Ada dua jenis tes yaitu tes uraian
atau tes esai dan tes objektif. Tes uraian terdiri dari uraian bebas, uraian
terbatas dan uraian berstruktur. Sedangakan tes objektif terdiri dari bentuk
pilihan benar-salah, pilihan ganda dengan beberapa variasinya, menjodohkan, dan
isian bpendek atau melengkapi.
Kelebihan
dari tes uraian adalah:
·
dapat mengukur proses mental yang
tinggi atau aspek kognitif tingkat tinggi
·
dapat mengembangkan kemampuan
berbahasa, baik lisan maupun tulisan, dengan baik dan benar sesuai dengan
kaidah berbahasa
·
dapat melatih kemampuan berpikir
teratur atau penalaran
·
mengembangkan keterampilan pemecahan
masalah
·
adanya keuntungan teknis seperti
mudah membuat soalnya sehingga tanpa memakan waktu yang lama
Kekurangan
dari tes uraian adalah:
·
sampel tes sangat terbatas sebab
dengan tes ini tidak akan mungkin dapat menguji semua bahan yang telah
diberikan
·
sifatnya sangat subjektif, baik
dalam menanyakan, dalam membuat pertanyaan, ataupun dalam cara memeriksa
·
tes ini biasanya kurang reliabel,
mengungkap aspek yang terbatas, pemeriksaannya memerlukan waktu lama
2.
Jenis-jenis tes uraian
·
Uraian bebas. Dalam
uraian bebas jawaban peserta didik tidak dibatasi, bergantung pada pandangan
peserta didik itu sendiri. Di lain pihak guru juga bebas menilai jawaban yang
dianggapnya benar, yang kurang benar
atau kurang lengkap dan salah sama sekali. Kelemahan tes ini adalah sukar
menilainya karena jawaban peserta didik bisa bervariasi, sulit menentukan
kriteria penilaian, sangat subjektif karena bergantung pada guru sebagai
penilai.
·
Uraian terbatas. Dalam
bentuk ini pertanyaan telah diarahkan kepada hal-hal tertentu atau ada pembatas
tertentu. Pembatasan bisa dari segi ruang lingkup, sudut pandang,
indikator-indikatornya. Penilaian untuk tes terbatas lebih mudah daripada
uraian bebas karena telah ada indikatornya.
·
Uraian berstruktur. Soal
berstruktur dipandang sebagai bentuk antara soal-soal objektif dan soal-soal
esai. Uraian berstruktur merupakan serangkaian soal jawaban singkat sekalipun
bersifat terbuka dan bebas menjawabnya. Soal berstruktur berisi unsur-unsur
pengantar soal, seperangkat data, dan serangkaian subsoal. Keuntungan soal
berstruktur diantaranya: satu soal bisa terdiri dari beberapa subsoal atau
pertanyaan, setiap pertanyaan yang diajukan mengacu pada suatu data tertentu
sehingga jelas dan terarah, soal-soal berkaitan satu sama lain dan bisa diurutkan
berdasarkan tingkat kesulitan. Kelemahannya: bidang yang diujikan menjadi
terbatas, kurang praktis sebab satu permasalahan harus dirumuskan dalam
pemaparan yang lengkap disertai data yang memadai.
- Tes Objektif
Soal-soal
bentuk objektif banyak digunakan dalam menilai hasil belajar. Hal ini
disebabkan karena luasnya bahan pelajaran yang dapat dicakup dalam tes dan
mudahnya menilai jawaban yang diberikan
3. Jenis-jenis
tes objektif
·
Bentuk soal jawaban singkat. Bentuk ini
menghendaki jawaban dalam bentuk kata, bilangan, kalimat, atau simbol dan jawabannya hanya dapat bernilai benar atau salah.
Kelebihan: menyusun soalnya relatif lebih mudah, kecil kemungkinan peserta
didik memberi jawaban dengan cara
menebak, menuntut peserta didik untuk dapat menjawab dengan singkat dan tepat,
hasil penilaiannya cukup mudah. Kekurangan: kurang dapat mengukur aspek
pengetahuan yang lebih tinggi, memerlukan waktu yang agak lama untuk menilainya
sekalipun tidak selama soal uraian, menyulitkan pemeriksaan apabila jawaban peserta
didik membingungkan pemeriksa.
