Bila dilihat dari segi ekonomi, pembangunan perekonomian daerah memang
sangat penting untuk meningkatkan kesejahteraan hidup masyarakat setempat. Hal
ini tentu berkaitan dengan Produk Domestik Bruto atau Gross Domestic Product. Pembangunan suatu daerah atau kota akan mengalami
kemajuan apabila grafik pendapatan dalam daerah tersebut meningkat. Salah satu
faktor yang melatarbelakangi yaitu bagaimana cara terbaik dalam mengelola
sumber daya yang telah ada dan membentuk suatu kerjasama antara pemerintah
daerah dengan sektor swasta untuk menciptakan lapangan kerja baru sehingga
dapat merangsang perkembangan kegiatan ekonomi di dalam wilayah tersebut.
Pembangunan ekonomi daerah merupakan suatu proses dimana pemerintah
daerah difokuskan pada pembentukkan institusi-institusi baru, pembangunan industri
alternatif, identifikasi pasar baru, dan pengembangan perusahaan baru. Tentu
ini harus diimbangi dengan modal yang dimiliki oleh suatu daerah, karena dalam
hal ini modal memiliki peranan yang cukup strategis dalam menunjang
kegiatan-kegiatan dalam pembangunan ekonomi. Masalah utama yang dihadapi dalam
membangun perekonomian daerah terletak pada penekanan kebijakan-kebijakan
pembangunan dengan memanfaatkan potensi sumber daya manusia, kelembagaan, dan
sumber daya alam yang terdapat di daerah tersebut. Dalam kaitannya dengan
sumber daya manusia, pemerintah harus berinisiatif bagaimana mengembangkan
potensi sumber daya manusia dengan cara membuka sektor padat karya untuk
mengasah keterampilan dan keahlian agar dapat digunakan dengan maksimal dan
efisien. Sehingga dapat membantu meningkatkan mutu dan kualitas dalam membangun
perekonomian dengan baik.
Kita dapat mengambil salah satu contoh wilayah kota Malang, Jawa Timur.
Pertumbuhan ekonomi kota Malang cukup baik dan mengalami kenaikan. Seperti pada
tahun 2010, pertumbuhan ekonomi kota Malang meningkat sebanyak 6,52 persen dan
pada tahun 2011 mencapai 6,55 persen. Kondisi ini juga memengaruhi menurunnya
tingkat inflasi di kota Malang, yaitu pada tahun 2010 tingkat inflasi 6,7
persen dan kemudian menurun mencapai 4,05 persen pada tahun 2011. Pencapaian
ini tentunya lebih baik bla dibandingkan dengan kota lainnya. Tidak hanya dalam
bidang ekonomi, kota Malang juga mendapat apresiasi positif di dalam berbagai
bidang lainnya, seperti kesenian, olahraga, ilmu Pengetahuan , dan sebagainya.
Dari pencapaian prestasi-prestasi dalam berbagai bidang tersebut, tidak heran
jika kota Malang dijuluki sebagai kota terbaik se-Indonesia.
B.
Landasan Teori
Ø
PDB adalah nilai
keseluruhan semua barang dan jasa yang diproduksi di dalam wilayah tersebut
dalam jangka waktu tertentu (biasanya per tahun). PDB berbeda dari produk
nasional bruto karena
memasukkan pendapatan faktor produksi dari luar negeri yang bekerja di negara
tersebut. Sehingga PDB hanya menghitung total produksi dari suatu negara tanpa
memperhitungkan apakah produksi itu dilakukan dengan memakai faktor produksi
dalam negeri atau tidak. Sebaliknya, PNB memperhatikan asal usul faktor
produksi yang digunakan.
Ø
Kesejahteraan merupakan kondisi dimana semua orang merasakan
kemakmuran hidup, baik dari segi materi maupun moral yang dapat dinikmati dan
hidup yang serba berkecukupan.
C. Pembahasan
Keadaan
ekonomi di kota Malang mengalami pertumbuhan yang positif. Kota Malang
mempunyai pangsa pasar yang cukup besar dan luas bila dibandingkan dengan
daerah-daerah lainnya. Pemimpin KBI kota Malang Totok Hermiyanto menjelaskan
bahwa pertumbuhan ekonomi di kota Malang masih akan mengalami pertumbuhan yang
positif walaupun sedikit melambat karena faktor perekonomian global yang juga
sedang melambat.
