1.
Sejarah Punk di Dunia
Istilah punk muncul pertama kali di
Inggris. Dimana makna dari punk adalah perlawanan. Namun, seiring berjalannya
waktu, membawa istilah tersebut merembet ke bumi Amerika. Kebobrokan moral pada
saat itu mendapat sindiran dari para pekerja dengan cara berpakainnya yaitu
rambut Mohawk, sepatu boots, rantai dan spike serta baju lusuh. Tahun 1970
menjadi awal kehadiran dari genre punk dengan munculnya band seperti Sex
Pistols, The Damned dan Buzzcock.
Seiring perrkembangan genre ini,
mulailah muncul band-band penyusul yang kemudian mencampuradukkan genre punk
ini dengan genre lain. Hal itu yang dilakukan pula oleh band asal amerika yaitu
Ramones. Yang mencampurkan antara genre punk dengan suasana rocknya. Melihat
pasar yang semakin menggandrungi genre ini. Mulailah industri ikut bermain
disini. Sehingga terciptalah beberapa band yang banyak dari orang menyebutnya
“punk industrial”. Punk industrial ini memunculkan band seperti Blink 182 yang
kemudian disusul oleh Green Day. Kedua band ini mencoba mencampur adukkan genre
punk dengan genre pop demi komoditi pasar . Sehingga musik perlawanan ini bisa
diterima pasar.
Banyak
yang menyalahartikan punk sebagai glue sniffer dan perusuh karena di Inggris
pernah terjadi wabah penggunaan lem berbau tajam untuk mengganti bir yang tak
terbeli oleh mereka. Banyak pula yang merusak citra punk karena banyak dari
mereka yang berkeliaran di jalanan dan melakukan berbagai tindak kriminal.
Di Indonesia perkembangan tidak
hanya terhenti pada musik saja. Munculnya distro- distro merupakan salah
satunya. Hal itu muncul sebagai sindiran atas budaya konsumerisme anak muda
yang gandrung akan merk-merk fashion internasional.
2.
Gaya
hidup dan Ideologi
Psikolog
brilian asal Rusia, Pavel Semenov, menyimpulkan bahwa manusia memuaskan
kelaparannya akan pengetahuan dengan dua cara. Pertama, melakukan penelitian
terhadap lingkungannya dan mengatur hasil penelitian tersebut secara rasional
(sains). Kedua, mengatur ulang lingkungan terdekatnya dengan tujuan membuat
sesuatu yang baru (seni).
Dengan
definisi diatas, punk dapat dikategorikan sebagai bagian dari dunia kesenian.
Gaya hidup dan pola pikir para pendahulu punk mirip dengan para pendahulu
gerakan seni avant-garde, yaitu dandanan nyleneh, mengaburkan batas antara
idealisme seni dan kenyataan hidup, memprovokasi audiens secara
terang-terangan, menggunakan para penampil (performer) berkualitas rendah dan
mereorganisasi (atau mendisorganisasi) secara drastis kemapanan gaya hidup.
Para penganut awal kedua aliran tersebut juga meyakini satu hal, bahwa hebohnya
penampilan (appearances) harus disertai dengan hebohnya pemikiran (ideas).
Punk
selanjutnya berkembang sebagai buah kekecewaan musisi rock kelas bawah terhadap
industri musik yang saat itu didominasi musisi rock mapan, seperti The Beatles,
Rolling Stone, dan Elvis Presley. Musisi punk tidak memainkan nada-nada rock
teknik tinggi atau lagu cinta yang menyayat hati. Sebaliknya, lagu-lagu punk
lebih mirip teriakan protes demonstran terhadap kejamnya dunia. Lirik lagu-lagu
punk menceritakan rasa frustrasi, kemarahan, dan kejenuhan berkompromi dengan
hukum jalanan, pendidikan rendah, kerja kasar, pengangguran serta represi
aparat, pemerintah dan figur penguasa terhadap rakyat.
Akibatnya
punk dicap sebagai musik rock n’ roll aliran kiri, sehingga sering tidak
mendapat kesempatan untuk tampil di acara televisi. Perusahaan-perusahaan
rekaman pun enggan mengorbitkan mereka.