·
Bentuk soal benar-salah. Bentuk
soal ini adalah bentuk tes yang soal-soalnya berupa pernyataan. Sebagian dari
pernyataan itu merupakan pernyataan benar dan sebagian lagi pernyataan salah.
Kelebihan: pemeriksaan dapat dilakukan dengan cepat dan objektif, soal dapat
disusun dengan mudah. Kekurangan: kurang dapat mengukur aspek pengetahuan yang
lebih tinggi, banyak masalah yang tidak dapat dinyatakan hanya dengan dua
kemungkinan.
·
Bentuk soal menjodohkan. Bentuk
soal menjodohkan terdiri dari dua kelompok yang pararel. Kedua kelompok ini
berada dalam satu kesatuan. Kelompok sebelah kiri merupakan bagian dari soal
dan kelompok sebelah kanan merupakan bagian dari jawaban. Kelebihan:
penilaiannya dapat dilakukan dengan cepat dan objektif, tepat digunakan untuk
mengukur kemampuan mengidentifikasi dua hal yang berhubungan, dapat mengukur
ruang lingkup pokok bahasan atau subpokok bahasan yang lebih luas. Kekurangan:
hanya dapat mengukur hal-hal yang didasarkan atas fakta dan hafalan, sukar
untuk menentukan materi yang mengukur hal-hal yang berhubungan.
·
Bentuk soal pilihan ganda. Bentuk
soal ini adalah bentuk tes yang mempunyai satu jawaban yang benar atau paling
tepat. Kelebihan: materi yang diujikan dapat mencakup sebagian besar dari bahan
pengajaran yang telah diberikan, jawaban dapat dinilai dengan mudah dan cepat
dengan kunci jawaban, jawaban untuk setiap pertanyaan sudah pasti benar atau
salah. Kekurangan: kemungkinan untuk menebak jawaban cukup besar, proses
berpikir peserta didik tidak dapat dilihat dengan nyata
4. non tes
·
Alat ukur untuk memperoleh informasi
hasil belajar non tes terutama digunakan untuk mengukur perubahan tingkah laku
yang berkenaan dengan ranah kognitif, afektif, maupun psikomotor terutama yang
berhubungan dengan apa yang dapat dibuat atau dikerjakan oleh peserta didik daripada
apa yang akan diketahui dan dipahaminya. Dengan kata lain alat pengukuran
seperti itu terutama berhubungan dengan penampilan yang dapat diamati daripada
pengetahuan dan proses mental lainnya yag tidak dapat diamati dengan indera. Di
samping itu, alat ukur seperti ini memang merupakan satu kesatuan dengan alat
ukur tes lainnya, karena tes pada umumnya mengukur apa yang diketahui,
dipahami, diaplikasikan atau yang dapat dikuasai oleh peserta didik dalam
tingkatan proses mental yang lebih tinggi. Tetapi, belum ada jaminan bahwa yang
mereka miliki dalam kemampuan mental itu dapat didemonstrasikan dalam tingkah
lakunya. Karena itu dibutuhkan beberapa alat ukur lain yang dapat memeriksa
kemampuan atau penampilan tentang apa yang telah diketahui dan dimiliki dalam
tindakan sehari-hari. Jadi, alat ukur non tes merupakan bagian keseluruhan dari
alat ukur hasil belajar peserta didik.
5.
Menurut Asmawi
Zainul dan Noehi Nasution
Alat ukur keberhasilan belajar
non tes yang umum digunakan yaitu:
1.
