Tanah Spodosol merupakan tanah mineral yang
mempunyai horizon spodik, suatu horizon dalam dengan akumulasi bahan
organic, dan oksidasi aluminium (Al) dengan atau tanpa oksidasi besi
(Fe). Horizon iluvial ini dijumpai dibawah horizon eluviasi, biasanya
suatu horizon albik (berwarna merah muda, dengan demikian memadai bila
disebut abu kayu). Umumnya terbentuk diwilayah iklim humid, dibawah
vegetasi hutan basah dan berkembang dari bahan endapan dan batuan
sediment kaya kuarsa yang dipercepat oleh adanya vegetasi yang
menghasilkan serasah asam. Senyawa – senyawa organic tercuci kebawah
bersama air perkolasi sehingga tanah permukaan menjadi berwarna terang,
sedang horizon bawah menjadi berwarna gelap karena terjadinya selaput
organic pada butir-butir tanah.
Species tumbuhan yang berkadar ion-ion logam
rendah, seperti pinus, kelihatannya merangsang pertumbuhan spodosol.
Dengan membusuknya daun-daun yang rendah kadar ion logamnya, kemasaman
tinggi akan terbentuk. Air perkolasi membawa asam-asam itu kebagian
profil tanah yang lenig dalam. Horizon atas hancur karena pencucian
intensif oleh asam. Sebagian besar mineral, dipindahkan kebagian lebih
dalam. Oksida aluminium dan besi serta bahan organic akan diendapkan di
horizon bagian bawah, sehingga menghasilkan profil spodosol yang
menarik.
Profil Tanah Spodosol
Mengikuti definisi kuantitatif taksonomi
tanah, tanah diklasifikasi sebagai spodosol, apabila memiliki horizon
dengan semua sifat berikut : i. Tersementasi dengan kelembaban minimum
10 cm; ii. Terletak langsung dibawah horizon albik, pada 50 % atau lebih
dari setiap pedonnya; iii. Batas atas berada dalam kedalaman <50 cm,
apabila kelas besar butirnya berlempung kasar, skeletal berlempung,
atau lebih halus atau <200 cm. Apabila kelas besar butirnya berpasir,
dan; iv. Batas bawah pada kedalaman 25 cm atau lebih, dari permukaan
tanah.
Dalam hal ini Spodosol mencakup Tanah-tanah yang disebut : Podzol dan Podzol Air Tanah.
Ciri – ciri morfologi tanah spodosol
tersusun atas : Horizon A2, merupakan lapisan yang mencirikan berupa abu
berwarna pucat dengan tekstur liat berlempung, berminyak jika dipijat,
kadang-kadang ada konkresi. Horizon B dibedakan dengan jelas dari
horizon diatasnya oleh warnanya yang coklat kelam sampai coklat biasa,
tekstur lebih halus, struktur tiang akibat saling koagulasi Al dan Fe
yang bermuatan positif dengan bahan organik yang bermuatan negatif,
sering kali horizon ini mengandung padas. Horizon BC dan C, makin bawah
warnyanya makin mendekati warna bahan induk dan tekstur makin kasar.
Penyebaran Spodosol
Spodosol adalah Tanah – tanah yang secara
unik berkembang dari endapan pasir kuarsa, dan/atau batu sedimen berupa
batu pasir kuarsa. Vegetasi alami yang tumbuh biasanya spesifik
jenisnya. Yaitu vegetasi yang mampu berkembang subur di Tanah masam,
seperti kantung Semar dan Paku-pakuan.
Banyak tanah dari timur laut amerika
serikat, termsuk bagian utara michigan dan winconsin yang dulunya
digolongkan sebagai podsol, podsolik coklat dan podsol air tanah
termasuk dalam spodosol. Sebagian dari mereka adalah orthod, suatu
spodosol umum. Akan tetapi beberapa adalah aquod, karena tanah ini
selama musim tertentu jenuh dengan air dan mempunyai ciri-ciri yang
berasosiasi dengan kebasahan, seperti akumulasi bahan organik yang
tinggi, becak-becak pada horizon albik dan terbentuknya semacam lapisan
keras (duripan) pada horizon albik. Daerah-daerah dari aquod adalah
Florida.
