TUGAS GEOGRAFI TANAH
Dosen Pembimbing :
Onik. Farida, S.PT., S.Pd., M.Pd
Disusun oelh : Anggita Sayushi (090401050094)
Geo. Kelas C 2009
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GEOGRAFI
FAKULTAS KEGURUAN
DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS
KANJURUHAN MALANG
2011
1.
Faktor Pembentuk Tanah
Syarat utama
terbentuknya tanah ada 2 yaitu : (1) tersedianya bahan asal atau batuan induk,
(2) adanya factor-faktor yang mempengaruhi bahan asal tersebut. Ada lima factor
pembentuk yaitu :
a.
Iklim
Unsur-unsur
iklim yang memengaruhi proses pembentukan tanah terutama unsur suhu dan curah
hujan.
Ø Suhu/Temperatur
Suhu
akan berpengaruh terhadap proses pelapukan bahan induk. Apabila
fluktuasi
suhu tinggi, maka proses pelapukan akan berlangsung cepat sehingga pembentukan
tanah juga cepat.
Ø Curah Hujan
Curah hujan akan berpengaruh terhadap kekuatan erosi dan
pencucian tanah, sedangkan pencucian tanah yang cepat menyebabkan tanah menjadi
asam (pH tanah menjadi rendah).
b.
Organisme (Vegetasi, Jasad Renik/Mikroorganisme)
Semua
mahkluk hidup, baik hidupnya maupun sudah mati mempunyai pengaruh terhadap
pembentukan tanah. Di antara makhluk yang paling berpengaruh adalah vegetasi
karena jumlahnya banyak dan berkedudukan tepet untuk waktu yang lama, sedangkan
hewan dan manusia berpengaruh tidak langsung melalui vegetasi.
Jasad remik
(mikro organisme) dalam tanah mempunyai peranan dalam prose peruraian bahan
organik menjadi unsur hara dapat di serap oleh akar tanaman dan pembentukan
humus (bunga tanah). Cacing tanah sangat aktif dalam peruraian (dekoposisi)
serasaah. Pada waktui malam hari cacing – cacing membawa guguran dedaunan dan
rerumputan kedalam lubang-lubangmnya dan mencampur dengan mineral-mineral
tanah. Sokresin yang dikeluarkan mengandung Ca lebih banyak daripada tanah
disekitarnya. Lubang-lubang cacing akan mempengaruhi aerasi dan perembesan air
.
Semut-semut
menyusup kedalam tanah dan mengangkut bahan-bahan dari dalam tanah kepermukaa
tanah sambil membangun sarang-sarangnya berupa berupa bukit-bukit kecil di
pertmukaan tanah dan sering pada batang-batang pohon. Rayap-rayap makan
sisa-sisa bahan organik. Tikus dan binatang lai menggunakan tanah sebagai
tempat tinggal dan tempat perlindungan.
Manusia
mempengaruhi pembentukan tanah melalui cara penggunaan tanahnya, terutama cara
bercocok tanam, menentukan jemnis tanaman yang di tanam, cara pengolahan atau
penggarapan, permukaan, cara pemanenan, menentukan rotasi tanaman damn lain
sebagainya
Organisme sangat
berpengaruh terhadap proses pembentukan tanah dalam hal:
1)
Membantu
proses pelapukan baik pelapukan organik maupun pelapukan kimiawi. Pelapukan
organik adalah pelapukan yang dilakukan oleh makhluk hidup (hewan dan
tumbuhan), sedangkan pelapukan kimiawi terjadi oleh proses kimia seperti batu
kapur yang larut oleh air.
2)
Membantu
proses pembentukan humus. Tumbuhan akan menghasilkan dan menyisakan daun-daunan
dan ranting-ranting yang menumpuk di permukaan tanah. Daun dan ranting itu akan
membusuk dengan bantuan jasad renik/ mikroorganisme yang ada di dalam tanah.
3)
Pengaruh
jenis vegetasi terhadap sifat-sifat tanah sangat nyata terjadi di daerah
beriklim sedang seperti di Eropa dan Amerika. Vegetasi hutan dapat membentuk
tanah hutan dengan warna merah, sedangkan vegetasi rumput membentuk tanah
berwarna hitam karena banyak kandungan bahan organik yang berasal dari
akar-akar dan sisa-sisa rumput.