Participation
Charts atau bagan partisipasi
Salah satu tujuan yang ingin dicapai
dalam suatu proses belajar mengajar ialah keikutsertaan peserta didik secara
sukarela dalam kegiatan belajar mengajar tersebut. Jadi, keikutsertaan tersebut
selain merupakan salah satu usaha memudahkan peserta didik untuk memahami
konsep yang sedang dibicarakan dan meningkatkan daya tahan ingatan untuk
mengenai suatu isi pelajaran tertentu, juga dimaksudkan untuk menjadikan proses
belajar mengajar sebagai alat meningkatkan percaya diri, harga diri, dan
lain-lain. Dengan demikian keikutsertaan peserta didik dalam suatu proses
pembelajaran harus diukur, karena ia memiliki informasi yang kaya tentang hasil
belajar yang bersifat non-kognitif. Sungguhpun participation charts belum dapat memberikan informasi tentang
alasan seseorang ikut serta dalam suatu kegiatan, tetapi pola keikutsertaan
dalam aktivitas sudah dapat menjelaskan suatu hasil belajar yang penting yang
bersifat non-kognitif yaitu lebih bersifat afektif. Participation Charts ini terutama
berguna untuk mengamati kegiatan diskusi kelas.
2.
Check Lists (Daftar cek)
Esensi
dari Check Lists adalah untuk
menyatakan ada atau tidaknya suatu unsur, komponen, sifat, karakteristik atau
kejadian dalam suatu peristiwa, tugas atau satu kesatuan yang kompleks. Dalam
daftar cek pengamat hanya dapat menyatakan ada atau tidaknya suatu hal yang
sedang diamati, bukan memberi peringkat atau derajat kualitas hal tersebut
seperti pada rating scale. Check List bermanfaat
untuk mengukur hasil belajar yang berupa produk maupun prosedur atau proses
yang dapat dirinci ke dalam komponen-komponen yang lebih kecil, terdefinisi
secara operasional dan sangat spesifik. Check
Lists terdiri dari dua bagian yaitu komponen yang akan diamati dan tanda
yang menyatakan ada atau tidaknya komponen tersebut dalam observasi.
3. Rating scale (Skala Lajuan)
Rating scale adalah alat
pengukuran non-tes yang menggunakan suatu prosedur terstruktur untuk memperoleh
informasi tentang sesuatu yang diobservasi, yang menyatakan posisi sesuatu
dalam hubungannya dengan yang lain. Biasanya berisikan seperangkat pernyataan
tentang karakteristik atau kualitas dari
sesuatu yang akan diukur beserta pasangannya berbentuk semacam cara menilai.
Jadi suatu rating scale terdiri atas
2 bagian yaitu: (1) adanya pernyataan tentang keberadaan atau kualitas
keberadaan dari suatu unsure atau karakteristik tertentu, dan (2)adanya semacam
petunjuk penilaian tentang pernyataan tersebut.
4.
Skala sikap
Sikap
sebagai suatu konstruk psikologi harus memenuhi 2 kriteria yaitu dapat diamati
dan dapat diukur. Sikap adalah identitas kecenderungan positif atau negative
terhadap suatu objek psikologis tertentu.
Untuk mengukur sikap harus dikonstruksi skala sikap, yang dimulai dengan
menentukan dan mendefinisikan objek sikap yang akan diukur atau dengan klata
lain ”sikap terhadap apa?”. Dengan demikian
harus ditentukan batas-batas objek sikap yang akan diukur. Misalnya sikap orang
terhadap hukuman mati, bunuh diri atau kaum fundamentalis dan sebagainya.
Setelah itu dikumpulkan butiir-butir pernayataan tentang objek sikap tersebut.
Barulah kemudian ditentukan format jawaban yang akan digunakan dan cara
penskoran.
6. Langkah-Langkah
dalam Penyusunan Tes Hasil Belajar
Adapun
beberapa Langkah-langkah dalam penyusunan tes hasil belajar adalah :
- mendefinisikan tujuan-tujuan pembelajaran dan lingkup bahan ajar yang mestinya diungkap
- menyusun kisi-kisi
- membuat atau menulis soal sekaligus dengan kunci jawaban. Mengadakan pemeriksaan terhaadap butir soal secara rasional.
- mengorganisasikan tes menurut tipe-tipe soal yang dibuat.