Gaya
hidup ialah relatif tidak ada seorangpun memiliki gaya hidup sama dengan
lainnya. Ideologi diambil dari kata "ideas" dan "logos" yang
berarti buah pikiran murni dalam kehidupan. Gaya hidup dan ideologi berkembang
sesuai dengan tempat, waktu dan situasi maka punk kalisari pada saat ini mulai
mengembangkan proyek "jor-joran" yaitu manfaatkan media sebelum media
memanfaatkan kita. Dengan kata lain punk berusaha membebaskan sesuatu yang
membelenggu pada zamannya masing-masing.
3.
Punk
dan Anarkisme
Kegagalan
Reaganomic dan kekalahan Amerika Serikat dalam Perang Vietnam di tahun 1980-an
turut memanaskan suhu dunia punk pada saat itu. Band-band punk gelombang kedua
(1980-1984), seperti Crass, Conflict, dan Discharge dari Inggris, The Ex dan
BGK dari Belanda, MDC dan Dead Kennedys dari Amerika telah mengubah kaum punk
menjadi pemendam jiwa pemberontak (rebellious thinkers) daripada sekadar pemuja
rock n’ roll. Ideologi anarkisme yang pernah diusung oleh band-band punk
gelombang pertama (1972-1978), antara lain Sex Pistols dan The Clash, dipandang
sebagai satu-satunya pilihan bagi mereka yang sudah kehilangan kepercayaan
terhadap otoritas negara, masyarakat, maupun industri musik.
Di
Indonesia, istilah anarki, anarkis atau anarkisme digunakan oleh media massa
untuk menyatakan suatu tindakan perusakan, perkelahian atau kekerasan massal.
Padahal menurut para pencetusnya, yaitu William Godwin, Pierre-Joseph Proudhon,
dan Mikhail Bakunin, anarkisme adalah sebuah ideologi yang menghendaki
terbentuknya masyarakat tanpa negara, dengan asumsi bahwa negara adalah sebuah
bentuk kediktatoran legal yang harus diakhiri.
Negara
menetapkan pemberlakuan hukum dan peraturan yang sering kali bersifat
pemaksaan, sehingga membatasi warga negara untuk memilih dan bertanggung jawab
atas pilihannya sendiri. Kaum anarkis berkeyakinan bila dominasi negara atas
rakyat terhapuskan, hak untuk memanfaatkan kekayaan alam dan sumber daya
manusia akan berkembang dengan sendirinya. Rakyat mampu memenuhi kebutuhan
hidupnya sendiri tanpa campur tangan negara.
Kaum
punk memaknai anarkisme tidak hanya sebatas pengertian politik semata. Dalam
keseharian hidup, anarkisme berarti tanpa aturan pengekang, baik dari
masyarakat maupun perusahaan rekaman, karena mereka bisa menciptakan sendiri
aturan hidup dan perusahaan rekaman sesuai keinginan mereka. Punk etika semacam
inilah yang lazim disebut DIY (do it yourself/lakukan sendiri).
Keterlibatan
kaum punk dalam ideologi anarkisme ini akhirnya memberikan warna baru dalam
ideologi anarkisme itu sendiri, karena punk memiliki ke-khasan tersendiri dalam
gerakannya. Gerakan punk yang mengusung anarkisme sebagai ideologi lazim
disebut dengan gerakan Anarko-punk.Berbekal etika DIY, beberapa komunitas punk
di kota-kota besar di Indonesia seperti Jakarta, Bandung, Yogyakarta, dan
Malang merintis usaha rekaman dan distribusi terbatas. Mereka membuat label
rekaman sendiri untuk menaungi band-band sealiran sekaligus mendistribusikannya
ke pasaran. Kemudian usaha ini berkembang menjadi semacam toko kecil yang lazim
disebut distro.