Daerah spodosol dibagian timur laut
membentang ke kanada. Daerah luas lainnya dari golongan ini dijumpai
dibagian utara eropa dan siberia. Daerah yang kurang luas tetapi penting
ditemuakan di amerika selatan dan dipegunungan daerah beriklim sedang.
Di Indonesia sendiri penyebaran endapan
pasir dan batu pasir kuarsa yang secara geologis sangat luas, terdapat
di kalimantan tengah, serta setempat-setempat di kalimantan barat dan
kalimantan timur. Di pulau lain nampaknya tidak luas penyebaranya dan
setempat – setempat terdapat disulawesi dan sumatra. Landform – nya
dimasukkan sebagai dataran tektonik. Lanscape luas tanah spodosol
seluruhnya diperkirakan 2,16 juta ha atau 1,1 % wilayah dataran
indonesia. Penyebaranya paling luas terdapat di kalimantan tengah
sekitar 1,51 juta ha, kemudian dikalimantan barat 0,42 juta dan
kalimantan Timur 0,15 juta ha. Di silawesi tengah, tengah, selatan dan
tenggara dipearkirakan terdapat antara 11-25 ribu ha.
Pengaruh Spodosol dalam Pertanian
Dari empat sub-ordo dalam kelompok spodosol,
yang sering kali dibuka untuk pertanian adalah Haplorthods yaitu
spodosol yang terbentuk diwilayah beriklim basah, dengan curah hujan
tunggi dan rezim kelembaban tanah udik dan aquods yaitu spodosol basah
atau jenuh air dengan drainase sangat terhambat dan sering kali
mempunyai permukaan air tanah berada dekat dengan permukaan tanah.
Data dari analisis tanah dari beberapa pedon
Spodosol dari kalimantan tengah dan kalimantan barat menunjukkan bahwa,
Spodosol termasuk tanah dengan kelas besar butir berpasir, dengan
kandungan fraksi pasir tinggi (65-96 %). Reaksi tanah menunjukkan masam
ekstrem sampai sangat masam (pH 3,3 – 4,9) di seluruh lapisan tanah,
cenderung menaik kelapisan bawah. Pada permukaan tanah, bisasanya
terdapat lapisan bahan organik (Oi dan Oe) tipis (5-10) cm dan
dibawahnya terdapat Horizon Al dengan kandungan bahan organik termasuk
sedang sampai tinggi (3,1 – 9,5)%. Langsung dibawah horizon ini terdapat
horizon E, berwarna putih dan putih kekelabuan, dengan kandungan bahan
organik dangat rendah (0,2 – 0,95) %. Rasio C/N tergolong tinggi
(16-35).
Kandungan P dan K-potensial di lapisan atas
dan dilapisan bawah, sangat rendah sampai rendah. Jumlah basa-basa dapat
ditukar termasuk sangat rendah (0,2-1,2 cmol (+)/kg tanah). Kandungan
kedua unsur hara ini dilapisan serasah, selalu lebih tinggi dari pada
lapisan bawah yang berpasir. KTK tanah sebagian besar sangat rendah
dilapisan pasir, dan agak tinggi sampai tinggi pada lapisan serasah dan
di horizon Bs (sesquioksida). KB semuanya sangat rendah sampai. Potensi
Kesuburan alami Spodosol dengan demikian disimpulkan sangat rendah
sampai rendah penggunaan tanah.
Oleh karena bahan induknya berupa endapan
pasir atau batu pasir kuarsa (SiO2), Spodosol umumnya sangat miskin atau
sangat rendah kesuburan alaminya. Spodosol yang paling sering
ditemukan dan dimanfaatkan untk pertanian adalah Hoplorthods dan Aquods.
Di beberapa daerah pemukiman transmigrasi dikalimantan tengah,
kalimantan barat dan kalimantan timur yang dimanfaat untuk pertanian
tanaman pangan umumnya adalah Aquods yang dibuka untuk sawah rawa, dan
Hoplorthods sebagai lahan pertanian kering dan tegalan. Namun kesuburan
alami yang sangat rendah sesudah 1-2 tahun tidak menghasilkan panen
sehingga ditinggalkan atau tidak ditanam lagi. Untuk tanaman perkebunan,
khusunya kelapa sawit yang relatif masih sesuai adalah Hoplorthods yang
mempunyai tekstur agak halus (lempung berpasir sampai pasir
berlempung), tetapi tentunya memerlukan pemupukan yang tinggi.