4)
Kandungan
unsur-unsur kimia yang terdapat pada tanaman berpengaruh terhadap sifat-sifat
tanah. Contoh, jenis tanaman cemara akan memberi unsur-unsur kimia seperti Ca,
Mg, dan K yang relatif rendah, akibatnya tanah di bawah pohon cemara,
drajat keasamannya lebih tinggi daripada tanah di bawah
pohon jati.
drajat keasamannya lebih tinggi daripada tanah di bawah
pohon jati.
c.
Batuan Induk
Batuan induk
terdiri dari batuan vulkanik, batuan beku, batuan sedimen (endapan), dan batuan
metamorf. Batuan induk itu akan hancur menjadi bahan induk, kemudian akan
mengalami pelapukan dan menjadi tanah.
Tanah yang terdapat
di permukaan Bumi sebagian memperlihatkan sifat (terutama sifat kimia) yang
sama dengan bahan induknya. Bahan induk terkadang masih terlihat pada tanah
baru, misalnya tanah bertekstur pasir berasal dari bahan induk yang kandungan
pasirnya tinggi. Susunan kimia dan mineral bahan induk akan memengaruhi
intensitas tingkat pelapukan dan vegetasi di atasnya. Bahan induk yang banyak
mengandung unsure Ca akan membentuk tanah dengan kadar ion Ca yang banyak pula,
akibatnya pencucian asam silikat dapat dihindari dan sebagian lagi dapat
membentuk tanah yang berwarna kelabu. Sebaliknya bahan induk yang kurang
kandungan kapurnya membentuk tanah yang warnanya lebih merah.
d.
Topografi/Relief
Topogarfi
alam dapat mempercepat atau memperlambat kegiatan iklim. Pada tanah datar
kecepatan pengaliran air lebih kecil daripada tanah yang berombak. Topografi
miring mepergiat berbagai proses erosi air, sehingga membatasi kedalaman solum
tanah. Sebaliknya genangan air didataran, dalam waktu lama atau sepanjang
tahun, pengaruh ilklim nibsi tidak begitu nampak dalam perkembangan tanah.
Didaerah
beriklim humid trop[ika dengan bahan induk tuff vulkanik, pada tanah yang datar
membentuk tanah jenis latosol berwarna coklat, sedangkan di lereng pegunungan
akan terbentuk latosol merah. Didaerah semi arid (agak kering) dengan bahan
induk naval pada topografi datar akan membentuk tanah jenis grumosol, kelabu,
sedangkan dilereng pegunungan terbentuk tanah jenis grumosol berwarna kuning
coklat. Di lereng pegunungan yang curam akan terbentuk tanah dangkal. Adanya
pengaliran air menyebabkan tertimbunnya garam-garam di kaki lereng, sehingga di
kaki gunung berapi di daerah sub humid terbentuk tanah berwarna
kecoklat-coklatan yang bersifat seperti grumosol, baik secara fisik maupun
kimianya. Di lereng cekung seringkali bergabung membentuk cekungan pengendapan
yang mampu menampung air dan bahan-bahan tertentu sehingga terbentuk tanah
rawang atau merawang.
Keadaan relief
suatu daerah akan memengaruhi:
1)
Tebal
atau Tipisnya Lapisan Tanah
Daerah yng memiliki topografi miring dan berbukit, lapisan
tanahnya lebih tipis karena tererosi, sedangkan daerah yang datar lapisan
tanahnya tebal karena terjadi sedimentasi.
2)
Sistem Drainase/Pengaliran
Daerah yang drainasenya jelek seperti sering tergenang
menyebabkan tanahnya menjadi asam.
e.
Organik
Bahan
organik brperan terhadap kesuburan tanah dan berpengaruh juga ketahanan agregat
tahan. Juga bahan organik mempunyai pengaruh terhadap warna tanah yang
menjadikan warna tanah coklat kehitaman.serta terhadap ketersediaan hara dalam
tanah.
Tumbuhan
menjadi sumber utama bagi bahan organik, pada keadaan alami tumbuhan
menyediakan bahan organik yang sangat besar, akibat pencernaan oleh mikro
organisme bahan organik tercampur tercampur dalam tanah secara proses
imfiltasi. Beberapa bentuk kehidupan seperti cacing, rayap, dan semut berperan
penting dalam pengangkutan tanah.
Faktor yamg
mempengaruhi bahon organiuk tanah yaitu, kedalaman tanah yang mentukan kadar
bahan bahan organik yang ditentukan pada kedalaman 20 cm dan makin kebawah
makin berkurang, faktor iklim menyebabkan bilamana semakin rendahnya susu maka
makin tinggi pula bahan organik uyang terkandung dalam tanah.
f.
