a.
keadaan
geologi pulau kalimantan barat,timur,selatan,dan tengah.
Indonesia
bagian barat seperti Kalimantan,
Sumatera dan Jawa Barat serta JawaTengah tersusun oleh
kerak benua, demikian pula dasar lautan di antara pulau-pulau
ini yang dangkal. Di bawah kerak bumi adalah zona yang batuannya lebih panas dan bersifat lebih plastis. Lempeng benua dan lempeng
samudera mengapung di atas bahan cair di bawahnya. DiKalimantan terdapat empat unit geologi utama, yaitu batuan yang dihubungkan dengan pinggir lempeng,
batuan dasar, batuan muda yang mengeras dan tidak
mengeras, dan batuan aluvial serta endapan muda yang
dangkal. Kompleks batuan dasar diKalimantan di
bagian barat dan bagian tengah Kalimantan(termasuk pegunungan
Schwaner) mewakili singkapan dasar benua terbesar di Indonesia. Batuan
dasar adalah batuan di dasar lapisan stratigrafi yang
umumnya lebih tua dari batuan di atasnya. Batuan ini biasanya mengalami
metamorfosis bela terkena panas. Hasil metamorfosis batuan ini yang khas adalah
batu pualam yang berasal dari batu kapur; bati sekis hijau yang
berasal dari batuan vulkanik, batu gneis yang berasal
dari batu pasir atau granit. Daerah batuan metamorfosis
atau batuan dasar adalah jenis kerak benua yang sering dipengaruhi
oleh batuan intrusi muda.
Kompleks
batuan dasar
Kalimantan terdiri
dari atas sekis dan gneis yang tercampur dengan granit dari Era
Palaezoikum dan Periode Terseir membentuk daerah kristal yang sangat
luas. Batuan yang berasosiasi dengan pinggir lempengKalimantanmencakup opiolit (kerak samudera) dan melange. Potongan lantai
samudera (kerak samudera) terdapat beberapa tempat didaratanKalimantan. Potongan-potongan ini dicirikan oleh susunan batuan
beku yang padat gelap tipe basa dan ultra basa dengan
komponen granit. Endapan batu kersik samudera dan karbonat mungkin juga terdapat deretan batuan ini disebut opiolit. Sebagian pengganti
jalur penunjaman, opiolit-opiolit ini terbentuk oleh
tubrukan lempeng ketika kerak samudera terperangkap oleh
gerakan tektonik lempeng dan tertekan ke pinggir lempeng
yang berdekatan dan di sini opiolit-opiolit ini tetap terlindungi. Proses
pencuatan ini sering disertai oleh rubuh dan retaknya batuan. Kompleks opiolit
di Pulau Laut
dan Pegunungan Meratus
terbentuk dengan cara ini.
Batuan melange adalah
batuan campuran potongan-potongan batu dari
berbagai jenis dan ukuran yang berbeda dalam matrik berliat yang
terpotong, yang menunjukkan adanya tekanan yang sangat
kuat. Potongan-potongan ini ukurannya dapat sangat kecil
(cm) dan dapat juga berukuran besar (ratusan meter atau
lebih. Malange sering dikaitkan dengan proses pembentukan jalur
penunjaman.Melange merupakan
perpaduan antara bahan-bahan yang terkikis dari
lempeng samudera yang bergerak turun dengan endapan yang berasal dari massa daratan atau lengkung vulkanik di dekatnya. Seluruh massa ini
tergesek dan terpotong karena desakan ke bawah dari
lempeng yang bergerak turun. Batuan yang terbentuk dengan
cara ini berasosiasi dengan desakan keatas lempeng opiolit yang
besar di Pegunungan Meratus. Daerah melangeyang
luas di bagian tengah Kalimantan,
yaitu yang terbentang di perbatasan antara Kalimantan dan
Malaysia, masih belum diketahui dengan
baik. Daerah melange ini merupakan zona batuan hancur, sering mengandung potongan-potongan opiolit, tetapi luas dan umur geologinya
(akhir mesozoikum sampai periode tersier yang lebih tua)
sulit untuk dijelaskan dalam peristilahan lempeng tektonik sederhana
(williams dkk, 1989)
Sebagian
besar Kalimantan terdiri dari batuan yang keras dan
agak keras, termasuk batuan kuarter di semenanjung Sangkulirang dan jajaran
pegunungan meratus,batuan vulkanik dan endapan tersier.Kalimantan tidak memiliki gunung
api yang aktif seperti yang terdapat di Sumatera dan Jawa,
tetapimemiliki daerah batuan vulkanik tua yang
kokoh di bagian barat daya dan bagian timur Kalimantan.
