"PORTAL GEOGRAFI, LINGKUNGAN DAN TATA KOTA" Gapai mimpimu untuk masa depan yang lebih baik

MAKALAH PROFESI GURU


BAB I
PENDAHULUAN

A.    LATAR BELAKANG
Dalam Undang-Undang nomer 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen di jelaskan bahwa “kompetensi adalah seperangkat pengetahuan, keterampilan, dan perilaku yang harus di miliki, dihayati, dan di kuasai oleh guru atau dosen dalam melaksanakan tugas keprofesionalan”.
Mulyasa (2007) memaknai kompetensi sebagai perangkat perilaku efektif yang
perhatian, dan mempersepsi yang mengarahkan seseorang menemukan cara-cara untuk terkait dengan eksplorasi dan investigasi, menganalisis dan memikirkan, serta member mencapai tujuan tertentu secara efektif dan efisien. Dari uraian di atas Nampak bahwa kompetensi adalah kemampuan melakukan sesuatu yang di peroleh melalui pendidikan. Kompetensi guru merupakan perpaduan antara kemampuan personal, keilmuan, teknologi, sosial, dan spiritual yang secara kaffah membentuk kompetensi standar profesi guru (Mulyasa, 2007).
Menurut Undang-undang Guru dan Dosen kompetensi sosial adalah “kemampuan guru untuk berkomunikasi dan berinteraksi secara efektif dan efisien dengan peserta didik, sesama guru, orangtua/wali peserta didik, dan masyarakat sekitar”. Surya (2003:138) mengemukakan kompetensi sosial adalah kemampuan yang diperlukan oleh seseorang agar berhasil dalam berhubungan dengan orang lain. Dalam kompetensi sosial ini termasuk keterampilan dalam interaksi sosial dan melaksanakan tanggung jawab sosial.Gumelar dan Dahyat (2002:127) merujuk pada pendapat Asian Institut for Teacher Education, menjelaskan kompetensi sosial guru adalah salah satu daya atau kemampuan guru untuk mempersiapkan peserta didik menjadi anggota masyarakat yang baik serta kemampuan untuk mendidik, membimbing masyarakat dalam menghadapi kehidupan di masa yang akan datang. Untuk dapat melaksanakan peran sosial kemasyarakatan, guru harus memiliki kompetensi (1) aspek normatif kependidikan, yaitu untuk menjadi guru yang baik tidak cukup digantungkan kepada bakat, kecerdasan, dan kecakapan saja, tetapi juga harus beritikad baik sehingga hal ini bertautan dengan norma yang dijadikan landasan dalam melaksanakan tugasnya, (2) pertimbangan sebelum memilih jabatan guru, dan (3) mempunyai program yang menjurus untuk meningkatkan kemajuan masyarakat dan kemajuan pendidikan. Johnson sebagaimana dikutip Anwar (2004:63) mengemukakan kemampuan sosial mencakup kemampuan untuk menyesuaikan diri kepada tuntutan kerja dan lingkungan sekitar pada waktu membawakan tugasnya sebagai guru. Arikunto (1993:239) mengemukakan kompetensi sosial mengharuskan guru memiliki kemampuan komunikasi sosial baik dengan peserta didik, sesama guru, kepala sekolah, pegawai tata usaha, bahkan dengan anggota masyarakat.Berdasarkan uraian di atas, kompetensi sosial guru tercermin melalui indikator (1) interaksi guru dengan siswa, (2) interaksi guru dengan kepala sekolah, (3) interaksi guru dengan rekan kerja, (4) interaksi guru dengan orang tua siswa, dan (5) interaksi guru dengan masyarakat. 

B.    RUMUSAN MASALAH
a.      Apa yang di maksud dengan kompetensi social?
b.      Bagaimana kompetensi di mata pakar psikologi?
c.       Bagaimana dalam mengemas kompetensi social?
d.      Meliputi kompetensi apa saja dalam kompetensi social itu?
e.      Bagaimana contoh seorang guru yang memiliki kompetensi social di dalam kelas?

