Pacitan
merupakan salah satu dari 38 Kabupaten di Propinsi Jawa Timur yang terletak di
bagian Selatan barat daya. Kabupaten Pacitan terletak di antara 110º 55'-111º 25' Bujur Timur dan 7º 55'- 8º 17' Lintang Selatan, dengan
luas wilayah 1.389,8716 Km² atau 138.987,16 Ha. Luas tersebut sebagian
besar berupa perbukitan yaitu kurang lebih 85 %, gunung-gunung kecil lebih
kurang 300 buah menyebar diseluruh wilayah Kabupaten Pacitan dan jurang terjal
yang termasuk dalam deretan Pegunungan Seribu yang membujur sepanjang selatan
Pulau Jawa, sedang selebihnya merupakan dataran rendah.
Dari
aspek topografi menunjukkan bentang daratannya bervariasi dengan kemiringan
sebagai berikut :
1.
|
Datar
(kelas kelerengan 0-5%) dengan luas 55,59 Km² atau 4% dari luas wilayah Kabupaten Pacitan.
|
2.
|
Berombak (kelas kelerengan 6-10%)
dengan luas 138,99 Km² atau 10% dari luas wilayah Kabupaten Pacitan.
|
3.
|
Bergeklombang
(kelas kelerengan 11-30%) dengan luas 333,57 Km² 24% dari luas wilayah Kabupaten Pacitan.
|
4.
|
Berbukit
(kelas kelerangan 31-50%) dengan luas 722,73 Km² atau 52% dari luas wilayah
di Kabupaten Pacitan.
|
5.
|
Bergunung
(kelas kelerengan > 52%) dengan luas 138,99 Km² atau 10% dari luas wilayah di Kabupaten Pacitan.
|
Bila
ditinjau dari struktur dan jenis tanah terdiri dari Assosiasi Litosol Mediteran
Merah, Aluvial kelabu endapan liat, Litosol campuran Tuf dengan Vulkan serta
komplek Litosol Kemerahan yang ternyata di dalamnya banyak mengandung potensi
bahan galian mineral.
Pacitan
disamping merupakan daerah pegunungan yang terletak pada ujung timur Pegunungan
Seribu, juga berada pada bagian selatan Pulau Jawa dengan rentangan sekitar 80
km dan lebar 25 km. Tanah Pegunungan Seribu memiliki ciri khas yang tanahnya
didominasi oleh endapan gamping bercampur koral dari kala Milosen (dimulai
sekitar 21.000.000 – 10.000.000 tahun silam). Endapan itu kemudian mengalami
pengangkatan pada kala Holosen, yaitu lapisan geologi yang paling muda dan
paling singkat (sekitar 500.000 tahun silam – sekarang).
Gejala-gejala
kehidupan manusia muncul di permukaan bumi pada kala Plestosen, yaitu sekitar
1.000.000 tahun Sebelum Masehi. Endapan-endapan itu kemudian tererosi oleh
sungai maupun perembesan – perembesan air hingga membentuk suatu pemandangan KARST
yang meliputi ribuan bukit kecil. Ciri-ciri pegunungan KARST ialah berupa
bukit-bukit berbentuk kerucut atau setengah bulatan.
Bersamaan
dengan kala geologis tersebut, yakni pada zaman kwarter awal telah muncul di
muka bumi ini jenis manusia pertama : Homo Sapiens, yang karena kelebihannya
dalam menggunakan otak atau akal, secara berangsur-angsur kemudian menguasai
alam sebagaimana tampak dari tahap-tahap perkembangan sosial dan kebudayaan
yaitu dari hidup mengembara (nomaden) sebagai pengumpul makanan, menjadi
setengah pengembara/menetap dengan kehidupan berburu, kemudian menetap dengan
kehidupan penghasil makanan. Adapun tingkat kebudayaannya yaitu dari zaman batu
tua (Palaeolithicum), zaman batu madia (messolithicum), dan zaman batu muda
(neolithicum).
Letak Geografis
Kabupaten
Pacitan terletak di Pantai Selatan Pulau Jawa dan berbatasan dengan Propinsi
Jawa Tengah dan daerah Istimewa Jogyakarta merupakan pintu gerbang bagian barat
dari Jawa Timur dengan kondisi fisik pegunungan kapur selatan yang membujur
dari Gunung kidul ke Kabupaten Trenggalek menghadap ke Samudera Indonesia.