Hal-hal tersebut merupakan peninggalan sejarah geologis Indonesia yang
mencakup berbagai masa kegiatan vulkanik dari 300 juta tahun yang lalu sampai sekarang.
Batuan vulkanik terbentuk sebagai hasil magma dari perut bumi yang
mencapai permukaan. Ketika magma menjadi dingin dan membeku,
dibawah permukaan bumi terbentuk sebagai hasil magma dari perut
bumi yang mencapai permukaan. Ketika magma menjadi dingin
dan membeku, dibawah permukaan bumi terbentuk batuan
intrusi seperti granodiorit. Ditempat batuan vulkanik tua Kalimantanyang
telah terkikis, intrusi yang mengandung cadangan
emas, semula di bawah gunung api merupakan bagian penting dari
proses utama pembentukan mineral seperti emas.
Suatu
kawasan yang luas di bagian tengah, timur dan selatan Kalimantan
tersusun dari batuan endapan seperti batu pasir dan batu sabak.
Selain formasi yang lebih tua diKalimantan Barat, kebanyakan formasi sedimen relatif muda dan
mencakup batu bara dan batuan yang mengandung minyak bumi.
Bagian
selatan Kalimantan terutama tersusun
dari pasir keras yang renggang dan teras kerikil yang
sering dilapisi oleh timbunan gambut muda yang dangkal dan kipas aluvial yang
tertimbun karena luapan sungai Setidaknya diKalimantan terdapat
205 formasi batuan.Formasi
batuan di Kalimantan, terdapat banyak
patahan diKalimantan Timur dan
Barat, sedikit di Kalimantan Selatan
dan sangat sedikit diKalimantan
Barat. Sebaran patahan yang paling sedikit
berada di bagian selatan sampai barat dari PulauKalimantan. Kalimantan
Utara membentuk sebagian arah pokok Kepulauan Filipina. Rangkaian
pulau Palawan berakhir pada Pegunungan Kinibalu dan rangakaian Pulau Sulu berakhir di daerah Teluk Darvel. Pegunungan Kinibalu yang
membujur arah timur lautbarat daya terdiri dari lapisan Pra-tertier yang terlipat tinggi dan lapisan Tertier tang terlipat lebih rendah, yang terganggu
oleh granodiorit dari massa batuan massif Kinibalu.
Pegunungan di sebelah utara Teluk Darvel yang membujur
arah timur barat juga tersusun dari
batuan Pretertier dan Tertier bawah. Lapisan Tertier yang lebih muda
yang kurang terlipat terdapat pada sisi rangkaian ini serta pada basin di
antaranya yang meluas ke arah barat Palang Sulu.
Kalimantan
Utara yang komplek ini mempunyai hubungan geologis
dengan Kepulauan Filipina, yang dipisahkan oleh massa Neogen yang membentang
melintasi pulau itu dari Basin Sulawesi di bagian timur sampai teluk Labuhan di
pantai barat laut. Bagian yang bersifat Sunda di Kalimantan terdiri atas teras
kontinen berbentuksegitiga (baji) di Kalimantan barat daya
yang dibatasi oleh Basin Tertier bagian selatan dan timur Kalimantan
pada sisi lain. Hanya bagian barat Kalimantan berupa segitiga yang dibentuk
oleh Pegunungan MullerUjung DatukUjung
Sambar yang sebenarnya merupakan massa kontinen. Bagian itu pada sisi
timurnya terdiri atas Basin Melawi dengan fasies air payau Tertier Bawah.
