Pada dasarnya setiap lahan mempunyai tingkatan yang berbeda, hal tersebut sudah di bedakan oleh USDA tentang pengelompokan lahan di peta dengan memberikan warna yang berbeda.
Tingkat kecocokan pola penggunaan lahan dinamakan kelas kemampuan lahan.
Berdasarkan kelas kemempuannya, lahan dikelompokkan dalam delapan kelas. Lahan kelas I sampai IV merupakan lahan yang sesuai bagi usaha pertanian, sedangkan lahan kelas V sampai VIII merupakan lahan yang tidak sesuai untuk usaha pertanian. Ketidaksesuaian ini bias jadi karena biaya pengolahannya lebih tinggi dibandingkan hasil yang bisa dicapai.
Secara lebih terperinci, kelas-kelas kemempuan lahan dapat dideskripsikan sebagai berikut.
Kelas I,
Merupakan lahan dengan ciri tanah datar, butiran tanah agak halus, mudah diolah, sangat responsif terhadap pemupukan dan memiliki system pengaliran air yang baik. Tanah kelas I sesuai untuk semua jenis penggunaan pertanian tanpa memerlukan usaha pengawetan tanah. Untuk meningkatkan kesuburannya dapat dilakukan pemupukan. Tanah seperti ini cocok di berbagai musim karena bisa di ninali dari pemanfaataanya serba guna.
Tanah ini untuk tingkat observasinya sangat mudah, oleh sebab itu faktor-faktor penghalang seperti erosi tidak terlalu di hiraukan karena memang intensitasnya yang relatif sangat kecil, kemiringan lahan tesebut masuk dalam urutan 0% hingga 3%.
Kelas II,
Kelas II,
Merupakan lahan denga ciri lereng landai, butiran tanahnya halus sampai agak kasar. Tanah kelas II agak peka terhadap erosi, erosi yang terjadi yaitu erosi lembar atau erosi yang terjadi di permukaan lahan relatif sama. Tanah ini sesuai untuk usaha pertanian dengan tindakan pengawetan tanah yang ringan, seperti pengolahan tanah berdasarkan garis ketinggian dan penggunaan pupuk hijau. Lahan yang masuk kelas II ini bisa bisa berubah ke kelas I tetapi dengan beberapa syarat yang mempengaruhi salah satunya iklim, semakin tanah itu kering sehingga kemungkinan erosi yang kecil sehingga daerah tersebut kemungkinan bisa juga menjadi bagian Kelas I. Kemiringan lahan tersebut masuk dalam kisaran 3% hingga 8%
Kelas III,
Kelas III,
Merupakan lahan dengan cirri tanah terletak di daerah yang agak miring dengan sistem pengairan air yang kurang baik. Tanah kelas III sesuai untuk segala jenis usaha pertanian dengan tindakan pengawetan tanah yang khusus seperti pembuatan terasering, pergiliran tanaman dan system penanaman berjalur. Untuk mempertahankan kesuburan tanah perlu pemupukan. Tanah tersebut harus di lakukan observasi terlebih dahulu agar lahan bisa di manfaatkan dengan baik dan penggabungan pupuk kimia untuk mempertahankan kesuburan tanah. Kemiringan Lahan 8% hingga 12%.
Kelas IV,
Kelas IV,
Merupakan lahan dengan ciri tanah terletak pada wilayah yang miring sekitar 12% hingga 30% dengan system pengairan yang buruk. Tanah kelas IV ini masih dapat dijadikan lahan pertanian dengan tingkatan pengawetan tanah yang lebih khusus dan lebih berat. Hal tersebut berarti seorang peneliti harus melakukan observasi terhadap lahan tersebut lebih otensif sehingga lahan tersebut bisa di manfaatkan sebagai perkebunan. Lahan tersebut pada dasarnya sudah di gunakan sebagai lahan bebas atau lahan untuk hutan lindung karena jika untuk perkebunan yang relatif susah dan memerlukan jangka panjang untuk mengorsevasi lahan tersebut agar dapat di manfaatkan.