Adapun
wilayah administrasi terdiri dari dari 12
Kecamatan, 5 Kelurahan dan 166 Desa, dengan letak geografis berada
antara 110º 55' - 111º 25' Bujur Timur dan 7º 55' - 8º 17' Lintang Selatan.
Batas-batas
Administrasi :
1.
|
Sebelah timur
|
:
|
Kabupaten Trenggalek.
|
2.
|
Sebelah Selatan
|
:
|
Samudera Indonesia.
|
3.
|
Sebelah Barat
|
:
|
Kabupaten Wonogiri (Jawa Tengah).
|
4.
|
Sebelah Utara
|
:
|
Kabupaten
Ponorogo (Jawa Timur) dan Kabupaten Wonogiri (Jawa Tengah).
|
Apabila diukur dari permukaan laut, ketinggian tempat itu
dapat dirinci sebagai berikut :
1.
|
Ketinggian
0 – 25 m, seluas 37,76 km atau 2,62 % luas wilayah.
|
2.
|
Ketinggian 25 – 100 m, seluas 38
km atau 2,67 % luas wilayah.
|
3.
|
Ketinggian
100 – 500 m, seluas 747,75 km atau 52,68 % luas wilayah.
|
4.
|
Ketinggian
500 – 1000 m, seluas 517,13 km atau 36,43 % luas wilayah.
|
5.
|
Ketinggian
1000 m, seluas 79,40 km atau 5,59 % luas wilayah.
|
Ditinjau dari sudut geografisnya wilayah Kabupaten Pacitan
seluas 1.389,8716 Km² atau 138.987,16 Ha sebagian besar tanahnya terdiri atas :
1.
|
Tanah ladang
|
:
|
21,51% atau 29.890,58 ha.
|
2.
|
Pemukiman Penduduk
|
:
|
02,27% atau 3.153,33 ha.
|
3.
|
Hutan
|
:
|
58,56% atau 81.397 ha.
|
4.
|
Sawah
|
:
|
09,36%
atau 13.014,26 ha.
|
5.
|
Pesisir dan tanah kosong
|
:
|
08,29%
atau 11.530,99 ha.
|
GEOLOGI PACITAN
Aset geopark berupa
struktur geologi dan peninggalan purbakala di Kabupaten Pacitan, Jawa Timur,
bakal dinilai tim United Nation Educational Scientific and Cultural
Organization (UNESCO) untuk dimasukkan dalam Global Geopark Network.
Struktur geologi dan peninggalan purbakala di Pacitan akan dinilai tim dari
UNESCO pada 7-9 Juni nanti.
"Aset itu berupa pegunungan, perbukitan, goa, pantai, sungai, telaga, dan ladang serta benda-benda peninggalan purbakala," kata Kepala Dinas Pariwisata, Kebudayaan, Pemuda, dan Olahraga (Disparbudpora) Kabupaten Pacitan, Mochamad Fathoni, Rabu, 1 Juni 2011.
Struktur geologi dan benda peninggalan purbakala itu jika memenuhi syarat akan dimasukkan dalam aset geopark dunia. Benda-benda itu terutama tersebar di beberapa kecamatan seperti Kecamatan Donorojo, Punung, Pringkuku, dan sebagian kecamatan Pacitan (kota).
"Semua struktur geologi di empat kecamatan itu termasuk dalam gugusan Pegunungan Sewu yang kaya akan aset geologi bersejarah," kata Fathioni. Pemerintah setempat menggolongkan kawasan tersebut sebagai kawasan yang mengandung karst (bentukan permukaan bumi) kelas I. Sedangkan karst kelas II tersebar di kecamatan lain seperti Kecamatan Tulakan, Kebonagung, Sudimoro, Ngadirojo, dan Tegalombo.
Disparbudpora mencatat ada 35 geosite (situs geologi) di Pacitan yang bersejarah dan kaya akan struktur geologi. Dari 35 geosite yang diajukan, ada 10 geosite yang akan dinilai tim UNESCO. Sepuluh geosite tersebut berupa:
