkan karena daerah ini mendapat rembesan air tanah yang keluar dari lapisan-lapisan tanah Gunung Agung, dan sungai-sungai pada daerah ini tidak kering pada musim kemarau.
Ă¼  Gugusan bukit Sidemen
Terdapat di sebelah barat depresi Karangasem, terdiri dari barisan bukit-bukit yang renadah, dengan tinggi tidak melebihii 800 m. gugusan Bukit Sidemen ini dipisahkan dengan gunung Gunung Agung oleh sebuah pelana yang dinamakan Sebetan. Sedangkan material bukit ini terdiri dari lapisasn breksi.
B.     sejarah  geologi pulau NTT
                  Nusa tenggara berada diantara bagian timur pulau Jawa dan kepulauan Banda tediri dari pulau-pulalu kecil dan lembah sungai. Secara fisik, dibagian utara berbatasan dengan pulau Jawa, bagian timur dibatasi oleh kepulauan Banda, bagian utara dibatasi oleh laut Flores dan bagian selatan dibatasi oleh Samudra Hindia. Secara geologi nusa tenggara berada pada busur Banda. Rangkaian pulau ini dibentuk oleh pegunungan vulkanik muda. Pada teori lempeng tektonik, deretan pegunungan di nusa tenggara dibangun tepat di zona subduksi indo-australia pada kerak samudra dan dapat di interpretasikan kedalaman magmanya kira-kira mencapai 165-200 km sesuai dengan peta tektonik Hamilton (1979). Lempeng tektonik kepulauan Indonesia terletak di penggabungan tiga lempeng utama diantaranya lempeng indo-australia, Eurasia dan pasifik. Interaksi dari ke tiga lempeng tersebut menimbulkan kompleks tektonik khususnya di perbatasan lempeng yang terletak di timurIndonesia.
                 Sebagian besar busur dari kepulauan Nusa Tenggara dibentuk oleh zona subduksi dari lempeng Indo-australia yang berada tepat dibawah busur Sunda-Banda selama diatas kurun waktu tertier yang mana subduksi ini dibentuk didalam busur volcanik kepulauan Nusa Tenggara. Bagaimanapun juga ada perbedaan-perbedaan hubungan dari anĂ¡lisis kimia diantara batuan volkanik pada kepulauan Nusa Tenggara. Busur volkanik pada bagian timur wilayah sunda secara langsung dibatasi oleh kerak samudra yang keduanya memiliki karakteristik kimia yang membedakanya dari lava pada bagian barat busur Nusa Tenggara.

C.    Sejarah geologi pulau lombok.
                  Struktur Geologi NTB. Kondisi geologi wilayah NTB dengan batuan tertua berumur Tersier dan yang termuda berumur Kuarter, didominasi oleh Batuan Gunungapi serta Aluvium (recent). Batuan Tersier di Pulau Lombok terdiri dari perselingan batupasir kuarsa, batulempung, breksi, lava, tufa dengan lensa-lensa batugamping, batu gamping dan dasit. Sedangkan di Pulau Sumbawa terdiri dari lava, breksi, tufa, andesit, batupasir tufaan, batulempung, dasit, tonalit, tufa dasitan, batugamping berlapis, batugamping tufaan dan lempung tufaan. Batuan Kuarter di Pulau Lombok terdiri dari perselingan breksi gampingan dan lava, breksi, lava, tufa, batuapung dan breksi lahar. Sedangkan di Pulau Sumbawa terdiri dari terumbu koral terangkat, epiklastik (konglomerat), hasil gunungapi tanah merah, gunungapi tua, gunungapi Sangeangapi, gunungapi Tambora, gunungapi muda dan batugamping koral. Aluvium dan endapan pantai cukup luas terdapat di Pulau Sumbawa dan Lombok.
                  Berdasarkan tatanan geologi Indonesia, Wilayah Nusa Tenggara Barat terletak pada pertemuan dua lempeng besar (Lempeng Hindia-Australia dan Lempeng Eurasia) yang berinteraksi dan saling berbenturan satu dengan yang lain. Batas kedua lempeng ini merupakan daerah yang sangat labil ditandai dengan munculnya tiga gunungapi aktif tipe A (Rinjani, TamboradanSangeangapi). Struktur geologi yang kita jumpai di Jawa dapat ditelusuri sampai di pulau Flores. Hanya geantiklinalnya sebagian besar telah mengalami Tektonik Sekunder Dermal meluncur ke dasar laut di sebelah utaranya. Stutterhein (1922) mengemukakan bahwa berdasarkan sejarah Hindu, pulau Bali terpisah dari Pulau Jawa pada tahun 280M. Perluasan ke timur dari busur dalam vulkanis adalah rangkaian pulau-pulau Bali-Lombok-Sumbawa-Flores. Di setiap pulau tersebut dijumpai Zone-zone seperti di Jawa Timur misalnya zone Solo yang terisi vulkan kuarter menempati bagian utara Pulau Bali (G. Batur, G Agung), bagian utara pulau Lombok (G. Rinjani), mulai tidak nampak di Pulau Sumbawa karena geantiklinalnya tenggelam di dasar laut membentuk teluk Sholeh, di P. Flores bekas geantiklinalnya masih nampak Di pulau Komodo dan P. Rinca dan juga Teluk Maumere di Flores Timur. Busur luar non vulkanisnya berupa punggungan dasar laut sebelah selatanderetanpulau-pulautersebut.
Share:

Wikipedia

Search results