- membuat petunjuk pengerjaan soal.
- mengadakan uji coba (try out)
- merevisi soal
- mengorganisasikan kembali soal dalam bentuk final
- memperbanyak soal
7.
Jenis Tes
Hasil Belajar
Secara garis besar terdapat tiga jenis hasil belajar yakni : tes
tertulis, tes lisan dan tes tindakan.
Dalam tes tertulis ada dua perangkat alat yang harus disediakan yakni
lembar soal yang sudah lengkap dengan petunjuk pegerjaannya dan lembar jawaban
yang akan diisi oleh siswa. Sedangakan didalalam tes lisan dilakukan dalam
suatu komunikasi langsung antara tester dan testi. Pada tes ini tester
mengajukan persoalan secara lisan dan testi harus menjawab
pertanyaan-pertanyaan secara lisan pula. Perangkat yang digunakan adalah
pokok-pokok pertanyaan yang akan diajukan dan pedoman penyekoran jawaban.
Berdeda dengan kedua tes diatas, isi uji dalam tes tindakan tidak
disajikan dalam bentuk pertannyaan melainkan dalam bentuk tugas. Dalam hal ini
testi melakukan suatu kegiatan berdasarkan intruksi atau petunjuk tertentu dan
tester mengamati keterampilan testi dalam menyelesaikan tugas tersebut. Hal
yang harus disiapkan disini adalah petunjuk atau intruksi tentang kegiatan yang
harus dilakukan, dan perlengkapan atau alat-alat praktek yang diperlukan, serta
pedoman pengamatan (pedoman penilaian). Lazimnya tes tindakan ini disebut ujian
praktek.
8.
Pemiihan
jenis-jenis tes yang harus digunakan tergantung pada banyak factor yang perlu
dipertimbangkan:
Pertama :
pertimbangan terhadap aspek perilaku atau bahan ajar yang akan diungkap.
Kedua :
pertimbangan terhadapa waktu yang tersedia.
Ketiga :
pertimbangan jumblah peserta tes.
Keempat :
pertimbangan terhadap kelengkapan fasilitas yang dibutuhkan.
8. Penyusunan Tes Hasil
Belajar
a.
Peryusunan Tes Tertulis
Pada
dasarnya ada dua bentuk soal tes tertulis yang lazim kita gunakan yakni: tes
uraian dan tes objektif.
1. Tes
Uraian
Tes
uraian merupakan suatu bentuk soal yang harus dijawab atau dipecahkan oleh
testi dengan cara mengemukan pendapat secara terurai. Dalam tes ini
memungkinkan timbulnya variasi dalam jawaban yang diberikan oleh testi (siswa)
karena jawaban yang diberikan bersifat subjektif. Tes uraian biasanya digunakan
untuk mengukur kemampuan kognitif yang relative tinggi dan kompleks.
Adapun
keunggulan dan kelemahan tes uraian yaitu:
Keunggulan
:
a.
Dapat
mengungkap aspek-aspek pengetahuan atau perilaku yang kompleks secara leluasa
b.
Menuntut
siswa untuk mengintegrasikan pengetahuan dalam menjawab persoalan
c.
Menunutut
kreatifitas siswa untuk mengorganisasikan sendiri jawabannya.
d.
Dapat
melihat jalan pikiran siswa dalam menjawab persoalan.
e.
Tidak
memberi kesempatan kepada siswa untuk menebak jawaban.
Kelemahan:
a.
Ruang
lingkup yang diungkap sangat terbatas.
b.
Memungkinkan
timbulnya keragaman dalam memberikan jawaban sehingga tidak ada rumusan benar
yang pasti.
c.
Lebih
memberikan peluang untuk bersifat subjektif
d.
Proses
penyekoran sering terganggu oeh factor-faktor lain diluar maksut pengukuran,
misalnya keindahan dan kerapian tulisan.
2. Tes
Objektif
Berbeda
dengan tes uraian, tugas-tugas dan persoalan-pesoalan dalam tes objektif sudah
terstruktur, sehingga jawaban terhadap soal-soal tersebut sudah dapat
ditentukan secara pasti.