CD
dan kaset tidak lagi menjadi satu-satunya barang dagangan. Mereka juga
memproduksi dan mendistribusikan t-shirt, aksesori, buku dan majalah, poster,
serta jasa tindik (piercing) dan tatoo. Seluruh produk dijual terbatas dan
dengan harga yang amat terjangkau. Dalam kerangka filosofi punk, distro adalah
implementasi perlawanan terhadap perilaku konsumtif anak muda pemuja Levi’s,
Adidas, Nike, Calvin Klein, dan barang bermerek luar negeri lainnya.
a)
Punk not DEAD!!!
Komunitas yang satu ini memang
sangat berbeda sendiri dibandingkan dengan komunitas pada umumnya. Banyak orang
yang menilai bahwa komunitas yang satu ini termasuk salah satu komuitas yang
urakan, berandalan dan sebagainya. Namun jika dicermati lebih dalam banyak
sekali yang menarik yang dapat Anda lihat di komunitas ini. Punk sendiri
terbagi menjadi beberapa komunitas-komunitas yang memiliki ciri khas
tersendiri, terkadang antara komunitas yang satu dengan komunitas yang lain
juga sering terlibat masalah. Walaupun begitu mungkin beberapa komunitas Punk
di bawah ini dapat mempengaruhi kehidupan Anda sehari-hari.
b)
Punk Community
Anarcho Punk Komunitas Punk yang
satu ini memang termasuk salah satu komunitas yang sangat keras. Bisa dibilang
mereka sangat menutup diri dengan orang-orang lainnya, kekerasan nampaknya
memang sudah menjadi bagiandari kehidupan mereka. Tidak jarang mereka juga
terlibat bentrokan dengan sesama komunitas Punk yang lainnya.
Anarcho Punk juga sangat idealis
dengan ideologi yang mereka anut. Ideologi yang mereka anut diantaranya, Anti
Authoritarianism dan Anti Capitalist.Crass, Conflict, Flux Of Pink Indians
merupakan sebagian band yang berasal dari Anarcho Punk.
c)
Crust Punk
Jika Anda berpikir bahwa Anarcho
Punk merupakan komunitas Punk yang sangat brutal, maka Anda harus menyimak yang
satu ini. Crust Punk sendiri sudah diklaim oleh para komunitas Punk yang
lainnya sebagai komunitas Punk yang paling brutal. Para penganut dari faham ini
biasa disebut dengan Crusties. Para Crusties tersebut sering melakukan berbagai
macam pemberontakan dalam kehidupan mereka sehari-hari.
Musik yang mereka mainkan merupakan
penggabungan dari musik Anarcho Punk dengan Heavy Metal. Para Crusties tersebut
merupakan orang-orang yang anti sosial, mereka hanya mau bersosialisasi dengan
sesama Crusties saja.
d)
Glam Punk
Para anggota dari komunitas ini
merupakan para seniman. Apa yang mereka alami dalam kehidupan sehari-hari
sering mereka tuangkan sendiri dalam berbagai macam karya seni. Mereka
benar-benar sangat menjauhi perselisihan dengan sesama komunitas atau pun
dengan orang-orang lainnya.
e) Hard Core Punk
Hard Core Punk mulai berkembang pada
tahun 1980an di Amerika Serikat bagian utara. Musik dengan nuansa Punk Rock
dengan beat-beat yang cepat menjadi musik wajib mereka. Jiwa pemberontakan juga
sangat kental dalam kehidupan mereka sehari-hari, terkadang sesama anggota pun
mereka sering bermasalah.
f)
Nazi Punk
Dari sekian banyaknya komunitas
Punk, mungkin Nazi Punk ini merupakan sebuah komunitas yang benar-benar masih
murni. Faham Nazi benar-benar kental mengalir di jiwa para anggotanya. Nazi
Punk ini sendiri mulai berkembang di Inggris pada tahun 1970an akhir dan dengan
sangat cepat menyebar ke Amerika Serikat. Untuk musiknya sendiri, mereka
menamakannya Rock Against Communism dan Hate Core.