Kelas V,
Kelas V,
Merupakan lahan dengan ciri terletak di wilayah yang datar atau agak cekung, namun permukaannya banyak mengandung batu dan tanah liat. Karena terdapat di daerah yang cekung tanah ini seringkali tergenag air sehingga tingkat keasaman tanahnya tinggi. Tanah ini tidak cocok untuk dijadikan lahan pertanian, tetapi inipun lebih sesuai untuk dijadikan padang rumput atau dihutankan. Lahan tersebut juga harus di koorservasi terselebih dahulu dengan membuat media gundukan pada lahan sehingga tanaman tidak tergenang dengan air.
Kelas VI,
Kelas VI,
Merupakan lahan dengan ciri ketebalan tanahnya tipis dan terletak di daerah yang agak curam dengan kemiringan lahan sekitar 30-45 %. Lahan kelas VI ini mudah sekali tererosi, sehingga lahan inipun lebih sesuai untuk dijadikan padang rumput atau dihutankan. Erosi lahan tersebut sudah berbentuk Erosi parit atau V sehingga tinggkat kemampuan air untuk meneruskan air relatif besar. Sifat tanah dari lahan tersebut sudah banyak mengandung silikat.
Kelas VII,
Merupakan lahan dengan ciri terletak di wilayah yang sangat curam dengan kemiringan antara 45-65 % dan tanahnya sudah mengalami erosi berat. Lahan tersebut tidak dapat di gunakan sebagi lahan pertanian karena kondisi kemiringan lahan yang lereng, sehingga tanaman tidak bisa bertahan di lahan tersebut.
Kelas VIII,
Kelas VIII,
Merupakan lahan dengan ciri terletak di daerah dengan kemiringan di atas 65 %, butiran tanah kasar dan mudah lepas dari induknya. Tanah ini sangat rawan terhadap kerusakan, karena itu lahan kelas VIII harus dibiarkan secara alamiah tanpa campur tangan manusia atau dibuat cagar alam.
Faktor lain yang perlu diperhatikan dalam pengolahan lahan pertanian ialah produktivitas tanah pada lingkungan yang normal untuk menghasilkan tanaman tertentu. Contoh saja dalam suatu daerah pertanian yang di tanami padi luasnya 1 ha yang bisa menghasilkan 5 ton dsb.
Tingkat produktivitas tanah sangat dipengaruhi oleh kesuburan tanah, curah hujan, suhu atau iklim, kelembaban udara, system pengolahan lahan, dan pemilihan jenis tanaman. Upaya peningkatan produktivitas lahan ini disebut program Panca usaha tani yang meliputi:
1. Pengolahan lahan.
2. Pengairan.
3. Cara pemupukan.
4. Pemberantasan hama dan penyakit
5. Teknik penanaman
Faktor penghalang pada lahan di bagi menjadi dua Kelas yaitu
2. Pengairan.
3. Cara pemupukan.
4. Pemberantasan hama dan penyakit
5. Teknik penanaman
Faktor penghalang pada lahan di bagi menjadi dua Kelas yaitu
1. Khusus
Penghalang khusus pada lahan yaitu Hama, daerah berkrikir, rawan banjir dll.
2. Umum
Penghalang umum yaitu penghalang lahan yang terjadi tidak hanya 1 lahan saja tetapi dalam suatu daerah mempunyai lahan yang sama, contoh penghalang, iklim, topografi, kemiringan lahan,
Sekian Materi yang saya paparkan ulang untuk mata kuliah Geografi Pertanian hari ini pada 1 Oktober 2013. Jika ada salah kata kami sebagai crew blog geografi mohon maaf sebesar besarnya.
Salam geografi, lingkungan nyaman hidupun riang.
No comments:
Post a Comment