Bentang perairan yang terdapat di wilayah daratan secara khusus dapat
dipelajari oleh ilmu hidrologi, sedangkan bentang perairan laut dipelajari oleh ilmu oseanografi.
Dalam perairan darat juga terdapat daur hidrologi yaitu suatu sirkulasi air
yang disebabkan karena adanya penyinaran matahari dan proses-proses alam, air
bergerak dalam suatu lingkaran peredaran.
A.
Unnsur-Unsur Utama Hidrologi
Selain istilah hidrologi, terdapat juga
istilah hidrosfer yang berarti lapisan
air yang menyelubungi bumi. Pergerakan
dan perubahan bentuk air selalu berputar dan berulang,hal yang demikian biasa
disebut siklus hidrologi.
Air di
bumi akan mengalami penguapan yang disebabkan oleh panas sinar matahari.
Penguapan dapat berasal dari badan air
secara langsung disebutevaporasi. Penguapan air yang terkandung dalam tumbuhan
disebut transpirasi. Jika penguapan dari permukaan air bersama dengan penguapan
dari tumbuhan disebutevapotranspirasi, sedangkan penguapan airdari dedaunan dan
batang pohon yang basah disebut
intersepsi.
Uap air hasil evaporasi, tranpirasi,
evapotranspirasi dan intersepsi bergerak ke atmosfer kemudian akan menjadi
awan. Akibat hembusan angina wan akan dibawa kepuncak-puncak gunung. Hujan
dalam istilah hidrologi disebut presipitasi.Presipitasi adalah tetes air dari
awan yang jatuh ke permukaan tanah. Jika diamati unsur utama siklus hidrologi
adalah matahari dan air.
1.
Macam-macam Siklus Air
Proses perjalanan air di permukaan bumi dan
kembali ke atmosfer terus berlangsung
sehingga membentuk lingkaran yang tidak terputus. Sirkulasi air tersebut
dinamakan daur hidrologi.
a.
Siklus Pendek
Siklus pendek (siklus kecil) adalah air laut
menguap, terjadi kondensasi, uap air membentuk awan dan selanjutnya terjadi
hujan yang jatuh kembali ke laut.
b.
Siklus sedang
Siklus sedang (siklus menengah) adalah air
laut menguap, terjadi kondensasi, uap air terbawa angin, membentuk awan di atas
daratan, hujan jatuh di daratan menjadi
air darat dan selanjutnya kembali ke laut.
c.
Siklus Panjang
Siklus
panjang (siklus besar) adalah air laut menguap, terjadi kondensasi, uap air
terbawa angin, membentuk awan di atas daratan sampai ke pegunungan yang
tinggi,jatuh sebagai salju terbentuk gletser, mengalir ke sungai dan
selanjutnya kembali ke laut.
B. Berbagai Jenis Perairan Darat
Ilmu yang memprlajari perairan darat disebut
higrologi. Ilmu yang mempelajari perairan darat dapat dibedakan sebagai
berikut.
1.
Potamologi, yaitu cabang hidrologi yang mempelajari tentang air yang
mengalir di permukaan tanah.
2.
Limnologi, yaitu cabang hidrologi yang mempelajari tentang air yang
menggenang di permukaan tanah.
3.
Geohidrologi, yaitu cabang hidrologi yang mempelajari tentang air yang
ada di bawah permukaan tanah.
4.
Kriologi, yaitu cabanag hidrologi yang mempelajaritentang salju dan es.
5.
Hidrometeorologi, yaitu mempelajari tentang aspek meteorologi yang
berperan terhadap aspek hidrologi.
Peraiaran darat dapat dibedakan menjadi
beberapa bagian yaitu.
1.
Sungai
a.
Klasifikasi Sungai
Sungai adalah alur-alur, baik yang berukuran
kecil maupun besar. Sungai dapat dibedakan berdasarkan arah aliran, sumber air,
kontinuitas aliran, dan struktur geologinya.
•
Berdasarkan arah aliran :
1.
Sungai Konsekuen, adalah sungai yang airnya mengalir mengikuti arah
lereng awal.
2.
Sungai Subsekuen atau strike valley adalah sungai yang aliran airnya
mengikuti strike batuan.
3.
Sungai Obsekuen, adalah sungai yang aliran airnya berlawanan arah dengan
sungai konsekuen atau berlawanan arah dengan kemiringan lapisan batuan serta
bermuara di sungai subsekuen.
4.
Sungai Resekuen, adalah sungai yang airnya mengalir mengikuti arah
kemiringan lapisan batuan dan bermuara di sungai subsekuen.
5.
Sungai Insekuen, adalah sungai yang mengalir tidak terkontrol oleh
litologi maupun struktur geologi.
•
Berdasarkan sumber airnya, sungai dapat dibedakan sebagai berikut.
1.
Sungai Hujan, adalah sungai yang airnya berasal dari air hujan atau
sumber mata air. Contohnya adalah sungai-sungai yang ada di pulau Jawa dan Nusa
Tenggara.
2.
Sungai Gletser, adalah sungai yang airnya berasal dari pencairan es.