C.     TUJUAN
Dalam membahas suatu materi tentang kompetensi social guru, memiliki beberapa tujuan tertentu, yaitu :
a.      Dapat mendefinisikan apa itu kompetensi sosial guru.
b.      Bisa memahami kompetensi sosial di mata pakar psikologi.
c.       Sebagai bekal kita dalam mengemas kompetensi sosial nantinya
d.      Dapat mengetahui bentuk-bentuk kompetensi sosial guru .
e.      Dapat menerapakan kompetensi sosial sesuai yang di harapkan dengan adanya contoh yang di berikan.
D.    MANFAAT
Manfaat dari pembahasan materi kompetensi social guru sangat banyak. Salah satu di antaranya adalah sebagai wawasan yang sungguh amat penting bagi kita utamanya yaitu guru atau calon guru untuk melaksanakan proses belajar dalam kelas nanti. Sehingga penbelajaran dapat di kelas aktif dan saling membutuhkan satu sama lain (antara siswa dan guru). Serta manfaat lainnya adalah :
a.      Mengurangi keterasingan guru (dari komunitasnya).
b.      Dapat membantu guru dalam penerapannya dengan beberapa pandangan dari pakar psikologi.
c.       Membantu guru untuk bisa mengemas kompetensi sosial dengan sitematis.
d.      Memperdalam pemahaman guru tentang bentuk kompetensi sosial itu sendiri.
e.      Membantu guru memfokuskan cara menerapkan kompetensi sosial dalam proses pembelajaran di kelas..
















BAB II
PEMBAHASAN
A.    PENGERTIAN KOMPETENSI SOSIAL GURU
Kompetensi sosial guru mengandung arti sebagai sejumlah kompetensi yang berhubungan dengan kemampuan bersosialisasi dengan orang lain dalam kehidupan bermasyarakat. Menurut Aritoteles manusia sebagai mahluk social adalah mahluk yang senantiasa ingin hidup berkelompok. Manusia perlu berinteraksi dengan yang lain senantiasa menjaga hubungan agar tetap berlangsung dalam suasana yang kondusif. Interaksi yang dilakukan guru bertujuan agar peserta didik dan masyarakatnya mampu bertahan hidup (servive) dan berkembang (growth). Misi yang diemban guru dalam masyarakat adalah misi kemanusiaan mengajar dan mendidik. Dalam menunjang kompetensi sosial guru perlu dilengkapi dengan kemampuan berkomunikasi. Komunikasi yang sebaiknya dilakukan guru adalah komunikasi multi arah dengan orang tua, peserta didik dan masyarakat. Berdasarkan latar belakang social dan ekonomi keluarga yang berbeda dari peserta didik dan orang tua, maka guru  perlu memiliki sikap simpatik. Dalam mendukung peningkatan mutu pendidikan, masyarakat membentuk komite sekolah. Dalam hal ini guru dapat melakukan kerja sama dalam hal memberikan laporan mengenai kondisi fasilitas penunjang PBM.
Dalam interaksi sesama guru di sekolah para guru dituntut untuk bisa menjadi teman dialog bidang akademik ataupun social yang dihadapi berkenaan dengan peserta didik.  Masyarakat yang ada di sekitar sekolah selalu mempengaruhi perkembangan pendidikan di sekolah, karena itu guru wajib mengenal dan menghayati dunia sekitar sekolah. Upaya yang dilakukan guru dalam kiprahnya mengisi pembangunan adalah berperan agar diri dan sekolahnya dapat berfungsi sebagai unsur pembaruan bagi kehidupan dan kemajuan daerahnya. Sehingga generasi untuk kedepan lebih baik dari sebelumnya.
       Dalam Standar Nasional Pendidikan di kemukakan bahwa kompetensi social adalah kemampuan guru sebagai bagian dari masyarakat untuk berkomunikasi dan bergaul secara efektif dengan peserta didik, sesama pendidik, dan masyarakat sekitar.
Guru adalah mahluk social yang dalam kehidupannya tidak terlepas dari kehidupan social masyarakat dan lingkungannya. Guru harus mampu memfungsikan dirinya sebagai mahluk social di masyarakat dan lingkungannya sehingga mampu berkomunikasi dan bergaul secara efektif dengan peserta didik, sesame pendidik, serta masyarakat luas.