Bila
ditinjau secara umum, kinerja dan prospek perekonomian kota Malang masih dalam
kondisi stabil dan tetap kuat. Terutama pertumbuhan ekonomi di dukung oleh
permintaan domestik dan proses ekspor yang masih efektif. Selain itu, konsumsi
rumah tangga yang didasari keyakinan konsumen dan purchasing power yang masih
kuat.
Totok
Hermiyanto menuturkan bahwa dalam sektor ekonomi yang saat ini paling berperan
dominan adalah perdagangan, hotel, dan restoran. Struktur perekonomian di
daerah kota Malang mayoritas mengarah pada perdagangan, hotel, dan restoran. Di
daerah kabupaten, kecuali kab. Pasuruan , struktur perekonomian wilayahnya
dipengaruhi oleh pertanian.
Sedangkan
bila kita amati di wilayah kab. Pasuruan , sektor yang memiliki peranan dominan
dalam yaitu sektor industri. Hal ini terkait dengan keberadaan kawasan industri
di daerah kec. Rembang. Yaitu Industrial Estate Rembang (PIER). Selain sektor
yang berada di atas berikut, masih ada sektor-sektor lainnya yang diperkirakan
dapat memberikan kontribusi baik bagi pertumbuhan ekonomi KBI kota Malang,
yaitu sektor industry pengolahan, sektor transportasi dan telekomunikasi.
Pada
tahun 2011, kota Malang mengalami penurunan inflasi mencapai 4,05%. Tentunya
hal ini jauh lebih baik apabila kita melihat angka inflasi yang terjadi pada
tahun 2010 yang mencapai 6,70%. Sedangkan tingkat inflasi Jawa Timur 4,09% dan
inflasi nasional 3,79%. Jelas angka inflasi Kota Malang masih lebih tinggi dari
inflasi nasional, tetapi hamper sama dengan angka inflasi Jawa Timur.
Sedemikian tingginya inflasi di kota Malang maupun Jawa Timur pada umumnya
dibandingkan dengan rata-rata tingkat inflasi nasional yang dilatarbelakangi
kebijakan Gubernur terkait adanya larangan masuknya beberapa komoditas atau
barang-barang mengalami penolakan di Tanjung Perak dan kemudian dijadikan pintu
arus masuknya produk-produk impor holtikultura.
D. Masalah-masalah
yang dihadapi
1. Tenaga Kerja
Jumlah tenaga kerja di kota
Malang yang belum ditempatkan sampai bulan April 2003 sebanyak 13.126 jiwa.
sementara itu jumlah lowongan kerja yang masih ada hanya 440. dapat kita
simpulkan bahwa ada ketidakseimbangan antara jumlah pencari kerja dengan jumlah
lowongan kerja yang tersedia. untuk lebih jelasnya kita lihat tabel berikut :
DAFTAR PENCARI KERJA DAN LOWONGAN / PENEMPATAN BULAN :
JANUARI S/D APRIL 2003
No
|
Uraian
|
Januari
|
Februari
|
Maret
|
April
|
1.Pencari Kerja
|
|||||
Sisa Bulan Lalu
|
12.433
|
12.568
|
12.865
|
13.002
|
|
Pendaftaran Baru
|
1.247
|
1.485
|
214
|
837
|
|
Pencaker aktif
|
13.707
|
14.053
|
13.079
|
13.839
|
|
Penempatan
|
1.007
|
819
|
77
|
713
|
|
penghapusan
|
132
|
369
|
-
|
-
|
|
Pencaker belum ditempatkan
|
12.568
|
12.865
|
13.002
|
13.126
|
|
2.Lowongan
|
|||||
Sisa Bulan Lalu
|
386
|
529
|
475
|
498
|
|
Pendaftaran Baru
|
115
|
765
|
100
|
655
|
|
Lowongan Terbuka
|
1.536
|
1.294
|
575
|
1.153
|
|
Pemenuhan
|
1.007
|
819
|
77
|
713
|
|
Penghapusan
|
-
|
-
|
-
|
-
|
|
Lowongan Belum Terpenuhi
|
529
|
475
|
498
|
440
|
apabila tidak dapat tersalurkan dengan baik, di
khawatirkan akan berdampak negative yang dapat menimbulkan masalah-masalah
seperti kriminalitas. Jumlah perbandingan ini juga kemungkinan akan terus
bertambah mengingat situasi Negara yang sedang mengalami krisis ekonomi dengan
banyaknya karyawan yang di berentikan pekerjaannya sehingga sacara tidak
langsung hal ini akan berpengaruh terhadap ketersediaan lapangan kerja di kota
Malang.