Menurut Fen (1933),hanya Kalimantan barat daya yang boleh disebut daratan tua
(Alte Rumpfebene).
Teras
kontinen ini membentuk bagian massa daratan Sunda tua. Batas
utaranya dibentuk oleh kelompok pegunungan yang membentang dari
Ujung Datuk melalui gunung Niut dan Plato Madi ke arah
Pegunungan Muller. Tepi selatan dibentuk oleh Pegunungan
Schwaner dan pegunungan rendah yang membentang ke pantai
selatan. Kedua jalur batuan selanjutnya ditandai dengan intrusi
volkanis dan ekstrusi Tertier.
Jalur
volkan Tertier ini bertemu di Pegunungan
Muller dan selanjutnya membentang ke arah timur laut melalui Batuayan (1652 m) ke Kongkemal (2053 m) dan berakhir pada Pegunungan
Datong yang rendah di sebelah barat Tarakan. Di dekat ujung
utara massa kontinen Kalimantan Barat, jalur basalt
Kuarter terdapat di sekeliling Gunung Niut yang tua dan
sepanjang ujung barat daya terdapat beberapa volkan Kuarter yang telah padam, seperti Murai, Seluh, dan Bawang Aso. Dari Kongkemal
sebuah pegunungan yang kompleks bercabang ke arah timur menuju Niapa (1275 m)
dan dari tempat tersebut basement kompleks merosot dengan teratur da bawah
lapisan Tertier semenanjung Mangkaliat.
Massa tanah Sunda itu menyusup ke Kalimantan seperti sebuh baji besar
yang lebar dasarnya 600 km, sepanjang pantai barat daya antara Ujung Datuk dan
Ujung Sambar, membentang ke timur laut sampai pulau itu, serta berangsur angsur menyempit. Bagian timur laut Pegunungan Schwaner mulai merosot
di bawah lapisan marin Tertier, tetapi kemudian dapat
diikuti lebih jauh ke arah timur laut sampai Kongkemal,
kemudian meruncing keluar ke pegunungan Latong di
Kalimantan timur laut. Baji batuan Pre Tertier ini membentuk kerangka struktural
Kalimantan Sunda
Di
sebelah barat lautnya terdapat pegunungan besar setinggi 10002000
m yang cekung ke arah barat laut dan terdiri dari Pegunungan
Kapuas Hulu dan Iran. Rangkaian pegunungan ini tersusun dari batuan marin PreTertier dan Tertier Bawah yang terlipat secara
intensif serta menekan ke arah barat laut.rangkaian
tersebut dipisahkan oleh Lembah Rejang, dari sebuah punggungan (Igir Ularbulu) yang tingginya berangsur angsur berkurang dari 1000 m, yang juga cekung
ke arah barat laut. Pegunungan ini merupakan antiklinorium yang sebagian besar terdiri dari lapisan Tertier, dipisahkan dari pantai
Serawak dan Brunei oleh jalur agak sempit dari tanah
pegunungan rendah. Pegunungan Kapuas Hulu Iran dan Punggungan Ularbulu merupakan
rangkaian pegunungan .Tertier
yang termasuk kedalam Sistem Pegunungan Sunda. Di sebelah tenggara dan
timur kerangka struktural Kalimantan, basement kompleks Pretertiermenghilang
di bawah basin bagian selatan dan timur dan di tempat itu terjadi pengendapanribuan meter sidimen Tertier. Basement
kompleks itu muncul lagi ke arah pantai timur, merosot membentuk
palung di Selat Makasar dan muncul lagi sebagai Pulau Laut dan Sebukku di luar sudut tenggara Kalimantan. Pada bagian tepi ini basin
Tertier Kalimantan tenggara dan timur berupa pegunungan
membujur barat dayatimur laut. Pegunungan
tersebut berawal di Meratus di bagian selatan, terdiri dari batuanPretertier dan berhubungan dengan
antiklinorium Samarinda. Dari antiklinorium Samarinda, pada bagian yang
terpotong oleh sungai anteseden .Mahakam,
sumbu itu muncul lagi ke arah utara ke ambang melintang yang dibentuk oleh
Sistem KongkemalNiapaMangkaliatRangkaian Pegunungan Meratus Samarinda merupakan hasil orogenesis Tertier
pada sisi tenggara kerangka struktural kalimantan. Orogenesis itu membentuk bagian yang berlawanan dari rangkaian pegunungan Tertier
Serawak pada sisi barat lautnya.
b. Sejarah
geologi sepanjang perbatasan RI dengan Malaysia.