B.    KOMPETENSI SOSIAL DI MATA PAKAR PSIKOLOGI
Apakah kompetensi sosial? Pakar psikologi pendidikan Gadner (1983) menyebut kompetensi sosial itu sebagai social intellegence atau kecerdasan sosial. Kecerdasan sosial merupakan salah satu dari sembilan kecerdasan (logika, bahasa, musik, raga, ruang, pribadi, alam, dan kuliner) yang berhasil diidentifikasi oleh Gadner.
Semua kecerdasan itu dimiliki oleh seseorang. Hanya saja, mungkin beberapa di antaranya menonjol, sedangkan yang lain biasa atau bahkan kurang. Uniknya lagi, beberapa kecerdasan itu bekerja secara padu dan simultan ketika seseorang berpikir dan atau mengerjakan sesuatu (Amstrong, 1994).
Relevansi dengan apa yang dikatakan oleh Amstrong itu ialah bahwa walau kita membahas dan berusaha mengembangkan kecerdasan sosial, kita tidak boleh melepaskannya dengan kecerdasan-kecerdasan yang lain. Hal ini sejalan dengan kenyataan bahwa dewasa ini banyak muncul berbagai masalah sosial kemasyarakatan yang hanya dapat dipahami dan dipecahkan melalui pendekatan holistik, pendekatan komprehensif, atau pendekatan multidisiplin. Kecerdasan lain yang terkait erat dengan kecerdasan sosial adalah kecerdasan pribadi (personal intellegence), lebih khusus lagi kecerdasan emosi atau emotional intellegence (Goleman, 1995). Kecerdasan sosial juga berkaitan erat dengan kecerdasan keuangan (Kiyosaki, 1998). Banyak orang yang terkerdilkan kecerdasan sosialnya karena himpitan kesulitan ekonomi. Dewasa ini mulai disadari betapa pentingnya peran kecerdasan sosial dan kecerdasan emosi bagi seseorang dalam usahanya meniti karier di masyarakat, lembaga, atau perusahaan. Banyak orang sukses yang kalau kita cermati ternyata mereka memiliki kemampuan bekerja sama, berempati, dan pengendalian diri yang menonjol.
Dari uraian dan contoh-contoh di atas dapat kita singkatkan bahwa kompetensi sosial adalah kemampuan seseorang berkomunikasi, bergaul, bekerja sama, dan memberi kepada orang lain. Kompetensi sosial ialah kemampuan seorang guru dan dosen untuk berkomunikasi dan berinteraksi secara efektif dan efisien dengan peserta didik, guru, orang tua, dan masyarakat sekitar. Inilah kompetensi sosial yang harus dimiliki oleh seorang pendidik yang diamanatkan oleh UU Guru dan Dosen, yang pada gilirannya harus dapat ditularkan kepada anak-anak didiknya. Untuk mengembangkan kompetensi sosial seorang pendidik, kita perlu tahu target atau dimensi-dimensi kompetensi ini. Beberapa dimensi ini, misalnya, dapat kita saring dari konsep life skills (www.lifeskills4kids.com). Dari 35 life skills atau kecerdasan hidup itu, ada 15 yang dapat dimasukkan ke dalam dimensi kompetensi sosial, yaitu: (1) kerja tim, (2) melihat peluang, (3) peran dalam kegiatan kelompok, (4) tanggung jawab sebagai warga, (5) kepemimpinan, (6) relawan sosial, (7) kedewasaan dalam berelasi, (8) berbagi, (9) berempati, (10) kepedulian kepada sesama, (11) toleransi, (12) solusi konflik, (13) menerima perbedaan, (14) kerja sama, dan (15) komunikasi.
Kelima belas kecerdasan hidup ini dapat dijadikan topik silabus dalam pembelajaran dan pengembangan kompetensi sosial bagi para pendidik dan calon pendidik. Topik-topik ini dapat dikembangkan menjadi materi ajar yang dikaitkan dengan kasus-kasus yang aktual dan relevan atau kontekstual dengan kehidupan masyarakat kita.
Materi ajar atau pelatihan itu disampaikan untuk mencapai pemahaman dan internalisasi nilai-nilai para peserta didik. Metode penyampaiannya dapat mengadopsi metode Tillman/UNESCO dalam pembelajaran living values (Grasindo, 2004). Metode yang bersifat edutaiment ini mengandung unsur permainan, inkuiri, dan eksplorasi, baik eksplorasi potensi diri maupun potensi lingkungan.