Adapun
keunggulan-keunggulan dan kelemahan-kelemahan tes objektif adalah :
Keunggulan
:
a.
Waktu
yang dibutuhkan relative lebih singkat
b.
Panjang
pendeknya suatu tes (banyak sedikitnya butir soal) bisa berpengaruh terhadap
kadar reliabilitas
c.
Proses
pensekoran dapat dilakukan secara mudah karena kunci jawaban dapat dibuat
secara pasti
d.
Proses
penilaian dapat dilakukan secara objektif karena kunci jawaban sudah dapat
ditentukan secara pasti.
Kelemahan
:
a.
Terdapat
kemungkinan untuk dapat menebak jawaban dengan tepat. Tidak dapat mengetahui
jalan pikiran testi dalam menjawab suatu pesoalan.
b.
Membatasi
kreativitas siswa dalam menyusun jawaban sendiri.
c.
Bahan
ajar yang diungkap dengan ts objektif, pada umumnya lebih terbatas pada hal-hal
yang factual.
b.
Penyusunan Tes Lisan
Pada
dasarnya tes lisan sama dengan tes uraian, perbedaannya terletak pada
pelaksanaannya. Tes lisan dilakukan dalam suatu komunikasi langsung antara
tester dan testi.
Tes lisan
digunakan untuk mengevaluasi hasil belajar berupa kemampuan untuk mengemukakan
pendapat-pendapat atau gagasan-gagasan secara lisan. Jika bahan ajar yang
diajukan sama maka ideal sekali kalau siswa mendapat perangkat soal yang sama,
tetapi hal ini sulit untuk dilakukan secara serempak terhadap semua testi oleh
tester yang sama.
Adapun
keunggulan-keunggulan dan kelemahan dari tes lisan adalah :
Keunggulan
:
1.
Mengukur
kemampuan berpikir taraf tinggi secara lebih leluasa.
2.
Memungkinkan
untuk melakukan pengecekan
3.
Tak ada
kesempatan untuk menyontek
Kelemahan
:
1.
Lebih
memungkinkan untuk terjadinya ketidakadilan
2.
Memungkinkan
penguji untuk menyimpang dari lingkup bahan ajar yang diujikan
3.
Membutuhkan
waktu yang relative lebih lama
4.
Memerlukan
banyak format intrumen
5.
Peluang
subjektivitas dalam penilaian lebih terbuka.
c.
Penyusunan Tes Tindakan
Tes
tindakan dimaksutkan untuk mengukur keterampilan siswa dalam melakukan suatu
kegiatan. Dalam tes tindakan persoalan disajikan dalam bentuk tugas yang harus
dikerjakan oleh testi. Pada intinya ada dua unsur yang yang bisa dijadikan
bahan penilaian dalam tes tidakan yaitu: proses dan produk.
Adapun
keunggulan dan kelemahan dari tes tindakan ini adalah :
Keunggulan
:
1.
Cocok
untuk mengukur aspek perilaku psikomotor
2.
Dapat
digunakan untuk mengecek kesesuaian antara pengetahuan, teori, dan keterampilan
mempraktekkannya.
3.
Tak ada
kesempatan untuk menyontek
Kelemahan
:
1.
Lebih
sulitdalam mengadakan pengukuran
2.
Memerlukan
biaya yang relative lebih besar
3.
Memerlukan
waktu yang relatif.
1.
Menyusun Tes Hasil Belajar
Bidang study Geografi
Urutan langkah yang dilakukan adalah
:
1.
menentukan tujuan pengadaan tes
2.
mengadakan pembatasan terhadap bahan
yang akan diteskan
3.
merumuskan tujuan instruksional
khusus dari tiap bagain bahan.
4.
Menderetkan semua meteri dalam table persiapan yang memuat pula aspek tingkah
laku terkandung dalam tes itu.
5.
Menyusun table spesifikasi yang
memuat pokok materi, aspek berfikir yang diukur beserta imbangan antara kedua
hal tersebut.