Pontianak (ANTARANews) - Indonesia dan Malaysia akan bekerja
sama melakukan kajian geologi dan pemetaan potensi tambang di daerah perbatasan
antardua negara tersebut di Pulau Kalimantan mulai pertengahan tahun ini hingga
2014, kata Kepala Bidang (Kabid) Geologi Dinas Pertambangan dan Energi Kalimantan
Barat, Nasir Salekat, di Pontianak, Kamis
Dalam kerja sama itu Indonesia
akan diwakili Badan Geologi Kementerian ESDM (Energi dan Sumber Daya Mineral)
yang melibatkan Distamben (Dinas Pertambangan dan Energi) Kalimantan Barat
(Kalbar) dan Kalimantan Timur (Kaltim), kata Nasir.
Ia mengatakan, dengan kerja sama
itu nantinya diharapkan akan menghasilkan data yang lebih mutakhir, detil,
spesifik tentang struktur geologi, serta data kuantitas tingkat penyebaran
potensi tambangnya.
"Bagi Kalbar ini penting dan menguntungkan, karena
potensi tambang belum optimal dimanfaatkan. Dengan data baru maka bisa menawarkan lebih
menarik ke para investor baru," katanya. Menurut dia, sejumlah bahan tambang di
wilayah Kalbar sudah terdeteksi potensinya dan sebagian di antaranya sudah
dieksplorasi dan dieksploitasi, seperti bauksit, emas, kaolin, tembaga dan batu
bara. Ia menilai,
dengan kajian baru ini optimistis kajian geologi baru tersebut akan
menghasilkan data yang lebih lengkap dan jenis-jenis baru bisa diketahui, karena
kajian struktur geologi dan data potensi tambang di perbatasan wilayah Malaysia
terus berkembang yang biasanya memiliki korelasi kuat secara geologis dengan
potensi tambang di perbatasan wilayah Indonesia.
Ia mengatakan, sebelum melakukan kerja sama dengan Malaysia, pihak Badan Geologi dan Distamben daerah sebenarnya sudah melakukan penelitian pendahuluan untuk perbatasan wilayah Kalbar dan Kaltim tersebut.
"Data hasil penelitian kita akan disandingkan dengan data Malaysia, kemudian akan dikaji bersama hingga di lapangannya, disinkronisasi sampai dibuat pemetaannya," katanya.
Ia mengatakan, sebelum melakukan kerja sama dengan Malaysia, pihak Badan Geologi dan Distamben daerah sebenarnya sudah melakukan penelitian pendahuluan untuk perbatasan wilayah Kalbar dan Kaltim tersebut.
"Data hasil penelitian kita akan disandingkan dengan data Malaysia, kemudian akan dikaji bersama hingga di lapangannya, disinkronisasi sampai dibuat pemetaannya," katanya.
Saat ditanya tentang adanya
berita bahwa aktivitas penambangan batu bara oleh pihak Malaysia di wilayah
perbatasan sudah memasuki wilayah Indonesia, Nasir mengatakan, berdasarkan data
sementara yang ada, penambangan Malaysia yang masuk wilayah Indonesia tidak
ada. "Makanya, permasalahan ini nanti juga akan dibentangkan
dan dijelaskan agar tidak ada kemungkinan saling masuk wilayah dalam
penambangan kelak dikemudian hari," ungkap Nasir Salekat
Wilayah Kalbar yang memiliki
tapal batas dengan Malaysia yang akan terlibat dalam kajian geologi dan
pemetaan potensi tambang itu akan mencakup lima kabupaten, yaitu Kabupaten
Sambas, Bengkayang, Sanggau, Sintang dan Kapuas Hulu.