C.   CARA MENGEMAS KOMPETENSI SOSIAL
Bagaimana mengemasnya? Kemasan pengembangan kompetensi sosial untuk guru, calon guru (mahasiswa keguruan), dan siswa tentu berbeda. Kemasan itu harus memerhatikan karakteristik masing-masing, baik yang berkaitan dengan aspek psikologis ketiga kelompok itu maupun sistem yang mendukungnya.
Model pelatihan yang bersifat edutaiment cocok untuk para guru dan dosen. Karena jumlah guru dan dosen itu sangat banyak, dapat digunakan pelatihan berjenjang deret ukur TOT (training of trainer). Semua perlu persiapan yang matang karena kerja ini menuntut persyaratan keunggulan kualitas, ketepatan, dan kecepatan. Hal yang disebut terakhir ini perlu mendapat perhatian khusus karena UU Guru dan Dosen mengamanatkan proses sertifikasi kompetensi ini harus selesai dalam sepuluh tahun sejak UU itu disahkan.
Untuk para mahasiswa, khususnya calon guru, dapat dimasukkan ke dalam mata kuliah dasar, seperti ”ilmu sosial dasar” yang sejajar dengan mata kuliah ”ilmu budaya dasar” dan ”ilmu sains dasar” dengan perubahan paradigma. Kalau sebelumnya ilmu sosial dasar berorientasi kepada penyampaian pengetahuan, dalam paradigma baru ini perlu ditambah dan ditekankan pada penanaman nilai-nilai atau kearifan-kearifan sosial.
Guru bukan hanya bertugas dikelas. Guru juga merupakan panutan dan teladan bagi lingkungan. Sehingga, guru diharuskan dapat berkomunikasi juga dengan lingkungan. Dengan hubungan sosial yang baik dengan lingkungannya, guru dapat bekerjasama dengan tokoh masyarakat guna melaksanakan berbagai program dalam lingkungan kerja di sekolahnya untuk mengembangkan dan meningkatkan kualitas pendidikan di daerah yang bersangkutan tersebut. Contohnya, jika guru perempuan dapat aktif di PKK daerah tersebut, maka guru juga dapat mengajarkan ilmu atau keterampilan yang dimilikinya guna diajarkan kepada masyarakat. Jika guru laki-laki, dapat berperan dalam pembinaan karag taruna atau pembinaan terhadap remaja masjid atau mushalla di daerah pedalaman atau terpencil tersebut. Jadi, selain dapat mencerdaskan peserta didiknya, guru juga dapat membina serta bersosialisasi dengan baik terhadap lingkungannya.



