Linsley (1975) mendefinisikan
hidrologi sebagai bagian dari geografi fisik yang membahas air di bumi dengan
penekanan khusus pada distribusi, sifat-sifat, fenomena, terdapatnya air di
bumi, deskripsi bumi dalam hubungannya dengan air dan efek fisik dari air di
bumi serta hubungannya antara air dengan kehidupan di bumi. Secara singkat
hidrologi juga merupakan ilmu yang mempelajari air dari segi kuantitas,
kualitas, gerakannya, terdapat dimana dan distribusinya.
Untuk mengetahui kuantitas air dapat
diketahui dengan menggunakan rumus matematis dan satuan ukur. Melalui kandungan
konsentrasi kimia yang ada di air (42 unsur dalam air) kita dapat mengetahui
kualitas air. Sedangkan gerakan air menurut hokum Darcy yaitu air mengalir dari
tempat yang tinggi ke tempat yang lebih rendah
Air terdapat pada formasi aquifer.
Distribusi air di permukaan bumi tidak sama/berbeda di tiap titik, hal ini
disebabkan oleh 2 variabel, yaitu:
· Variabel
alam
-
Curah hujan,
-
Batuan
-
Vegetasi
· Variabel
manusia
-
Perusakan alam
-
Pembangunan di lahan tinggi (limpasan
air lebih besar daripada infiltrasi air selanjutnya terjadi kekeringan, erosi
dan banjir).
Menurut
Arthur dan Strahler (1987) total simpanan air di bumi dinyatakan dalam persen,
terdiri dari :
-
Air yang terdapat di laut 97,2 %
-
Air padat/salju 2,15 %
-
Air tanah 0,62 %
-
Air di atmosfer 0.001 %
-
Air di sungai 0,0001 %
Siklus
Hidrologi
Menurut
Linsley (1975) siklus hidrologi adalah suatu gerakan air laut ke udara yang
kemudian jatuh ke permukaan tanah lagi sebagai air hujan atau bentuk
presipitasi lain dan akhirnya mengalir ke laut kembali. Ada 3 siklus hidrologi, yaitu :
1. Siklus
pendek yaitu air laut mengalami proses penguapan atau evaporasi, kemudian hasil
penguapan ini berkumpul membentuk awan di atmosfer, kemudian awan tersebut mengalami
titik jenuh atau kondensasi sehingga menjadi hujan yang selanjutnya langsung
jatuh ke laut (tidak banyak mengalami limpasan, cepat kembali ke laut).
2. Siklus
sedang yaitu air laut mengalami proses penguapan/evaporasi, hasil evaporasi ini
mengumpul di atmosfer membentuk awan yang kemudian mengalami kondensasi
sehingga menjadi hujan.
3. Siklus
panjang yaitu air laut menguap karena adanya radiasi matahari, dan awan yang
terjadi oleh uap air, bergerak di atas daratan berhubung didesak angin.
EVAPORASI
DAN EVAPOTRANSPIRASI
Evaporasi
yaitu proses perubahan wujud zat cair menjadi gas (uap) akibat factor
pemanasan, besar kecilnya evaporasi yang dipengaruhi factor alam dan factor
buatan.
·
Factor alam
-
Matahari sebagai sumber energy
-
Letak lintang yaitu sudut datang sinar
matahari dan luas dataran
-
Jenis vegetasi/penggunaan lahan
-
Ketersediaan air (bersifat fisik dan
kimiawi)
-
Factor topografi
Semakin kasar permukaan, maka
evaporasi semakin bervariasi (banyak kuantitas), tapi jika semakin halus
permukaan maka evaporasi semakin seragam (sedikit kuantitas).
-
Temperature
·
Factor buatan
-
Mahluk hidup/manusia, misalnya banyaknya
hutan yang ditebang oleh manusia
Kecepatan proses
evaporasi atau penguapan akan berubah-ubah menurut warna dan sifat pemantulan
permukaan. Menurut Soemarto (1987) di daerah yang beriklim sedang dan lembab,
kehilangan air lewat evaporasi dapat mencapai 60 cm per tahun dan kira-kira 45
cm per tahu lewat evaporasi permukaan tanah. Untuk daerah yang beriklim kering
seperti di Negara Arab proses evaporasi sangat besar berkisar 200 cm per tahun.
Perbedaan ini terjadi karena antara bulan basah dengan bulan kering
perbedaannya jauh atau boleh dikatakan bulan kering lebih panjang daripada
bulan basah atau tidak ada curah hujan dalam waktu lama.
Transpirasi
yaitu proses berkurangnya air yang disebabkan oleh diserapnya air oleh tanaman.
Manurut Linsley (1975) factor-faktor yang mempengaruhi jumlah kadar air yang
hilang akibat transpirasi yaitu :
-
Ketersediaan air yang cukup
-
Factor iklim seperti suhu, kelembaban,
kecepatan angin dan tekanan udara.