Waktu
Tanah merupakan
benda alam yang terus-menerus berubah, akibat pelapukan dan pencucian yang
terus-menerus. Oleh karena itu, tanah akan menjadi semakin tua. Mineral yang
banyak mengandung unsur hara telah habis mengalami pelapukan,
sehingga tinggal mineral yang sukar lapuk seperti kuarsa. Karena proses pembentukan tanah yang terus berjalan, maka induk tanah berubah berturut-turut menjadi tanah muda, tanah dewasa, dan tanah tua.
sehingga tinggal mineral yang sukar lapuk seperti kuarsa. Karena proses pembentukan tanah yang terus berjalan, maka induk tanah berubah berturut-turut menjadi tanah muda, tanah dewasa, dan tanah tua.
2.
PROSES
PEMBENTUKAN TANAH
Proses pembentukan
tanah diawali dari pelapukan batuan, baik pelapukan fisik maupun pelapukan
kimia. Dari proses pelapukan ini, batuan akan menjadi lunak dan berubah
komposisinya. Pada tahap ini batuan yang lapuk belum dikatakan sebagai tanah,
tetapi sebagai bahan tanah (regolith) karena masih menunjukkan struktur batuan
induk.
Proses pelapukan terus berlangsung hingga akhirnya bahan induk tanah berubah menjadi tanah. Nah, proses pelapukan ini menjadi awal terbentuknya tanah. Sehingga faktor yang mendorong pelapukan juga berperan dalam pembentukan tanah.
Proses pelapukan terus berlangsung hingga akhirnya bahan induk tanah berubah menjadi tanah. Nah, proses pelapukan ini menjadi awal terbentuknya tanah. Sehingga faktor yang mendorong pelapukan juga berperan dalam pembentukan tanah.
Pelapukan
menyebabkan perubahan-perubahan kimia, bahan-bahan larut di hasilkan dan
mineral baru tertinggal sebagai hasil akhir yang tahan pelapukan. Proses
pelapukan di bedakan menjadi dua yaitu : pelapukan fisik (disintegrasi) dan
pelapukan kmia (dekomposisi). Pelapukan fisik (disintegrasi) meliputi pengaruh
suhu, pengaruh air dan erosi, dan pengaruh tanaman. Sedangkan pelapukan kimia
(dekomposisi) meliputi hidrolisis, oksidasi, pelarutan, hidrasi dan karbonisasi.
Curah hujan dan
sinar matahari berperan penting dalam proses pelapukan fisik, kedua faktor
tersebut merupakan komponen iklim. Sehingga dapat disimpulkan bahwa salah satu
faktor pembentuk tanah adalah iklim. Ada beberapa faktor lain yang
memengaruhi proses pembentukan tanah, yaitu organisme, bahan induk,
topografi, dan waktu. Faktor-faktor tersebut dapat dirumuskan sebagai berikut.
Susunan Tanah
Proses
Pembentukan Tanah
Pembentukan
tanah di bagi menjadi empat tahap
a.
Batuan
yang tersingkap ke permukaan bumi akan berinteraksi secara langsung dengan
atmsosfer dan hidrosfer. Pada tahap ini lingkungan memberi pengaruh terhadap
kondisi fisik. Berinteraksinya batuan dengan atmosfer dan hidrosfer memicu
terjadinya pelapukan kimiawi.
b.
Setelah
mengalami pelapukan, bagian batuan yang lapuk akan menjadi lunak. Lalu air
masuk ke dalam batuan sehingga terjadi pelapukan lebih mendalam. Pada tahap ini
di lapisan permukaan batuan telah ditumbuhi calon makhluk hidup.
c.
Pada
tahap ke tiga ini batuan mulai ditumbuhi tumbuhan perintis. Akar tumbuhan
tersebut membentuk rekahan di lapisan batuan yang ditumbuhinya. Di sini
terjadilah pelapukan biologis.
d.
Di
tahap yang terakhir tanah menjadi subur dan ditumbuhi tanaman yang ralatif
besar.
Daftar
Pustaka
Hardjowigeno, Sarwono. 1987. Ilmu Tanah. Jakarta : Mediyatma Sarana Perkasa.
Rafi’I, Suryatna. 1985. Ilmu tanah. Bandung : angkasa.