2. Urbanisasi Penduduk
Masalah
urbanisasi di kota Malang masih menjadi perbincangan yang penting. Kota Malang
memiliki daya tarik tersendiri di beberapa daerah sekitarnya. Hal ini mendorong
masyarakat untuk mencoba mendapatkan sesuatu hal yang lebih atau mengadu nasib
di kota Malang. Akan tetapi, sumber daya manusia yang datang tidak sedikit
kurang memiliki kemampuan yang memadai. Hal ini akan member beban bagi kota
Malang dalam menyediakan lapangan pekerjaan.
3. Pertumbuhan Penduduk
Berdasarkan
data dari Badan Pusat Statistik (BPS), laju pertumbuhan penduduk khususnya di
provinsi Jawa Timur pada tahun 1980-1990 mencapai 1.08% dan pada tahun
1990-2000 menurun hingga 0.7%. Hal ini tentu memberikan catatan baik untuk
perkembangan penduduk di provinsi Jawa Timur. Tetapi bila kita tinjau mengenai
ketidakseimbangan atau kurangnya pemerataan penyebaran penduduk masih menjadi
masalah pribadi bagi pertumbuhan penduduk khususnya di kota Malang. Berdasarkan
data pada tahun 1997 di salah satu kecamatan yaitu kecamatan Klojen terdapat
kelurahan Samaan yang kepadatan penduduknya berjumlah 219 jiwa. Sedangkan di
kecamatan Kedungkandang(kawasan Buring) kepadatan penduduk relative lebih
rendah yakni 35 jiwa. Dari data tersebut Nampak jelas ketimpangan atau
ketidakseimbangan penyebaran penduduk di kota besar dan di wilayah tertentu dan
ada juga wilayah lain yang beban kepadatan atau pertumbuhn penduduknya masih
sangat lambat. Oleh sebab itu, pemerintah harus sigap dalam mengendalikan
pertumbuhan penduduk dan lebih memiliki kepekaan terhadap pertumbuhan penduduk
di kawasan pinggiran untuk lebih di tingkatkan kembali dengan memberikan
peluang kerja dan membuat pusat-pusat pelayanan.
4. Keuangan Daerah
ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH 2001
PENERIMAAN
|
JUMLAH (Rp)
|
-Bagian sisa lebih perhitungan anggaran tahun
lalu
|
Rp 5,707,276,000.00
|
-Bagian pendapatan asli daerah
|
Rp 25,655,116,800.00
|
-Bagian dana perimbangan
|
Rp 218,696,636,370.00
|
-Bagian pinjaman daerah
|
Rp
-
|
-Bagian lain-lain penerimaan yang sah
|
Rp 17,573,721,350.00
|
TOTAL
|
Rp 267,633,550,520.00
|
PENGELUARAN
|
|
-Belanja rutin
|
Rp 208,681,386,636.00
|
-Belanja pembangunan
|
Rp 58,952,163,884.00
|
TOTAL
|
Rp 267,633,550,520.00
|
Dari data tabel diatas, penerimaan daerah yang berasal dari dana perimbangan merupakan penerimaan terbesar yaitu sekitar 81% atau sekitar 218,6 milyar. Selain itu, penerimaan pendapatan asli daerah sekitar 25,6 milyar, penerimaan pendapatan sisa lebih perhitungan anggaran tahun lalu sekitar 5,7 milyar, dan penerimaan pendapatan lain-lain sekitar 17,5 milyar. Kemudian bila dilihat dari sisi pengeluaran, anggaran terbesar yaitu pengeluaran belanja rutin sekitar 208,6 milyar, sedangkan untuk anggaran belanja pembangunan sekitar 58,9 milyar. Penerimaan Pendapatan Asli Daerah kota Malang harus lebih ditingkatkan kembali sejalan dengan berlakunya Undang-undang tentang Otonomi Daerah dengan mengoptimalkan pendanaan yang selama ini telah ada, dan berusaha menciptakan sumber-sumber pendanaan baru, baik dalam sector pajak maupun perusahaan daerah setempat.
