Halaman
kampus Universitas Kanjuruhan Malang (Unikama) kemarin menjadi panggung
pertunjukan kesenian. Puluhan grup kesenian tradisional menampilkan
kebolehannya, ada yang menari kuda lumping, bantengan dan lainnya.
Mahasiswa pun tampak antusias menyaksikan pertunjukan budaya khas Jawa
Timuran itu.
Menurut
Ketua Panitia Acara, Drs. Darmanto, MM, pertunjukan budaya tersebut
dilaksanakan dalam rangka Suroan. Mahasiswa sengaja diberikan
pengetahuan budaya yang beragam untuk memperkaya pengetahuan mereka
dalam rangka pendidikan karakter.
”Jangan salahkan Malaysia kalau mereka mengambil budaya kita, karena selama ini kita tidak memberikan wadah kepada anak muda untuk mengenal budaya sendiri. Dan hal itulah yang coba dilakukan kampus ini,” ungkapnya.
Kuda lumping menurutnya menjadi sebuah simbol keinginan rakyat kecil untuk bisa menunggang kuda selayaknya prajurit kerajaan. Simbol ini senada dengan keinginan para mahasiswa untuk bisa menggapai kedudukan tinggi sebagaimana impian orang miskin bisa naik kuda. Pengenalan budaya seperti ini menurut Dengkek, panggilan akrab Darmanto merupakan hal dasar untuk menjawab kekhawatiran masyarakat bahwa generasi muda tak lagi cinta budaya. Buktinya saat ada wadah mengenal budaya, anak muda pun langsung bisa jatuh cinta.
Menurutnya suguhan budaya tak hanya diberikan saat ini saja, tapi dalam beberapa kali kegiatan. Seperti acara bersih desa Kanjuruhan dan juga Macapatan. Dalam kegiatan macapatan itu kampus mengundang pelaku budaya macapatan yang saat ini hampir punah. Dari lima pelaku macapat dan saat ini hanya tinggal tiga orang yang masih bisa berkarya. ”Kami mengundang para pelaku budaya itu di kampus ini, mengenalkan kepada mahasiswa agar mereka tertarik untuk belajar dan menguasai kesenian ini,” ujarnya.
Menurutnya upaya penanaman karakter pada mahasiswa tidak hanya dilakukan melalui pengenalan budaya saja, tapi disisi lain kegiatan spiritual keagamaan juga diberikan. Pengkayaan pengetahuan mahasiswa ini diharapkan akan menguatkan karakter mahasiswa menjadi insan yang cinta kepada bangsa. ”Ternyata anak muda juga suka dengan budaya tradisional, tinggal bagaimana kita mewadahi mereka,” tegasnya.
Sementara itu kemarin Program Studi Pendidikan Bahasa Inggris Unikama juga sukses menggelar acara kuliah tamu menghadirkan pembicara dari Amerika, Cynthia Pawelzick. Acara yang dipersembahkan oleh English Department Students Association (EDSA) itu juga dimeriahkan dengan penampilan glamor dari peserta seminar.
”Kuliah tamu ini dilaksanakan untuk memberikan wawasan kepada mahasiswa agar tidak minder dan malu berbicara dalam komunitas berbahasa Inggris,” ungkap Ketua Prodi Pendidikan Bahasa Inggris Unikama, Maria Cholifah, S.S M.Pd