1. Karst di Pancer Door (sebelah timur kawasan wisata Pantai Teleng Ria di Kelurahan Sidoharjo, Kecamatan Pacitan).
2. Karst di Tamperan Gung (perbukitan yang berada di kawasan Pantai Tamperan, Desa Tamperan, Kecamatan Pacitan).
3. Karst di Tamperan Atas (perbukitan yang berada di kawasan Pantai Tamperan, Desa Tamperan, Kecamatan Pacitan).
4. Karst di Pantai Klayar (Desa Sendang, Kecamatan Donorojo).
5. Stalaktit dan stalakmit di Goa Gong (Desa Bomo, Kecamatan Punung).
6. Stalaktit dan stalakmit di Goa Tabuhan (Desa Wareng, Kecamatan Punung).
7. Stalaktit dan stalakmit di Goa Song Terus (Desa Wareng, Kecamatan Punung).
8. Sedimentasi di Telaga Guyang Warak (Kecamatan Punung).
9. Sungai Bak Soka (Kecamatan Punung).
10. Artefak peninggalan purbakala (Dusun Ngrijang, Desa Sekar, Kecamatan Donorojo).
Selain Pacitan, tim UNESCO juga akan menilai kekayaan geologi di Gunung Batur, Bali. Sebelumnya, Kementarian Kebudayaan dan Pariwisata sudah mensosialisasikan rencana penilaian tim UNESCO. "Aset geologi itu bisa jadi wadah untuk pendidikan geologi, sejarah, sekaligus tempat pariwisata," kata Direktur Jenderal Pengembangan Destinasi Kementerian Kebudayaan dan Pariwisata, Firmansyah Rahim, di Pacitan kemarin, Rabu, 1 Juni 2011.
"Aset itu berupa pegunungan, perbukitan, goa, pantai, sungai, telaga, dan ladang serta benda-benda peninggalan purbakala," kata Kepala Dinas Pariwisata, Kebudayaan, Pemuda, dan Olahraga (Disparbudpora) Kabupaten Pacitan, Mochamad Fathoni, Rabu, 1 Juni 2011.
Struktur geologi dan benda peninggalan purbakala itu jika memenuhi syarat akan dimasukkan dalam aset geopark dunia. Benda-benda itu terutama tersebar di beberapa kecamatan seperti Kecamatan Donorojo, Punung, Pringkuku, dan sebagian kecamatan Pacitan (kota).
"Semua struktur geologi di empat kecamatan itu termasuk dalam gugusan Pegunungan Sewu yang kaya akan aset geologi bersejarah," kata Fathioni. Pemerintah setempat menggolongkan kawasan tersebut sebagai kawasan yang mengandung karst (bentukan permukaan bumi) kelas I. Sedangkan karst kelas II tersebar di kecamatan lain seperti Kecamatan Tulakan, Kebonagung, Sudimoro, Ngadirojo, dan Tegalombo.
Disparbudpora mencatat ada 35 geosite (situs geologi) di Pacitan yang bersejarah dan kaya akan struktur geologi. Dari 35 geosite yang diajukan, ada 10 geosite yang akan dinilai tim UNESCO. Sepuluh geosite tersebut berupa:
1. Karst di Pancer Door (sebelah timur kawasan wisata Pantai Teleng Ria di Kelurahan Sidoharjo, Kecamatan Pacitan).
2. Karst di Tamperan Gung (perbukitan yang berada di kawasan Pantai Tamperan, Desa Tamperan, Kecamatan Pacitan).
3. Karst di Tamperan Atas (perbukitan yang berada di kawasan Pantai Tamperan, Desa Tamperan, Kecamatan Pacitan).
4. Karst di Pantai Klayar (Desa Sendang, Kecamatan Donorojo).
5. Stalaktit dan stalakmit di Goa Gong (Desa Bomo, Kecamatan Punung).
6. Stalaktit dan stalakmit di Goa Tabuhan (Desa Wareng, Kecamatan Punung).
7. Stalaktit dan stalakmit di Goa Song Terus (Desa Wareng, Kecamatan Punung).
8. Sedimentasi di Telaga Guyang Warak (Kecamatan Punung).
9. Sungai Bak Soka (Kecamatan Punung).
10. Artefak peninggalan purbakala (Dusun Ngrijang, Desa Sekar, Kecamatan Donorojo).
Selain Pacitan, tim UNESCO juga akan menilai kekayaan geologi di Gunung Batur, Bali. Sebelumnya, Kementarian Kebudayaan dan Pariwisata sudah mensosialisasikan rencana penilaian tim UNESCO. "Aset geologi itu bisa jadi wadah untuk pendidikan geologi, sejarah, sekaligus tempat pariwisata," kata Direktur Jenderal Pengembangan Destinasi Kementerian Kebudayaan dan Pariwisata, Firmansyah Rahim, di Pacitan kemarin, Rabu, 1 Juni 2011.