5. Lingkungan
Lingkungan
hidup merupakan suatu bagian penting dari ekosistem seluruh makhluk hidup
dengan mengarahkan pada pelestarian lingkungan hidup yang berdampingan dengan
perkembangan kependudukan demi terjaminnya pembangunan berkelanjutan dengan
menitikberatkan pada kualitas lingkungan, dan pengendalian pencemaran terhadap
lingkungan hidup. Ada beberapa masalah terkait dengan lingkungan, yaitu :
a) Erosi
Erosi adalah pengikisan material-material permukaan
tanah oleh kekuatan air dan angin. Erosi merupakan salah satu dampak lingkungan
dari pesatnya pembangunan fisik sebuah kota. Dari data observasi diketahui
bahwa erosi yang berdampak di kota Malang, khususnya diakibatkan oleh tekanan
aliran air permukaan (run off) yang berasal dari air hujan. Selain itu, tingkat
besar kecilnya erosi bisa juga disebabkan oleh faktor lain, seperti bentuk
morfologi, sifat fisik tanah dan batuan, kemiringan lereng, keadaan vegetasi
dan faktor aktivitas manusia dalam mengelola sumber daya alam.
b) Permukiman
Penduduk
Masalah yang tidak kalah penting untuk ditangani oleh
pemerintah kota Malang saat ini adalah pemukiman penduduk. Golongan masyarakat
yang berpenghasilan menengah kebawah masih cukup sulit dalam mencari permukiman
dikarenakan faktor keuangan. Hal seperti demikian menyebabkan terciptanya kawasan-kawasan
permukiman illegal disembarang tempat terutama kawasana yang letaknya tidak
jauh dengan pusat kota. Alasan kawasan illegal berkembang sacara tidak teratur
kemungkinan karena kurang adanya konsistensi dalam menangani masalah penduduk.
Akibatnya kawasan tersebut menjadi daerah kumuh yang akan berakibat menurunnya
kualitas hidup.
c) Ruang
Terbuka atau Taman Kota
Kota Malang memiliki ciri khas dalam hal penataan
ruang kota, yaitu taman kota. Sejak tahun 1933, arsitektur kota malang telah
dirancang sedemikian rupa oleh W.Thomas
Karsten dengan pengaturan tata taman dan ruangan terbuka yang
representatif. Hal itu terbukti terutama di kawasan Jalan Trunojoyo, jalan
kertanegara, jalan Tugu, jalan Gajah Mada, jalan Merbabu, jalan Ijen, dan jalan
Suropati. Tetapi perkembangan fisik kota Malang yang cukup tinggi berdampak
pada mengurangnya lahan terbuka hijau dan juga kurangnya sarana prasarana
olahraga. Selain itu, ruang terbuka yang telah ada kurang dimanfaatkan dengan
optimal, tidak sedikit perumahan yang tidak ada pepohonan peneduhnya, dan menghabiskan
seluruh kavling rumahnya untuk dibangun.
E.
Kesimpulan
Tidak mudah dalam
membangun suatu kota menjadi kota yang sejahtera dan kota yang lebih dominan
dari kota-kota yang lainnya. Ketahuilah bahwa kota yang telah dinilai baik
pasti di dalamnya masih terdapat masalah-masalah yang sedang di atasi khususnya
untuk wilayah kota Malang. Keanekaragaman dan sumber daya yang cukup melimpah
seharusnya lebih bisa di optimalkan kembali dengan memperhitungkan
kondisi-kondisi yang sekiranya akan sulit untuk dihadapi. Pemikiran yang
berorientasi ke depan untuk membangun suatu kota menjadi kota besar harus di
dominasi dengan baik. Mengembangkan sektor padat karya untuk mengcover sumber
daya manusia dapat menjadi pilihan yang cukup baik dalam membangun kota yang sejahtera.
Kesejahteraan masyarakat akan terjamin apabila sumber daya manusianya memiliki
skill dan keterampilan agar tidak kalah dalam bersaing untuk meraih kesuksesan
dalam hidup.
F.
Daftar Pustaka
http://ciptakarya.pu.go.id