1. Pertambahan
penduduk di Indonesia masih tetap tinggi dikarenakan beberapa sebab
antara lain adalah akibat dari pengaruh kuat baby boom yang terjadi
pada tahun 1950’an yang pada waktu itu laju pertambahan penduduk
Indonesia sangat pesat. Laju pertambahan penduduk tersebut tidak dapat
dihentikan dan hanya bisa diperlambat. Laju pertambahan penduduk
tersebut masih berlangsung sampai sekarang tetapi hanya diperkecil
beberapa persen saja yaitu menjadi 1,5 %-2% pertahun. Pertambahan
penduduk Indonesia yang tinggi terlihat pada tahun-tahun berikut :tahun
1961 berjumlah 97 juta jiwa, pada tahun 1980 menjadi 146,9 juta jiwa,
pada tahun 1990 menjadi 178,6 juta jiwa, tahun 2000 sebesar 203,5 juta
jiwa, dan pada tahun 2005 sudah menjadi lebih dari 230 juta jiwa.
Selain itu, program KB belum sepenuhnya berhasil. Program KB berhasil
di beberapa tempat tetapi di rempat lain KB belum terlaksana dengan
baik seperti didaerah pedesaan yang jauh dari lingkungan kota dan desa
yang berada di daerah pedalaman.
2. Pada tahun 1950 indonesia tejadi baby boom karena
-
Pada waktu itu masyarakat masih percaya pada anggapan bahwa banyak anak bayak rezeki sehingga banyak yang mempunyai anak banyak walaupun kondisi ekonomi keluarganya rendah
-
Negara Indonesia baru saja merdeka sehingga pemerintah hanya berfokus pada pertahanan kemerdekaan dan masalah kependudukan kurang diperhatikan seperti belum ada atau kurangnya penggalakan program KB. Hal ini menimbulkan jumlah kelahiranbayi sangat tinggi.
- Masalah akibat benyaknya penduduk belum terasa karena pada waktu itu jumlah penduduk masih jarang dan wilayah Indonesia masih jarang penduduknya.
3. Persebaran
pendudu tidak dapat merata disemua tempat karena persebaran penduduk
di pengaruhi oleh beberapa factor, sebagai berikut:
-
Persebaran masyarakat mengikuti wilayah yang subur untuk mendukung kehidupan manusia seperti pulau jawa yang subur maka penduduknya lebih banyak dari daerah lain.
-
Daya tarik suatu wilayah seperti kesuburan tanah, tingkat pendidikan, daerah menguntungkan/strategis, banyaknya peluang mata pencaharian, lokasi wilayah, topografi datar, mempengaruhi terjadinya pemusatan wilayah persebaran.
- Masyarakat cenderung memlih tempat tinggal yang aman, nyaman, dan efisien, seperti daerah bebas konflik, tepi sungai, tepi laut, dan wilayah subur.
4. Permasalahan penduduk di Indonesia
- Besarnya jumlah penduduk
Jumlah
penduduk Indonesia yang lebih dari 230 juta jiwa dan terbatasnya daya
dukung lingkungan alam yang tersedia seperti luas wilayah yang akan
menyebabkan kepadatan penduduk. Kepadatan penduduk yang tinggi berdampak
pada kesejahteraan penduduk Indonesia yang belum menggembirakan atau
dikatakan miskin.
- Tingginya tingkat pertambahan penduduk
Pertumbuhan
laju tingkat perambahan penduduk Indonesia masih cukup tinggi yaitu
1,5% – 2% pertahun dari total jumlah penduduk Indonesia. Pertumbuhan
penduduk Indonesia yang tinggi dapat menimbulkan masalah-masalah social
seperti kurangnya lapangan pekerjaan, yang menyebabkan naiknya tingkat
kemiskinan, dari kemiskinan yang tinggi menimbulkan kriminalitas.
- Penduduk Indonesia berstruktur penduduk muda
Struktur
penduduk muda yaitu kelompok penduduk ygn berumur dibawah 15 tahun
jumlahnya lebih dari 40%. Besarnya kelompok usia muda seperti di
Indonesia menunjukan bahwa penduduk Indonesia yang belum ekonomis
produktif cukup besar.
- Persebaran penduduk Indonesia tidak merata
Pulau
jawa berpenduduk lebih dari 60% dari jumlah penduduk Indonesia padahal
luas wilayah pulau jawa hanya 6,6% dari luas daratan Indonesia.
Sedangkan pulau Kalimantan yang lebih luas malah berpenduduk sedikit.
Hal semacam ini menimbulkan kriminalitas di pulau jawa jika tidak
didukung SDM dan lapangan kerja.
5. Factor yang mempengaruhi fertilitas
Yaitu berupa variabel antara:
-
Umur memulai hubungan kelamin.
-
Selibat permanen, yaitu proporsi wanita yang tidak pernah mengadakan hubungan kelamin.
-
Lamanya masa reproduksi yang hilang karena: (1). Perceraian, perpisahan, atau ditinggal pergi. (2). Suami meninggal dunia.
-
Abstinensi sukarela, yaitu pantangan sanggama karena sesudah melahirkan, pantangan berkala, masa hamil, dan masa haid.
-
Abstinensi terpaksa, yaitu pantangan sanggama karena impotesi, sakit, berpisah sementara karena hal yang tidak dapat dipisahkan.
-
Frekuensi hubungan seks
-
Kesuburan atau kemandulan diluar kemauan
-
Menggunakan atau tidak menggunakan alat kontrasepsi
-
Kesuburan atau kemandulan yang dipengaruhi oleh sebab-sebab yang disengaja misalnya dengan sterilisasi.
-
Kematian janin dengan sengaja
-
Kematian janin dengan tidak sengaja.
6. Terdapat
beberapa factor yang mempengaruhi mortalitas diantaranya adalah
factor yang mendukung mortalitas (promortalitas) serta penghambat
kematian ( anti mortalitas)
Faktor promortalitas
Factor yang mendukung kematian adalah sebagai berikut:
-
Kurangnya sarana kesehatan, kesehatan yang rendah akan memperbesar jumlah kematian karena berbagai penyakit yang susah di obati didaerah yang sarana kesehatannya terbatas.
-
Kurangnya tenaga medis, kurangnya tenaga yang ahli dibidang kesehatan juga akan memperparah penyakit dan akhirnya mempertinggi kematian.
-
Harga obat-obatan yang mahal. Bagi masyarakat yang berpendapatan rendah tidak mampu membeli obat-obatan yang harganya mahal.
-
Tingkat kesehatan masyarakat yang rendah, hal ini dapat dipengaruhi oelah lingkungan sekitar yang kotor, pola hidup yang tidak sehat.
-
Pencemaran lingkungan, lingkungan yang tercemar akan mengganggu kesehatan masyarakat.
-
Kekurangan bahan makanan serta gizi, kekurangan bahan makanan karena bencana alam, banjir, gagal panen dan kemiskinan juga dapat menyebabkan kematian.
7. Teori
dorong tarik oleh everest lee ( 1970) keputusa bermigrasi dipengaruhi
oleh beberapa factor sekurang-kurangnya 4 faktor yaitu:
-
Factor daerah asal ( positif, negative, dan netral)
-
Factor daerah tujuan ( positif, negative, dan netral)
-
Factor penghalang migrasi
-
Factor individu pelaku migrasi