Contoh sungai yang airnya benar-benar murni berasal dari pencairan es saja (ansich)
boleh dikatakan tidak ada, namun pada bagian hulu sungai Gangga di India (yang
berhulu di Peg. Himalaya) dan hulu sungai Phein di Jerman (yang berhulu di
Pegunungan Alpen) dapat dikatakan sebagai contoh jenis sungai ini.
3.
Sungai Campuran, adalah sungai yang airnya berasal dari pencairan es
(gletser), dari hujan, dan dari sumber mata air. Contoh sungai jenis ini adalah
sungai Digul dan sungai Mamberamo di Papua (Irian Jaya).
•
Berdasarkan kontinuitas aliran, sungai dapat dibedakan menjadi empat
yaitu,
1.
Sungai perennial, yaitu sungai yang mengalir sepanjang tahun, sungai ini
dapat di bedakan menjadi : Sungai Campuran, adalah sungai yang airnya berasal
dari pencairan es (gletser), dari hujan, dan dari sumber mata air. Contoh
sungai jenis ini adalah sungai Digul dan sungai Mamberamo di Papua (Irian
Jaya). Sungai Periodik, adalah sungai yang pada waktu musim hujan airnya
banyak, sedangkan pada musim kemarau airnya kecil. Contoh sungai jenis ini
banyak terdapat di pulau Jawa misalnya sungai Bengawan Solo, dan sungai Opak di
Jawa Tengah. Sungai Progo dan sungai Code di Daerah Istimewa Yogyakarta serta
sungai Brantas di Jawa Timur.
2.
Sungai Episodik, adalah sungai yang pada musim kemarau airnya kering dan
pada musim hujan airnya banyak. Contoh sungai jenis ini adalah sungai Kalada di
pulau Sumba.
3.
Sungai Ephemeral, adalah sungai yang ada airnya hanya pada saat musim
hujan dan beberapa saat setelah hujan, berhenti.
•
Berdasarkan struktur geologinya, sungai dapat dibedakan menjadi dua,
yaitu sebagai berikut.
1.
Sungai Anteseden adalah sungai yang tetap mempertahankan arah aliran
airnya walaupun ada struktur geologi (batuan) yang melintang. Hal ini terjadi
karena kekuatan arusnya, sehingga mampu menembus batuan yang merintanginya.
2.
Sungai Superposed, adalah sungai yang melintang, struktur dan prosesnya
dibimbing oleh lapisan batuan yang menutupinya.
b.
Pola Aliran Sungai
Susunan aliran sungai yang akhirnya menuju
sungai indukdan akhirnya mengalir ke danau atau laut disebut pola aliran.
Bentuk pola aliran sungai yang sering dijumpai adalah sebagai berikut.
1.
Pola aliran radial sentrifugal
Radial sentrifugal, adalah pola aliran yang
menyebar meninggalkan pusatnya. Pola aliran ini terdapat di daerah gunung yang
berbentuk kerucut.
2.
Pola aliran radial sentripetal
Radial sentrifugal, adalah pola aliran yang
menyebar meninggalkan pusatnya. Pola aliran ini terdapat di daerah gunung yang
berbentuk kerucut.
3.
Pola aliran dendritik
Dendritik, adalah pola aliran yang tidak
teratur. Pola alirannya seperti pohon, di mana sungai induk memperoleh aliran
dari anak sungainya. Jenis ini biasanya terdapat di daerah datar atau daerah
dataran pantai
4.
Pola aliran rectangular
Rektangular, adalah pola aliran yang membentuk
sudut siku-siku atau hampir siku-siku 90°.
5.
Pola aliran trellis
Trellis, adalah pola aliran yang menyirip
seperti daun.
6.
Pola aliran annular
Anular, adalah pola aliran sungai yang membentuk
lingkaran. Anak-anak sungai menuju sungai
subsekuen. Pola ini berkembang pada daerah yang berbentuk kubah(dome).
7.
Pola aliran paralel
Pola aliran ini membentuk sudut lancip.
Polaini berkembang pada daerah yang mempunyai kemiringan lereng agak curam
hingga curam
c.
Lembah sungai
Bentuk lembah sungai dapat dibedakan menjadi
tiga jenis, sesuai dengan lokasi lembah sungai tersebut berada.
1.
Lembah sungai bagian hulu
Sungai di bagian hulu mempunyai sifat aliran
yang cukup deras, sehingga kemampuan mengikisnya sangat kuat. Erosi dibagian hulu biasany bersifat kedalam
sehingga membentuk huruf V. Pengendapan material tidak terjadi, karena arus
yang kuat. Ciri lain adalah airya jernih dan terkadang terdapat air terjun.
2.
Lembah sungai bagian tengah
Pada lembah sungai bagian tengah, erosi vertikal mulai berkurang dan erosi kearah samping mulai terjadi
sehingga membuat lembah sungai bagian tengah berbentuk U. Kecepatan aliran
mulai berkurang dan sedimentasi mulai
terjadi.
3.