D.    KOMPETENSI SOSIAL BAGI GURU
Guru yang efektif adalah guru yang mampu membawa siswanya dengan berhasil mencapai tujuan pengajaran. Mengajar di depan kelas merupakan perwujudan interaksi dalam proses komunikasi. Menurut Undang-undang Guru dan Dosen kompetensi sosial adalah “kemampuan guru untuk berkomunikasi dan berinteraksi secara efektif dan efisien dengan peserta didik, sesama guru, orangtua/wali peserta didik, dan masyarakat sekitar”. Surya (2003:138) mengemukakan kompetensi sosial adalah kemampuan yang diperlukan oleh seseorang agar berhasil dalam berhubungan dengan orang lain. Dalam kompetensi sosial ini termasuk keterampilan dalam interaksi sosial dan melaksanakan tanggung jawab sosial.Gumelar dan Dahyat (2002:127) merujuk pada pendapat Asian Institut for Teacher Education, menjelaskan kompetensi sosial guru adalah salah satu daya atau kemampuan guru untuk mempersiapkan peserta didik menjadi anggota masyarakat yang baik serta kemampuan untuk mendidik, membimbing masyarakat dalam menghadapi kehidupan di masa yang akan datang. Untuk dapat melaksanakan peran sosial kemasyarakatan, guru harus memiliki kompetensi (1) aspek normatif kependidikan, yaitu untuk menjadi guru yang baik tidak cukup digantungkan kepada bakat, kecerdasan, dan kecakapan saja, tetapi juga harus beritikad baik sehingga hal ini bertautan dengan norma yang dijadikan landasan dalam melaksanakan tugasnya, (2) pertimbangan sebelum memilih jabatan guru, dan (3) mempunyai program yang menjurus untuk meningkatkan kemajuan masyarakat dan kemajuan pendidikan.
            Kompetensi social merupakan kemampuan guru sebagai bagian dari masyarakat yang sekurang-kurangnya meliputi kompetensi berikut ini :
a.      Kemampuan untuk berinteraksi dan berkomunikasi dengan teman sejawat untuk meningkatkan kemampuan professional.
b.      Kemampuan untuk menjalin kerjasama, baik secara individual maupun secara kelompok.
c.       Menggunakan teknologi komunikasi dan informasi secara fungsional.
d.      Begaul secara efektif dengan peserta didik, sesama pendidik, tenaga kependidikan, orang tua/wali peserta didik.
e.      Kemampuan untuk mengenal dan memahami fungsi-fungsi setiap lembaga kemsyarakatan.
E.     CONTOH KOMPETENSI SOSIAL GURU
            Dalam praktek pembelajaran di dalam kelas, dapat kita ketahui seorang guru yang professional adalah seorang guru yang memiliki 4 kompetensi dasar. Salah satunya adalah kompetensi social guru. Penerapannya dalam pembelajaran sangat simple, dan mudah. Contoh yang dapat di pahami adalah :
1.      Guru sebelum masuk kelas, hendaknya menyapa anak didiknya dengan halus dan ramah. Dengan begitu komunikasi pada awal pembelajaran akan menyenangkan.
2.      Dalam proses pembelajaran berlangsung, guru dan siswa mampu berkomunikasi secara baik agar suasana dalam kelas tidak pasif. Semisal saat proses pembelajaran berlangsung, guru mempersilahkan siswa untuk bertnya apabila tidak ada yang di mengerti. Saat ada siswa yang bermasalah, guru mencoba untuk mendekatinya dan bertanya apa, mengapa dan memberikan nasehat serta saran yang berhubungan dengan permasalahan tersebut.
3.      Guru juga bisa berkomunikasi dan menjalain persahabatan antar sesama guru dan pimpinan dalam sekolah tersebut.
4.      Guru juga harus bias menjalin hubungan baik dengan orang tua/wali siswa demi kelancaran pendidikan siswa.
5.      Serta dalam ruang lingkup yang besar seorang guru, harus mampu berinterkasi dengan kelompok masyarakat sekitar.