6.
Menuliskan butir-butir soal,
didasarka atas materi geografi yang sudah
dituliskan pada tabel dan aspek tingkah
laku yang dicakup.
A.
Prosedur menyusun Indikator
Ø INDIKATOR HARUS BAIK
- spesifik dan jelas: mempunyai satu arti saja, menyampaikan informasi yang jelas tentang tingkah laku siswa yang diharapkan.
- berorientasi pada siswa: tingkah laku yang diharapkan pada siswa di akhir kegiatan pembelajaran, dan bukan tingkah laku apa yang dilakukan guru dalam mengajar
- menggunakan kata kerja yang menunjukkan tingkah laku yang dapat diamati/diukur
- mempunyai 4 komponen, yaitu ABCD
Ø Perumusan
tujuan (indikator) perlu karena:
- Indikator merupakan penjabaran lebih rinci dari tujuan yang lebih besar (kompetensi dasar/KD), sehingga bila indikator tercapai kemungkinan akan tercapainya KD akan lebih besar pula.
- membantu siswa, guru, dan evaluator memahami dengan jelas apa-apa yang diharapkan sebagai hasil suatu kegiatan pembelajaran.
- membantu siswa, sebab dengan adanya indikator ini siswa dapat mengatur waktu, energi, dan pemusatan perhatiannya pada tujuan yang akan dicapai
- membantu guru, sebab dengan adanya tujuan ini akan dapat mengatur kegiatan pembelajarannya, metodenya, strateginya untuk mencapai tujuan tersebut
- evaluator, sebab dengan adanya tujuan ini evaluator dapat menyusun tes sesuai dengan apa yang harus dicapai siswa
- indikator merupakan kerangka dari pembelajaran yang guru laksanakan
- indikator merupakan penanda tingkah laku yang harus diperlihatkan siswa seusai kegiatan pembelajaran
B.
Mensistensis
Bahan Pelajaran
Mensintesis
adalah mengaitkan topik-topik suatu bidang studi dengan keseluruhan isi bidang
studi, sehingga isi yang disajikan lebih bermakna menyebabkan siswa memiliki
ingatan yang baik dan lebih tahan lama terhadap topik-topik yang dipelajari.
Materi pembelajaran yang tepat untuk disajikan dalam kegiatan pembelajaran
adalah
(1)
relevan dengan sasaran
pembelajaran,
(2)
tingkat kesukaran sesuai dengan taraf
kemampuan pebelajar,
(3)
dapat memotivasi
pebelajar,
(4)
mampu mengaktifkan
pikiran dan kegiatan pebelajar,
(5)
sesuai dengan prosedur
pengajaran yang ditentukan, dan
(6)
sesuai dengan media
pengajaran yang tersedia.
C.
Menyusun
Kisi-kisi Soal
Kisi-kisi yang baik harus memenuhi persyaratan berikut ini:
a)
Kisi-kisi
harus dapat mewakili isi silabus/kurikulum atau materi yang telah
diajarkan secara tepat dan proporsional.
b)
Komponen-komponennya
diuraikan secara jelas dan mudah dipahami.
c)
Materi yang
hendak ditanyakan dapat dibuatkan soalnya.
1. Nama sekolah
Nama sekolah ini menunjukkan tempat
penyelenggaraan pendidikan dan pembelajaran yang akan dievaluasi proses
pembelajarannya. Ini merupakan identitas sekolah.
2. Satuan
pendidikan
Satuan pendidikan menunjukkan
tingkatan pendidikan yang menyelenggarakan proses pendidikan dan akan
dievaluasi. Satuan pendidikan ini
misalnya SD, SMP, SMA/SMK.
3. Mata
Pelajaran
Mata pelajaran yang dimaksudkan
dalam hal ini adalah mata pelajaran yang akan dibuatkan kisi-kisi soal dan dievaluasi
hasil belajar anak-anak. Misalnya Matematika.
4. Kelas/semester
Kelas/semester menunjukkan tingkatan
yang akan dievaluasi, dengan menvantumkan kelas atau semsester ini, maka kita
semakin tahu batasan materi yang akan kita jadikan soal evaluasi proses.