g)
The Oi
The Oi atau Street Punk ini biasanya
terdiri dari para Hooligan yang sering membuat keonaran dimana-mana, terlebih
lagi di setiap pertandingan sepak bola. Para anggotanya sendiri biasa disebut
dengan nama Skinheads. Para Skinheads ini sendiri menganut prinsip kerja keras
itu wajib, jadi walaupun sering membuat kerusuhan mereka juga masih memikirkan
kelangsungan hidup mereka. Untuk urusan bermusik, para Skinheads ini lebih
berani mengekspresikan musiknya tersebut dibandingakan dengan
komunitas-komunitas Punk yang lainnya. Para Skinheads ini sendiri sering
bermasalah dengan Anarcho Punk dan Crust Punk.
h)
Queer Core
Komunitas Punk yang satu ini memang
sangat aneh, anggotanya sendiri terdiri dari orang-orang “sakit”, yaitu para
lesbian, homoseksual, biseksual dan para transexual. Walaupun terdiri dari
orang-orang “sakit”, namun komunitas ini bisa menjadi bahaya jika ada yang
berani mengganggu mereka. Dalam kehidupan, anggota dari komunitas ini jauh
lebih tertutup dibandingkan dengan komunitas-komunitas Punk yang lainnya. Queer
Core ini sendiri merupakan hasil perpecahan dari Hard Core Punk pada tahun
1985.
i)
Riot Grrrl
Riot Grrrl ini mulai terbentuk pada
tahun 1991, anggotanya ialah para wanita yang keluar dari Hard Core Punk.
Anggota ini sendiri juga tidak mau bergaul selain dengan wanita. Biasanya para
anggotanya sendiri berasal dari Seattle, Olympia dan Washington DC.
j)
Scum Punk
Jika Anda tertarik dengan Punk,
mungkin ini salah satu komunitas yang layak untuk diikuti. Scum Punk menamakan
anggotanya dengan sebutan Straight Edge Scene. Mereka benar-benar mengutamakan
kenyamanan, kebersihan, kebaikan moral dan kesehatan. Banyak anggota dari Scum
Punk yang sama sekali tidak mengkonsumsi zat-zat yang dapat merusak tubuh
mereka sendiri.
k)
The Skate Punk
Skate Punk memang masih erat
hubungannya dengan Hard Core Punk dalam bermusik. Komunitas ini berkembang
pesat di daerah Venice Beach California. Para anggota komunitas ini biasanya
sangat mencintai skate board dan surfing.
l)
Ska Punk
Ska Pun merupakan sebuah
penggabungan yang sangat menarik antara Punk dengan musik asal Jamaica yang
biasa disebut reggae. Mereka juga memiliki jenis tarian tersendiri yang biasa mereka
sebut dengan Skanking atau Pogo, tarian enerjik ini sangat sesuai dengan musik
dari Ska Punk yang memilikibeat-beat yang sangat cepat.
m)
Punk Fashion
Para Punkers biasanya memiliki cara
berpakaian yang sangat menarik, bahkan tidak sedikit masyarakat yang bukan
Punkers meniru dandanan mereka ini. Terkadang gaya para Punkers ini juga
digabungkan dengan gaya berbusana saat ini yang akhirnya malah merusak citra
dari para Punkers itu sendiri. Untuk pakaiannya sendiri, jaket kulit dan celana
kulit menjadi salah satu andalan mereka, namun ada juga Punkers yang
menggunakan celana jeans yang sangat ketat dan dipadukan dengan kaos-kaos yang
bertuliskan nama-nama band mereka atau kritikan terhadap pemerintah. Untuk
rambut biasanya gaya spike atau mohawk menjadi andalan mereka. Untuk gaya
rambut ini banyak orangorang biasa yang mengikutinya karena memang sangat
menarik, namun terkadang malah menimbulkan kesan tanggung. Body piercing,
rantai dan gelang spike menjadi salah satu yang wajib mereka kenakan. Untuk
sepatu, selain boots tinggi, para Punkers juga biasa menggunakan sneakers namun
hanya sneakers dari Converse yang mereka kenakan.
Gaya para punkers tersebut nampaknya
semakin marak dikenakan akhir-akhir ini, jika begitu mungkin Anda setuju dengan
ungkapan PUNK NOT DEAD.!!