Jenis
Tanah
Struktur
dan jenis tanah di Kab. Pacitan adalah sebagai berikut :
- Jenis tanah Aluvial Kelabu endapan liat seluas 3.969 Ha atau 2,80%
- Assosiai Litosal dan Mediteran Merah seluas 4.629 Ha atau 34,26%
- Litosal Campuran Tuf dan bahan Vulkanik seluas 58.592 atau 22,02%
- Kompleks Litosal Kemerahan dan Litosal seluas 31.592 atau 22,02%
Adapun
jenis Geologinya adalah sebagai berikut :
- Endapan Zaman Tua (Meoson) seluas 91.830 Ha.
- Batu Kapur Zaman Tua seluas 36.829 Ha.
- Andesit seluas 7.654 Ha.
- Aluvium seluas 6.623 Ha.
Dengan
ketinggian :
- 7-25 m di atas permukaan laut : 2.62%
- 25-100 m di atas permukaan laut : 2.67%
- 100-500 m di atas permukaan laut : 52.68%
- 500-1000 m di atas permukaan laut : 36.43%
- 1000 m lebih di atas permukaan laut : 5.59%
·
Deskripsi Kelas Kemampuan Lahan
·
Identifikasi
kelas kemampuan lahan dilakukan berdasarkan input dari data-data penentu kelas
kemampuan lahan. Data-data penentu kelas kemampuan lahan yang dimaksud adalah
hasil penjumlahan dari pengharkatan variabel-variabel jenis tanah, kemiringan
lereng, kedalaman efektif tanah, bahaya erosi (kerawanan tanah longsor), dan
kerawanan banjir.
·
Peta
kelas kemampuan lahan daerah penelitian dibuat dengan skala 1:28.000.
Pengklasifikasian kemampuan lahan dibagi menjadi empat kelas, yaitu kelas I
(kemampuan tinggi), kelas II (kemampuan sedang), kelas III (kemampuan rendah),
dan kelas IV (kemampuan sangat rendah). Data mengenai luas per kelas kemampuan
lahan dapat dilihat pada tabel berikut.
·
Tabel Luas per Kelas Kemampuan Lahan
·
No.
|
Kelas
|
Kriteria
|
Luas
(hektar)
|
% dari Luas Keseluruhan
|
1.
|
I
|
Tinggi
|
672,451
|
30,93
|
2.
|
II
|
Sedang
|
659,508
|
30,33
|
3.
|
III
|
Rendah
|
25,110
|
1,15
|
4.
|
IV
|
Sangat Rendah
|
817,174
|
37,58
|
2174,243
|
100%
|
·
Sumber:
Hasil Perhitungan dan Analisis Data Tahun 2007
·
a.
Kelas I
·
Merupakan
lahan dengan kriteria kemampuan tinggi. Lahan jenis ini mempunyai potensi
sangat baik untuk pembangunan fasilitas fisik obyek wisata. Lahan tipe ini
mempunyai luas 672,45 ha atau 30,93% dari seluruh luas daerah penelitian.
·
·
b. Kelas II
·
Merupakan
lahan dengan kriteria kemampuan sedang. Lahan jenis ini mempunyai potensi cukup
baik untuk pembangunan fasilitas fisik obyek wisata. Lahan tipe ini mempunyai
luas 659,508 ha atau 30,33%
dari seluruh luas daerah penelitian.
·
c.
Kelas III
·
Merupakan
lahan dengan kriteria kemampuan rendah. Lahan jenis ini mempunyai potensi jelek
untuk pembangunan fasilitas fisik obyek wisata. Lahan tipe ini mempunyai luas 25,110 ha atau 1,15%
dari seluruh luas daerah penelitian.
·
d. Kelas IV
·
Merupakan
lahan dengan kriteria kemampuan sangat rendah. Lahan jenis ini mempunyai
potensi sangat jelek untuk pembangunan fasilitas fisik obyek wisata. Lahan tipe
ini mempunyai luas 817,174 ha atau 37,58% dari seluruh luas daerah penelitian dan
sebagian besar merupakan tubuh perairan laut. Hal ini dikarenakan tubuh
perairan laut jika difungsikan untuk pendirian fasilitas fisik obyek wisata
mempunyai pembatas yang sangat berat dan pembatas tersebut bersifat permanen.
·
Peta
Kelas Kemampuan Lahan Wilayah Kepesisiran Teluk Pacitan.
·
No comments:
Post a Comment