5. Kurikulum
acuan
Seperti yang kita ketahui model
kurikulum di negeri ini selalu berganti, akhirnya ada tumpah tindih antara
kurikulum yang digunakan dan kurikulum baru. Untuk hal tersebut maka kita
informasikan kurikulum yang digunakan dalam penyusunan kisi-kisi penulisan
soal. Misalny, KTSP.
6. Alokasi
waktu
Alokasi waktu ini ditulis sebagai
penyediaan waktu untuk penyelesaian soal. Dengan alokasi ini, maka kita dapa
memperkirakan kesulitan soal. Dan jumlah soal yang harus dibuat guru agar
anak-anak tidak kehabisan waktu saat mengerjakan soal.
7. Jumlah soal
Jumlah soal menunjukkan berapa
banyak soal yang harus dibuat dan dikerjakan anak-anak sesuai dengan jatah
alokasi waktu yang sudah dikerjakan untuk ujian bersangkutan. Dalam hal ini
guru sudah memperkirakan penggunaan waktu untk masing-masing soal.
8. Penulis/guru
mata pelajaran
Ini menunjukkan identias guru mata
pelajaran atau penulis kisi-kisi soal. Hal ini sangat penting untuk mengetahui
tingkat kelayakan seseorang dalam penuisan kisi-kisi dan soalnya.
9. Standar
kompetensi
Standar kompetensi menunjukan kondis
standar yang akan dicapai oleh peserta didik setelah mengikuti proses
pendidikan dan pembelajaran. Dengan standar kompetensi ini maka guru dan anak
didik dapat mempersiapakan segala yang harus dilakukan.
10. Kompetensi
dasar
Kompetensi dasar menunjukkan hal
yang seharusnya dimiliki oleh anak didik setelah mengikuti proses pendidikan
dan pembelajaran. Dalam penulisan kisi-kisi soal aspek ini kita munculkan untuk
mengevaluasi tingkat pencapaiannya.
11. Materi pelajaran
Ini menunjukkan semua materi
yang diberkan untuk proses pendidikan
dan pembelajaran. Dalam penulisan kisi-kisi soal, aspek ini merupakan batasan
isi dari materi pelajaran yang kita jadikan soal.
12. Indikator
soal
Indicator soal menunjukan perkiraan
kondisi yang diambil dalam soal ujian. Indikasi yang bagaimana dari materi
pelajaran yang diterapkan disekolah.
13. Bentuk soal
Bentuk soal yang dimaksudkan adalah
subjektif tes atau objektif tes. Untuk memudahkan kita dalam menyusun soal,
maka kita harus menentukan bentuk yes dalam setiap materi pelajaran yang kita
ujikan dalam proses evaluasi.
14. Nomor soal
Nomor soal
menunjukkan urutan soal untuk materi atau soal yang guru buat. Dal hal ini,
setiap standar kompetensi dan kompetensi dasar, penulisan nomor soal
dikisi-kisi penulisan soal tidak selalu berurutan.guru dapat menulis secara
acak. Misalnya, standar kompetensi A dan
komptensi dasar A1 dapat saja diletakkan pada nomor 3 dan seterusnya sehingga
tidak selalu standar kompetensi pertama dan kompetensir dasar pertama harus
diurutkan di nomor satu
D.
Rambu-Rambu Tes
Dalam membuat soal tes uraian
maupun tes obyektif ada rambu-rambu yang harus di perhatikan oleh pembuat soal,
seperti dalam membuat soal uraian rambu rambunya adalah
1.
Soal hendaknya di rumuskan
secara jelas dan tegas batas-batasnya.
2.
Dalam setiap soal hendaknya
sudah terkandung maksud dari jawaban yang di kehendaki oleh penyusun soal.
3.
Kunci jawaban hendaknya di
buat serempak kebersamaan dengan penyusun soal.
4.
Seluruh bahan ujian hendaknya
di olah dan di padukan
Sedangkan rambu-rambu soal
benar salah
1.