BAB III
PENUTUP
A.    KESIMPULAN
Dari pembahasan materi di atas, dapat di buat kesimpulan bahwa Kompetensi sosial guru mengandung arti sebagai sejumlah kompetensi yang berhubungan dengan kemampuan bersosialisasi dengan orang lain dalam kehidupan bermasyarakat. Menurut Aritoteles manusia sebagai mahluk social adalah mahluk yang senantiasa ingin hidup berkelompok. Manusia perlu berinteraksi dengan yang lain senantiasa menjaga hubungan agar tetap berlangsung dalam suasana yang kondusif. Interaksi yang dilakukan guru bertujuan agar peserta didik dan masyarakatnya mampu bertahan hidup (servive) dan berkembang (growth).
Pakar psikologi pendidikan Gadner (1983) menyebut kompetensi sosial itu sebagai social intellegence atau kecerdasan sosial. Kecerdasan sosial merupakan salah satu dari sembilan kecerdasan kecerdasan (logika, bahasa, musik, raga, ruang, pribadi, alam, dan kuliner) yang berhasil diidentifikasi oleh Gadner.
Kemasan pengembangan kompetensi sosial untuk guru, calon guru (mahasiswa keguruan), dan siswa tentu berbeda. Kemasan itu harus memerhatikan karakteristik masing-masing, baik yang berkaitan dengan aspek psikologis ketiga kelompok itu maupun sistem yang mendukungnya.
Kompetensi social merupakan kemampuan guru sebagai bagian dari masyarakat yang sekurang-kurangnya meliputi kompetensi berikut ini :
a.      Kemampuan untuk berinteraksi dan berkomunikasi dengan teman sejawat untuk meningkatkan kemampuan professional.
b.      Kemampuan untuk menjalin kerjasama, baik secara individual maupun secara kelompok.
c.       Menggunakan teknologi komunikasi dan informasi secara fungsional.
d.      Begaul secara efektif dengan peserta didik, sesama pendidik, tenaga kependidikan, orang tua/wali peserta didik.

Contoh yang dapat di pahami adalah :
a.      Guru sebelum masuk kelas, hendaknya menyapa anak didiknya dengan halus dan ramah. Dengan begitu komunikasi pada awal pembelajaran akan menyenangkan.
b.      Dalam proses pembelajaran berlangsung, guru dan siswa mampu berkomunikasi secara baik agar suasana dalam kelas tidak pasif. Semisal saat proses pembelajaran berlangsung, guru mempersilahkan siswa untuk bertnya apabila tidak ada yang di mengerti. Saat ada siswa yang bermasalah, guru mencoba untuk mendekatinya dan bertanya apa, mengapa dan memberikan nasehat serta saran yang berhubungan dengan permasalahan tersebut.
c.       Guru juga bisa berkomunikasi dan menjalain persahabatan antar sesama guru dan pimpinan dalam sekolah tersebut.
d.      Guru juga harus bias menjalin hubungan baik dengan orang tua/wali siswa demi kelancaran pendidikan siswa.
e.      Serta dalam ruang lingkup yang besar seorang guru, harus mampu berinterkasi dengan kelompok masyarakat sekitar.














B.    SARAN
            Saran yang dapat di sampaikan dalam pembahasan materi kompetensi social guru adalah sebagai guru yang baik hendaknya betul-betul dapat memiliki kemampuan social dalam mengemban jabatan seorang guru. Seorang guru paling sedikit harus memiliki sejumlah keterampilan dasar pembelajaran. Penguasaan terhadap keterampilan tersebut setidaknya dapat membantu guru mengatasi masalah-masalah di kelas. Dengan meningkatkan kualitas dan kompetensi seorang guru, maka pembelajaran yang berlangsung di dalam kelas dapat dikelola dengan baik dan efisien.





















DAFTAR PUSTAKA
           
Undang-Undang nomer 14. 2005 Guru dan Dosen. Jakarta : Gaung Persada.
Mulyasa, E. 2007 Standart Kompetensi dan Sertifikasi Guru. Bandung: Remaja Rosda karya.
Yamin, Martinis. 2006 Sertifikasi Profesi Keguruan di Indonesia. Jakarta: Gaung Persada, Dah Mulmungk koeratif.
Gadner. (1983) Pakar psikologi pendidikan. Bandung : Remaja Rosda Karya.

Share:

Wikipedia

Search results