Lembah sungai bagian hilir
Aliran air dibagian hilir mempunyai kemampuan
mengikis yang sangat lemah. Penampang saluran berbentuk U yang dasarnya
melebar. Endapan banyak terjadi dengan material yang halus, sering bermeander,
terbentuk gosong dan terdapat delta di muaranya.
d.
Manfaat sungai
Sungai mempunyai manfaat bagi kehidupan,
antara lain : sumber air rumah tangga (minum, makan, mandi, mencuci dan untuk
masak), sumber air industri, irigasi,perikanan, rekreasi serta sumber bahan
bangunan(pasir, kerikil, dan batu).
Untuk itu, keberadaan sungai perlu dijaga
kelestariannya, yaitu dengan cara:
1)
Menjaga kelestarian hutan dibagian hulu DAS
2)
Menjaga kelestarian tanah di wilayah pertanian
3)
Membuat sabuk hijau di sekitar tebing sungai
4) Melarang pembuangan limbah ke sungai
5)
Melarang pembuangan sampah di sungai
6)
Pengambilan bahan bangunan
7)
Meningkatkan kegiatan program kali bersih (prokasih)
2.
Danau
Suatu genangan dapat dikatakann sebagai danau
jika mempunyai syarat-syarat sebagai
berikut.
a.
Genangan air cukup dalam dan sudah menunjukan adanya perbedaan suhu pada
kedalaman tertentu.
b.
Tumbuhan aquatik yang mengapung tidak dapat menutup seluruh permukaan
air dan biasanya hanya bagian pinggir.
c.
Sudah menunjukkan adanya gelombang.
Danau dapat diklasifikasikan, antara lain
berdasarkan cara terjadinya, aliran air, dan kandungan karbondioksida.
A.
Berdasarkan cara terjadinya
Berdasarkan cara terjadinya danaudapat
dibedakan menjadi enam, yaitu sebagai berikut.
1.
Danau tektonik
Danau ini terjadi karena adanya patahan,
lipatan atau rekahan. Peristiwa ini dapat menimbulkan terbentuknya basin. Jika
basin terisi air maka akan terbentuk danau. Contoh danau adalah danau toba
yang terdapat di Sumatera Utara.
2.
Danau kawah
Akibat letusan gunung berapi dapat menimbulkan
cekungan pada puncak gunung. Jika cekungan ini terisi oleh air maka akan
menjadi danau kawah.
3.
Danau gletser
Danau ini akan terbentuk sebagai akibat
pencairan salju, es atau glester yang kemudian airnya mengisi cekungan
dibawahnya.
4.
Danau karst
Danau ini akibat adanya dolina yang tersumbat.
Danau ini terbentu pada daerah yang berbatuan gamping atau topografi karst.
5.
Danau bendungan
Danau ini terbentuk karena adanya pembendungan
aliran air oleh manusia.
6.
Danau laguna
Danau ini terbentuk sebagai akibat dari adanya
aktivitas ombak dan arus pantai.
B.
Berdasarkan aliran air
Berdasarkan aliran air danau dapat dibedakan
menjadi dua berikut ini.
1.
Danau aliran, yaitu danau yang mendampat air darialiran sungai, tetapi
danau tersebut juga memberikan aliran air pada danau di bawahnya.
2.
Danau tanpa jalan keluar, yaittu danau yang mendapat air dari aliran
tetapi tidak mempunyai jalan keluar. Jadi, air akan berkurang karena penguapan.
C.
Berdasarkan kandungan CO2
Berdasarkan kandungan CO2, danau dapat
dibedakan menjadi tiga, yaitu
1.
Danau air halus
Airnya mengandung sedikit kalsium dan
magnesium dan mempunyai kandungan CO2 kurang dari 5cc per liter.
2.
Danau kelas menengah
Air danau ini mempunyai kandungan CO2 antara
5-22 cc per liter
3.
Danau air keras
Air danau ini mempunyai kandungan CO2 lebih
dari 22 cc per liter
Danau mempunyai banyak manfaat besar bagi kehidupan. Oleh karena itu,
manusia senang membuat danau yang sering disebut waduk. Danau memiliki manfaat
yang besar. Untuk itu, keberadaan danau perlu dijaga dengan baik. Cara yang
dapat dilakukan untuk melestarikan danau antara lain:
1)
Menjaga kelestarian hutan di bagian hulu DAS
2)
Membuat sabuk hijau di sekitar tebing danau
3)
Mengadakan konservasi tanah diatas waduk
4)
Tidak membuang limbah, baik limbah rumah tangga maupun industri ke
danau.
3.
Telaga
Pada dasarnya telaga sama dengan danau.
Perbedaannya terletak pada ukurannya. Di pulau jawa, telaga banyak dijumpai di
daerah topografi karst seperti di Pegunungan Sewu. Telaga dapat dimanfaatkan untuk sumber air
bersih, perikanan dan rekreasi.
Usaha untuk melestarikan telaga dapat
dilakukan dengan cara:
a.
Konservasi tanah diisekitar telaga
b.
Membuat sabuk hijau di sekitar tebing telaga
c.
Tidakmembuang limbah di telaga