Petunjuk pengerjaan jelas
terlebih dahulu
2.
Setiap soal tidak boleh
mengandung kata-kata meragukan
3.
Hindari kalimat menyangkal
karena akan membingungkan siswa.
4.
Penggunaan kalimat tunggal
yang pendek saja, dan
5.
Jangan membuat soal yang masih
di persoalkan.
Untuk soal pilihan Ganda/jamak
1.
Pernyataan masalah harus jelas
mempersoalkan suatu masalah
2.
Pada satu soal mempunyai satu
jawaban yang betul
3.
Perumusan masalah hendaknya
merupakan kalimat yang lengkap dan dapat di lengkapi oleh pilihan jawaban
Pada soal penjodohkan
rambu-rambu yang perlu di perhatikan
adalah
1.
Jumlah jodoh/pasangan
hendaknya lebih besar daripada jodohnya, dan jumlah soal tidak terlalu banyak
Pada Soal isian
1.
Bagian kalimat yang di ganti
dengan titik-titik hendaknya merupakan bangian yang terpenting.
2.
Penggunaan kalimat yang mudah
di pahami
3.
Panjang titik-titik sebanding
dengan panjang isian
4.
aBagian kalimat yang di ganti
dengan titik-titik hendaknya di bagian tengah atau akhir.
Jawaban Singkat
1.
Jawaban tidak memerlukan
uraian panjang lebar
2.
Setiap soal hendaknya di jawab
secara mutlak
3.
Susunan kalimat hendaknya
sederhana dan jelas.
Contoh
Penyusunan soal/kisi-kisi soal
Contoh penyebaran butir
soal untuk penilaian akhir semester ganjil
No
|
Kompetensi
Dasar
|
Materi
|
Jumlah soal tes tulis
|
Jumlah soal
Praktik
|
|
PG
|
Uraian
|
||||
1
|
1.1 …………
|
………..
|
6
|
–
|
–
|
2
|
1.2 …………
|
………..
|
3
|
1
|
–
|
3
|
1.3 …………
|
………..
|
4
|
–
|
1
|
4
|
2.1 …………
|
………..
|
5
|
1
|
–
|
5
|
2.2 …………
|
………..
|
8
|
1
|
–
|
6
|
3.1 …………
|
………..
|
6
|
–
|
1
|
7
|
3.2 ………..
|
………..
|
–
|
2
|
–
|
8
|
3.3 ……….
|
………..
|
8
|
–
|
–
|
Jumlah soal
|
40
|
5
|
2
|
D. Penyusunan
Kisi-kisi
Kisi-kisi merupakan
deskripsi kompetensi dan materi yang akan diujikan. Tujuan penyusunan kisi-kisi
adalah untuk menentukan ruang lingkup dan sebagai petunjuk dalam menulis soal.
Kisi-kisi dapat berbentuk format atau matriks seperti contoh berikut ini.
FORMAT
KISI-KISI PENULISAN SOAL
Jenis sekolah : …………… Jumlah soal : ………………
Mata pelajaran : …………… Bentuk soal/tes : ………………
Kurikulum
: …………… Penyusun : 1. ……………
Alokasi
waktu : …………… 2. ……………
no
|
Standar Kompetensi
|
Kompetensi Dasar
|
Kls/
smt
|
Materi
pokok
|
Indikator soal
|
Nomor
Soal
|
Keterangan:
Isi pada
kolom 2, 3. 4, dan 5 adalah harus sesuai dengan pernyataan yang ada di dalam
silabus/kurikulum. Penulis kisi-kisi tidak diperkenankan mengarang sendiri,
kecuali pada kolom 6.
Kisi-kisi
yang baik harus memenuhi persyaratan berikut ini.
1.
Kisi-kisi harus dapat mewakili isi silabus/kurikulum atau materi yang telah
diajarkan secara tepat dan proporsional.
2.
Komponen-komponennya diuraikan secara jelas dan mudah dipahami.
3.
Materi yang hendak ditanyakan dapat dibuatkan soalnya.