-
Tipe dan cara kultivasi (besar kecilnya
stomata daun) tumbuh-tumbuhan
Pengukuran
Evaporasi dan Evapotranspirasi
1. Atmometer
merupakan suatu alat untuk mengukur evaporasi dari permukaan basah yang
dibakukan. Atmometer ada 2 model, yaitu:
a. Atmometer
Piche yang terdiri atas gelas (tabung) yang diberi skala dengan bagian bawahnya
diisi dengan air.
b. Atmometer
Livingstone yang merupakan bola perselin berpori, diisi dengan air untuk
memberikan muka evaporasi
2. Panci
Evaporasi merupakan peralatan yang paling sering dipakai yang terbuat dari besi
baja berbentuk lingkaran dan memiliki skala
Jika suhu air di panci dan
di danau diukur maka sebagian factor pengaruh evaporasi dapat dibuat formulanya
:
Menurut
Soemarto (1987) formula di atas terdiri dari parameter-parameter, sebagai
berikut :
E panci = evaporasi dari
panic
E danau = evaporasi dari danau
es panci = tekanan
uap jenuh pada suhu air tertentu di panci
es danau = tekanan
uap jenuh pada suhu air tertentu di danau
e = tekanan uap udara di atas air
U = kecepatan angin
C =
konstanta
AIR TANAH
1. Pengertian
dan sumber air tanah
Todd (1980) mendefinisikan air tanah
sebagai air yang terdapat dalam tanah yang menempati ruang-ruang antara
butir-butir tanah di dalam retak-retak dari batuan. Air tanah merupakan sumber
daya penting dalam penyediaan air di seluruh dunia. Karena air tanah memilki
kegunaan untuk irigasi, industri, pertanian,
domestik (mencuci, memasak, dll) dan air minum.
Asal-usul
air tanah dapat dibagi menjadi 4, yaitu:
a Air
juvenile
Air juvernile ini merupakan air baru
yang ditambahkan pada titik kejenuhan dari kerak bumi yang dalam. Berdasarkan
sumber spesifiknya air juvernile dibagi mejadi 3, yaitu:
ü Air
magmatik : berasal dari dalam/perut bumi
ü Air
gunung api : mengandung unsur belerang yang cukup tinggi
ü Air
kosmik : terbentuk akibat akumulasi air
b Air
meteorik
Air meteorik ini berasal dari atmosfir
dan mencapai titik kejenuhan baik secara langsung maupun tidak langsung. Secara
langsung oleh infiltrasi pada permukaan tanah dan dengan cara kondensasi uap
air. Sedangkan secara tidak langsung oleh rembesan, dimana kemiringan muka air
tanah menyusup di bawah air permukaan kembali dari enfluent dari danau, sungai,
saluran buatan dan lautan.
c Air
metamorphic
Air
metamorphic merupakan air yang diremajakan akibat proses pelapukan.
d Air
connate
Air
connate merupakan air yang tidak nampak di permukaan melainkan air yang
terjebak pada beberapa batuan sendimen atau gunung berapi pada saat
terbentuknya material tersebut.
2. Terdapatnya
air tanah
Air tanah berada pada formasi
geologi yang tembus air (permeable) yang dikenal sebagai akifer (aquifers). Formasi impermeable yang mungkin dapat berisi
air tetapi tidak mempunyai kemampuan untuk memindah atau mentransit air dalam
jumlah cukup dikenal dengan istilah aquiclude.
Formasi geologi yang tidak dapat menerima air maupun meneruskan air dikenal
dengan istilah aquifuge.
Akifer ditemukan pada sejumlah
lokasi seperti : deposit, glasial, pasir, kerikil, kipas alluvial dataran
banjir dan deposit delta pasir. Aquiclude bersifat semi impermeable (bias
menerima tetapi tidak bias melepas) dikarenakan struktur (ada struktur tidak
lolos air) dan kapiler.
Porositas adalah banyaknya air yang
dapat ditampung oleh batu melalui pori - pori batu. Poros : bisa menerima air
sejumlah a dan bisa melepas air sejumlah a. Porositas juga dapat diartikan sebagai
ukuran dari rongga – rongga yaitu perbandingan volume benda dibanding volume
keseluruhan.
Dimana
:
: porositas (%)
W
: volume rongga
V
: volume tanah/batuan
Zone
of aeration adalah zone dimana air hujan jatuh di atas tanah kemudian mengalami
infiltrasi akan menembus suatu lapisan dimana rongga-rongga di dalam tanah
belum berisi air tetapi sebagian rongga-rongganya masih berisi udara. Air yang
mengisi zone jenuh dikenal dengan istilah air tanah (groundwater). Sedangkan
air yang berada pada zone of aeration dikenal dengan istilah air suspense
(suspended water/vadose water). Pada zone of aeration dibagi dalam 3 zone
yaitu:
a. Zone
air dangkal (soil water zone)
Zone
ini merupakan tempat akumulasi akar tanaman dan ada gaya osmotik. Tanah di zone
ini berada dalam keadaan tidak jenuh. Zone ini dimulai dari permukaan tanah
sampai ke zone akar utama. Tebalnya zone ini beragam menurut jenis tanaman dan
jenis tanah.
b. Zone
antara (intermediate vadose zone)
Zone
ini merupakan zone tanaman tahunan yang akar tanamannya hanya sebagian dan
terdapat gaya osmotik. Zone ini berada di antara batas bawah dari zone air
dangkal sampai batas atas dari zone kapiler. Zone ini berguna untuk
memungkinkan mengalirnya air ke bawah.
c. Zone
kapiler (capillary zone)
Pada
zone ini sudah tidak terdapat akar tanaman dan terdapat pengaruh gaya kapiler
dan gaya gravitasi. Berada antara permukaan air tanah sampai batas kenaikan
kapiler dari air. Jika ruang porinya
dapat diandaikan sebagai pipa kapiler dengan kenaikan kapiler hc, maka dapat
dihitung keseimbangan antara tegangan permukaan dari air dan berat air yang
naik.
Dimana :
hc : kenaikan kapiler
T : tegangan muka untuk air (T = 0,074 gram/cm)
r : jari-jari kapiler
: berat jenis
air (air = 1 gram/cm)
: sudut maniskus
air dengan dinding kapiler
Pada
zone aeration ini juga terdapat 3 kelompok gerakan air yaitu :
a. Air
dangkal (soil water) terjadi apabila terdapat hujan atau irigasi maka gerakan
air ke bawah masuk ke zone antara (intermediate zone)
b. Air
gravitasi ( gravitational water) merupakan kelebihan air dangkal yang mengalir
lewat sela-sela butir tanah di bawah pengaruh gravitasi.
c. Air
kapiler (capillary water) merupakan lapisan tipis merata di sekelilingnya
partikel-partikel tanah.
Ersin
Seyhan (1975) mengelompokan akifer menjadi empat katagori, yaitu :
1. Akifer
tidak tertekan
Akifer ini disebut juga akifer bebas,
feratik atau non artesis. Batas atas akifer ini adalah muka air tanah,
kelengkungan dan kedalaman muka air tanah beragam tergantung pada kondisi
–kondisi permukaan tanah.
2. Akifer
tertekan
Akifer ini sering disebut artesian
aquifer atau pressure aquifer. Dimana air tanah tertutup antara 2 strata yang
relatif kedap air. Airnya berada di bawah tekanan dan bagian atasnya dibatasi
oleh permukaan piezometrik.
3. Akifer
melayang
Merupakan khusus dari akifer tak
terbatas yang terjadi dimana tubuh air tanah dipisahkan dari tubuh utama air
tanah oleh stratum yang relatif kedap air dengan luas yang kecil.
4. Akifer
semi tertekan
Akifer ini merupakan khusus dari akifer
bertekanan yang dibatasi oleh lapisan –lapisan semi permeable.
Saturated
zone bila air masuk maka air pertama-tama melekat pada partikel butir tanah.
Lekatan ini sangat kuat karena gaya tarik antar molekuler, jadi air yang
melekat ini mampu melawan gravitasi. Ukuran untuk air yang melekat ini dikenal
dengan istilah specific retention. Specific retention merupakn perbandingan
antara volume air yang melekat dengan tanah dikali 100%.
Dimana
:
Sr : specific retention
Wr : volume air yang melekat
V :
volume tanah
Specific
yield merupakan perbandingan antara volume yang dapat dilepaskan dengan volume
tanah dikali 100%
Dimana:
Sy : specific yield (%)
Wy : volume air yang dapat lepas
V :
volume tanah
Penjumlahan
antara volume air yang dapat lepas dengan volume air yang melekat sama dengan
volume rongga.
Kombinasi
kedua formula diatas dapat diperoleh formula baru :
3. Gerakan
air tanah
Gerakan air tanah pad dasarnya terus
menerus tidak berubah, karena gerakannya dipengaruhi oleh prinsip – prinsip
hidrolika yang tersusun baik. Hukum Darcy yaitu volume air yang bergerak
melalui medium yang poris pada hakekatnya berbanding lurus terhadap tekanan
tetapi berbanding terbalik dengan lebar/panjang medium yang dilaluinya.
Eksperimen
yang telah dilakukan oleh Darcy dapat
pula diperiksa dengan melakukan percobaan mengalirkan air dengan debit
sebesar Q lewat silinder berpenampang
melintang A yang di isi pasir dan mempunyai dua buah pipa piezometer berjarak L
antara satu dengan lainnya.
P1
dan P2 : tekanan
g :
percepatan gravitasi
Y :
berat jenis benda cair
Z1
dan Z2 : alevasi
h1 :
kehilangan energi